Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘tempa’ memiliki arti sebagai berikut:
- tempa: /tem·pa/ v, me·nem·pa: v 1 memukul-mukul (besi dsb) untuk dibuat perkakas (spt pisau); menggembleng. Contoh: para pandai besi sedang tempa besi untuk dijadikan pacul dan golok; 2 membuat (pisau, keris, dsb). Contoh: tempa parang (pisau); pabrik yg tempa barang-barang logam; 3 mencetak (batu bata dsb); membentuk. Contoh: buruh pabrik itu sedang tempa ubin; 4 mendidik dan melatih. Contoh: pemimpin Indonesia sedang tempa kader pembangunan;
- tempa-menempa: /tem·pa-me·nem·pa/ n perihal menempa;
- tempaan: /tem·pa·an/ n 1 yg sudah ditempa; gemblengan; buatan (tt parang, keris, dsb). Contoh: keris tempaan Malaka; 2 ki model; potongan; sifat asli. Contoh: dia seorang gadis juita, tetapi tempaan dusun;
- penempa: /pe·nem·pa/ n tukang besi; tukang membuat keris (parang dsb);
- penempaan: /pe·nem·pa·an/ n 1 proses, cara, perbuatan menempa; penggemblengan. Contoh: penempaan bagi para transmigran mempunyai manfaat timbal balik; 2 metode pendidikan atau pelatihan (keterampilan), pembetulan kebiasaan dsb dng cara mengulang terus-menerus
Penjelasan Arti ‘Tempa’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “tempa” dalam bahasa sehari-hari biasanya dikaitkan dengan kerja keras dan keterampilan. Jika kita berbicara tentang seorang pandai besi yang sedang bekerja, kata “tempa” bisa kita gunakan untuk menggambarkan aksi mereka saat memukul-mukul besi panas sampai bisa dibentuk menjadi alat-alat seperti pisau, golok, atau pacul.
Ini adalah proses yang membutuhkan tenaga fisik dan keahlian khusus untuk bisa menghasilkan sesuatu yang kuat dan berguna.
Ketika kita bicara tentang membuat pisau atau keris, kita juga bisa menggunakan kata “menempa”.
Ini berarti pembuatan alat-alat tersebut dari awal hingga siap pakai. Misalnya, pabrik yang membuat barang dari logam juga melakukan proses menempa untuk menciptakan produk-produk mereka.
Selain itu, kata “tempa” bisa juga berarti proses membentuk atau mencetak benda-benda lain seperti batu bata atau ubin.
Ini melibatkan pembentukan bahan mentah menjadi bentuk yang sudah ditentukan sehingga bisa digunakan dalam pembangunan atau dekorasi.
Dalam konteks non-fisik, kata “tempa” bisa digunakan untuk menggambarkan pendidikan dan pelatihan.
Misalnya, jika kita bicara tentang pemimpin yang sedang melatih atau mengembangkan kader pembangunan, itu berarti mereka sedang membentuk dan menggembleng para calon pemimpin agar memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan.
Sedangkan kata “tempa-menempa” adalah istilah yang mengacu pada seluruh proses atau perihal menempa itu sendiri, termasuk semua usaha dan kegiatan yang berkaitan dengannya.
“Tempaan” merujuk pada hasil akhir dari proses menempa.
Misalnya, keris atau parang yang sudah selesai dibuat dan telah memiliki bentuk serta fungsi sesuai tujuan pembuatannya. Dalam pengertian kiasan, “tempaan” bisa juga merujuk pada karakter atau sifat yang telah terbentuk, seperti contohnya menggambarkan seseorang yang punya karakter desa yang kuat meski mereka berada di lingkungan yang berbeda.
“Penempa” adalah orang yang melakukan pekerjaan menempa, seperti tukang besi atau pembuat keris.
Mereka ini ahli dalam mengubah material mentah menjadi sebuah produk yang berguna.
Terakhir, “penempaan” bisa berarti proses keseluruhan dari menempa itu sendiri. Dalam konteks pembentukan karakter atau keterampilan, penempaan bisa diartikan sebagai metode atau jalur pendidikan dan pelatihan untuk memperbaiki kebiasaan atau menciptakan kemampuan baru melalui praktik yang terus-menerus.