Arti Kata ‘Tahi’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘tahi’ memiliki arti sebagai berikut:

  • tahi: /ta·hi/ n 1 ampas makanan dr dl perut yg keluar melalui dubur; tinja. Contoh: tahi kerbau; 2 berbagai-bagai kotoran, endapan, atau barang yg dianggap sbg ampas (sisa, karat, buangan, dsb);
  • tahi angin 1: awan tipis yg dibawa angin; 2 gerimis kecil; 3 cak omong kosong; 4 benalu berbentuk sulur dan berwarna kuning;
  • tahi ayam 1: kotoran ayam; 2 tumbuhan yg ditanam untuk pagar, berguna sbg tanaman yg memperbaiki struktur tanah dan menghasilkan kayu bakar, bunganya berwarna merah dan kuning semarak; Lantana camara;
  • tahi babi 1: kotoran babi; 2 tumbuhan, Andenostemma viscosum;
  • tahi besi: karat pd besi (berwarna kuning);
  • tahi bintang: 1 benda langit yg tampak berkilauan spt bintang dan melayang di angkasa untuk beberapa saat; bintang beralih; 2 kaki seribu, sebesar lidi, panjangnya sekitar 20 mm, berwarna hitam, kakinya cokelat, aktif malam hari mencari makan, bersembunyi di bawah tanah sedalam 3—4 cm atau pd tempat lembap; Orthomorpha gracilis;
  • tahi candu: sisa atau bekas bakaran madat pd pipa pengisap;
  • tahi gagak: mekonium;
  • tahi gergaji: serbuk gergaji;
  • tahi gigi: kotoran yg melekat di sela gigi;
  • tahi hidung: ingus kering di dl hidung;
  • tahi kerbau 1: kotoran kerbau; 2: rumput, Fimbristylis miliacea; 3 ular, Coluber radiatus;
  • tahi ketam: serutan; tatal;
  • tahi kikir: serbuk dr besi dsb yg dikikir;
  • tahi kuku: kotoran pd kuku;
  • tahi kuping: tahi telinga;
  • tahi lalat: bintil hitam pd kulit; noda hitam pd kulit;
  • tahi mata: kotoran pd mata;
  • tahi minyak 1: endapan pd minyak; 2 ampas dl pembuatan minyak;
  • tahi palat: najis yg melekat pd kemaluan;
  • tahi tangki: kotoran yg mengendap pd dasar tangki penyimpanan minyak bumi (residu dsb);
  • tahi telinga: kotoran dl telinga;
  • tahi tembaga: karat tembaga (berwarna biru kehijauan); terusi

Penjelasan Arti ‘Tahi’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Secara umum, kata “tahi” mengacu pada sisa-sisa atau ampas yang tidak lagi dibutuhkan oleh suatu sistem, organisme, atau proses. Kata ini kerap digunakan untuk menyebut limbah organik atau bahan buangan lainnya yang secara alami terbentuk atau dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia dan hewan.

Pertama, tahi dalam konteks yang paling umum adalah tinja, yaitu ampas makanan dari dalam perut yang keluar melalui dubur.

Contohnya adalah ‘tahi kerbau’, yang merujuk pada kotoran yang dikeluarkan oleh hewan kerbau.

Kedua, ‘tahi’ juga bisa merujuk pada segala jenis kotoran, endapan, atau sisa dari sebuah proses.

Ini bisa termasuk karat, sisa pengolahan, atau limbah lainnya yang sering dianggap sebagai produk yang tidak berguna atau tidak diinginkan.

Selain itu, ‘tahi’ kerap dipakai dalam berbagai istilah yang merujuk kepada fenomena atau objek tertentu.

Misalnya, ‘tahi angin’ bisa berarti awan tipis yang ditiup oleh angin, atau gerimis kecil yang turun dari langit. Istilah ini bahkan bisa digunakan secara kiasan untuk menyebut omong kosong atau hal yang dianggap tidak berguna.

Dalam bidang botani, ‘tahi ayam’ bisa merujuk pada tumbuhan tertentu, seperti Lantana camara, yang berguna sebagai pagar hidup dan membantu memperbaiki struktur tanah.

Sedangkan ‘tahi besi’ berarti karat pada besi, yang memiliki warna kuning khas.

Istilah ‘tahi’ juga bisa ditemukan dalam astrologi, dengan ‘tahi bintang’ yang merujuk pada fenomena benda langit yang tampak berkilauan seperti bintang dan terlihat bergerak di angkasa.

Dalam zoologi, ‘tahi bintang’ bisa mengarah pada spesies khusus serangga, misalnya Orthomorpha gracilis, yang aktif mencari makan di waktu malam.

Kata ‘tahi’ juga digunakan untuk mendeskripsikan limbah atau kotoran kecil dari aktivitas sehari-hari, seperti ‘tahi gigi’ untuk kotoran yang menempel di sela-sela gigi, atau ‘tahi telinga’ yang merupakan kotoran di dalam telinga.

Secara keseluruhan, kata ‘tahi’ sering mengandung konotasi negatif karena terkait dengan limbah atau kotoran.

Meski demikian, dalam beberapa konteks tertentu, istilah ini juga bisa mengacu pada objek atau fenomena alam yang mungkin memiliki kegunaan atau peran dalam ekosistem..

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tahi