Arti Kata ‘Hamba’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘hamba’ memiliki arti sebagai berikut:

  • hamba: /ham·ba/ n 1 abdi; budak belian. Contoh: memerdekakan hamba adalah perbuatan yg terpuji; 2 kl saya (untuk merendahkan diri). Contoh: hamba tidak berani mengatakannya, Tuanku; 3 ya, Tuan (sangat takzim): “Betulkah ini anakmu?” “ hamba !”;
  • hamba Allah: manusia. Contoh: sbg hamba Allah Allah yg sadar, kita harus selalu bertakwa;
  • hamba hukum: petugas hukum; pelaksana hukum; polisi;
  • hamba nafsu: orang yg suka menurutkan hawa nafsunya;
  • hamba sahaya: berbagai-bagai hamba; segala hamba; segala budak;
  • hamba (orang) tebusan: budak belian;
  • berhamba: /ber·ham·ba/ v 1 menjadi hamba; mengabdi. Contoh: mereka berhamba kpd raja; 2 mempunyai hamba. Contoh: sang putri berhamba empat orang; 3 memakai kata hamba (menyebutkan dirinya hamba). Contoh: ia selalu berhamba jika berkata-kata dng atasannya;
  • menghamba: /meng·ham·ba/ v mengabdi (kpd). Contoh: bapaknya adalah pejuang yg selalu menghamba kpd nusa dan bangsa;
  • menghambai: /meng·ham·bai/ v menghamba kpd;
  • menghambakan: /meng·ham·ba·kan/ v 1 memandang atau menganggap sbg hamba; 2 menjadikan hamba. Contoh: ia menghambakan anaknya kpd pedagang kaya itu;
  • penghambaan: /peng·ham·ba·an/ n hal menghamba; hal menjadi hamba. Contoh: penghambaan Raden Sumantri diterima dng baik oleh sang Arjuna Sasrabahu;
  • memperhamba: /mem·per·ham·ba/ v memperlakukan sbg hamba; memperbudak. Contoh: ia menyadari bahwa pengaruh uang dapat memperhamba orang;
  • memperhambakan: /mem·per·ham·ba·kan/ v menghambakan;
  • perhambaan: /per·ham·ba·an/ n perbudakan; hal menjadi hamba. Contoh: perhambaan antarsesama manusia tidak dibenarkan

Penjelasan Arti ‘Hamba’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “hamba” bisa diartikan sebagai seseorang yang melayani atau mengabdi kepada orang lain, layaknya seorang abdi atau budak belian. Contohnya, ketika seseorang memerdekakan hamba, itu dianggap sebagai tindakan yang sangat terpuji karena dia membebaskan seseorang dari perbudakan.

Kata “hamba” juga sering digunakan dalam konteks yang sangat sopan atau ketika seseorang ingin menunjukkan kerendahan hati.

Jadi, misalnya, ketika seseorang berkata “hamba tidak berani mengatakannya, Tuanku,” itu artinya “saya” dalam bahasa yang sangat rendah hati dan sopan. Orang bisa juga menggunakan kata “hamba” sebagai ungkapan persetujuan yang sangat hormat, seperti menjawab “ya, Tuan” dengan kata “hamba”.

Istilah “hamba Allah” mengacu pada seseorang yang menyadari perannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan memegang teguh ajaran agama dengan bertakwa.

Sebaliknya, “hamba nafsu” merujuk pada orang yang terlalu sering mengikuti keinginan pribadinya yang mungkin tidak selalu baik atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama.

Ada juga istilah “hamba sahaya” yang berarti hamba yang memiliki beragam fungsi atau melayani di berbagai keadaan.

Sedangkan “hamba (orang) tebusan” adalah seseorang yang menjadi hamba karena dibeli atau ditebus dari perbudakan.

Ketika seseorang “berhamba” itu berarti mereka melayani atau mengabdi, seperti dalam konteks “mereka berhamba kepada raja,” yang mana mereka melayani raja.

Orang bisa juga memiliki hamba, contohnya seorang putri bisa memiliki empat orang hamba.

Kata kerja “menghamba” berarti melayani atau mengabdi pada sesuatu, seperti pada kalimat “bapaknya adalah pejuang yang selalu menghamba kepada nusa dan bangsa,” yang artinya bapaknya adalah seorang patriot yang melayani negara dan bangsanya.

Ada pula proses “penghambaan,” yang adalah kegiatan mengabdi atau menjadi hamba.

Misalnya, cerita Raden Sumantri yang penghambannya diterima baik oleh Arjuna Sasrabahu, yang menceritakan tentang seseorang yang diterima dengan baik ketika ia mengabdi.

Sedangkan “memperhamba” artinya memperlakukan seseorang sebagai hamba atau memperbudak.

Hal ini dicontohkan ketika pengaruh uang bisa membuat seseorang menjadi sangat tergantung hingga seolah-olah mereka merupakan hamba dari uang tersebut.

“Perhambaan” sendiri adalah kondisi atau sistem dimana perbudakan dilakukan dan orang-orang diperlakukan sebagai hamba.

Ini merupakan praktik yang sudah tidak diterima di banyak bagian dunia modern, karena prinsip kesetaraan dan kebebasan setiap individu..

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hamba