Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘yang’ memiliki arti sebagai berikut:
- yang – alternatif makna ke-1
- yang 1: p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yg berikut diutamakan atau dibedakan dr yg lain. Contoh: orang yang 1 baik hati; 2 p kata yg menyatakan bahwa bagian kalimat yg berikutnya menjelaskan kata yg di depan. Contoh: dijumpainya seorang pengemis yang 1 sedang berteduh di bawah pohon asam itu; 3 pron kata yg dipakai sbg kata pembeda. Contoh: yang 1 kaya sama yang 1 kaya, yang 1 miskin sama yang 1 miskin; 4 kl p adapun; akan. Contoh: yang 1 hamba ini diperanakkan di Malaka juga; 5 p cak bahwa. Contoh: saya pun percaya yang 1 Adinda kasih juga akan Kakanda;
- yang dipertuan :kl yg berkuasa di suatu wilayah (sebutan untuk raja atau sultan);
- yang mana: kata tanya yg digunakan untuk menanyakan pilihan. Contoh: yang dipertuan mana akan kauambil sbg suamimu?
- yang – alternatif makna ke-2
- yang: ark n, yang-yang: n dewa;
- beryang-yang: /ber·yang-yang/ v memuja kpd dewa-dewa (dng mantra dsb). Contoh: ia membakar kemenyan sambil beryang-yang
Penjelasan Arti ‘Yang’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, kata “yang” memiliki beberapa pengertian yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya dalam kalimat.
1. Pertama, “yang” digunakan sebagai kata sandang yang menunjukkan suatu penegasan atau pembedaan. Contoh penggunaan adalah dalam kalimat “orang yang baik hati” di mana “yang” menunjukkan penegasan bahwa individu tersebut memiliki sifat baik hati.
2. Kedua, “yang” berfungsi sebagai konjungsi relatif untuk menghubungkan kalimat deskriptif dengan subjek yang didekripsikan. Misalnya dalam “dijumpainya seorang pengemis yang sedang berteduh di bawah pohon asam itu”, di mana “yang” menghubungkan pengemis dengan tindakannya yang sedang berteduh.
3. Ketiga, “yang” berperan sebagai kata ganti yang digunakan untuk membedakan antara satu subjek dengan subjek lainnya. Sebagai contoh “yang kaya sama yang kaya, yang miskin sama yang miskin”, di mana “yang” digunakan untuk menunjukkan kesamaan atau pembedaan status sosial antara individu.
4. Keempat, dalam bahasa klasik, “yang” digunakan serupa dengan kata “adapun” atau “akan”, yang memberikan penjelasan tambahan tentang suatu hal. Misalnya dalam larik “yang hamba ini diperanakkan di Malaka juga”, yang memberikan informasi kebetulan atau penambahan tentang asal seseorang.
5. Kelima, secara tidak formal, “yang” dipakai untuk bersamaan dengan kata “bahwa” dalam mengekspresikan suatu kepercayaan atau pernyataan. Contoh penggunaannya bisa dilihat dalam kalimat “saya pun percaya yang Adinda kasih juga akan Kakanda”, di mana kata “yang” memberikan penegasan pada keyakinan pembicara.
Istilah-istilah khusus yang menggunakan “yang” meliputi “yang dipertuan”, yang berarti seseorang yang berkuasa di suatu wilayah, biasanya merupakan sebutan bagi raja atau sultan. Dan “yang mana”, sebuah frasa interogatif yang digunakan untuk menanyakan alternatif atau pilihan, seperti dalam pertanyaan “yang mana akan kauambil sebagai suamimu?” yang menanyakan tentang pilihan pasangan hidup.
Secara arkaik atau dalam konteks yang lebih kuno, kata “yang” berdiri sendiri sebagai kata benda dikenal dengan nama “yang-yang” yang mengacu pada dewa. Adapun ungkapan “beryang-yang” menggambarkan perbuatan memuja kepada dewa-dewa, biasanya dengan ritual yang melibatkan doa atau mantra, seperti seseorang yang “membakar kemenyan sambil beryang-yang”.
Semua penggunaan ini menunjukkan bahwa “yang” merupakan kata serba guna dalam bahasa Indonesia dengan fungsi yang bervariasi dari satu konteks ke konteks lainnya.