Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘mulia’ memiliki arti sebagai berikut:
- mulia: /mu·lia/ a 1 tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat. Contoh: yg – para duta besar negara sahabat; 2 luhur (budi dsb); baik budi (hati dsb). Contoh: sangat mulia hatinya; 3 bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb). Contoh: logam mulia;
- hendak mulia bertabur urai, pb jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir;
- memuliakan: /me·mu·li·a·kan/ v menganggap (memandang) mulia; (sangat) menghormat; menjunjung tinggi. Contoh: kita wajib – nama orang tua kita; – perintah Tuhan;
- termulia: /ter·mu·lia/ a paling mulia; paling dimuliakan. Contoh: dialah yg – dr segala hamba raja;
- mempermulia: /mem·per·mu·lia/ v menjadikan lebih mulia. Contoh: kehalusan budi pekerti akan – kedudukannya di masyarakat;
- pemulia: /pe·mu·lia/ n 1 orang yg memuliakan; 2 orang yg membuat (menjadikan) sesuatu bermutu lebih tinggi;
- – ternak: ahli dl hal pemuliaan ternak;
- pemuliaan: /pe·mu·li·a·an/ n 1 hal memuliakan; 2 perihal membuat (menjadikan) sesuatu hal lebih bermutu atau lebih unggul;
- kemuliaan: /ke·mu·li·a·an/ n hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan. Contoh: terpujilah -Mu, ya Tuhan
Penjelasan Arti ‘Mulia’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “mulia” sering kita dengar, dan ia memiliki banyak arti yang luas. Pertama, kata “mulia” bisa berarti tinggi, seperti dalam konteks kedudukan atau pangkat seseorang. Misalnya, saat kita berbicara tentang para duta besar dari berbagai negara, mereka seringkali dianggap memiliki kedudukan yang mulia karena posisi mereka yang terhormat dalam masyarakat.
Kedua, “mulia” juga diartikan sebagai sesuatu yang luhur, seperti budi pekerti atau hati seseorang.
Jika kita bilang “sangat mulia hatinya,” ini berarti orang tersebut memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik, sopan, dan tulus dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang dengan hati yang mulia ini cenderung dipandang dengan rasa hormat oleh orang lain.
Ketiga, dalam konteks benda, “mulia” bisa merujuk ke benda yang memiliki kualitas tinggi atau berharga, seperti logam emas atau perak.
Logam mulia ini bernilai sangat tinggi dan untuk itulah benda-benda ini sering menjadi simbol kekayaan atau status sosial.
Ada pula ungkapan “hendak mulia bertabur urai,” yang artinya seseorang yang ingin dihormati dan dipandang tinggi oleh orang lain harus berani mengeluarkan uang atau sumber daya lainnya dan tidak boleh pelit.
Selanjutnya, ada kata “memuliakan” yang merupakan tindakan menganggap seseorang atau sesuatu itu sangat penting dan patut dihormati.
Misalnya, kita harus “memuliakan nama orang tua kita” sebagai bentuk penghargaan atas semua pengorbanan yang mereka lakukan.
“Termulia” adalah bentuk superlatif dari mulia, yang menandakan sesuatu atau seseorang yang paling mulia dari semua, yang sangat dihormati atau dianggap paling penting.
“Mempermulia” adalah proses untuk meningkatkan kehormatan atau kedudukan seseorang di mata masyarakat, seringkali melalui peningkatan sikap atau perilaku yang baik.
“Pemulia” adalah sebutan untuk orang yang bertugas atau berperan dalam menghormati atau meningkatkan kualitas sesuatu.
Dalam konteks khusus, seperti “pemulia ternak,” ini mengacu pada seorang ahli yang berkecimpung dalam pembiakan dan peningkatan kualitas hewan ternak.
“Pemuliaan” sebagai kata benda merujuk pada proses atau perbuatan memuliakan seseorang atau sesuatu.
Dalam perspektif yang lebih luas, pemuliaan bisa juga berarti upaya atau proses untuk membuat sesuatu menjadi lebih unggul dari sebelumnya.
Dan terakhir, “kemuliaan” adalah konsep yang mewakili keadaan atau hal yang mulia.
Seseorang atau sesuatu yang memiliki kemuliaan ini sering dihubungkan dengan keluhuran, keagungan, atau kehormatan yang besar. Ucapan seperti “terpujilah kemuliaanMu, ya Tuhan” menggambarkan pengakuan atas keagungan dan kehormatan yang tiada tara.