Rumah Adat Batak [LENGKAP] Penjelasan dan Contoh Gambarnya

ilustrasi oleh dribbble.com

Rumah adat suku batak dikenal pula dengan sebutan rumah Bolon. Pada zaman dahulu, rumah bolon digunakan sebagai tempat tinggal 13 raja yang tinggal di suku Batak.

Indonesia kaya akan ragam suku dan budaya. Salah satu diantaranya adalah suku batak.

Suku batak mempunyai rumah adat unik yang menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan rumah adat suku batak ini menjadi salah satu tujuan destinasi favorit para pelancong.

Berikut penjelasan mengenai rumah adat suku batak beserta dengan gambarnya.

Mengenal Rumah Adat Suku Batak

Rumah adat suku batak dikenal pula dengan sebutan rumah Bolon. Pada zaman dahulu, rumah bolon digunakan sebagai tempat tinggal 13 raja yang tinggal di suku Batak.

Diantara 13 raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam.

rumah adat batak

Rumah Bolon memiliki beberapa ragam jenis yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola.

Meski demikian beberapa jenis rumah Bolon sudah tidak ditemukan lagi seiring dengan berkembangnya zaman.

Anda akan dengan sangat mudah menemukan rumah Bolon jika berkunjung ke Samosir.

Bagian-Bagian Rumah Batak

Supaya lebih mengenal dengan bentuk dari rumah adat suku Batak, yuk ketahui bagian-bagiannya.

Pondasi

Rumah adat ini memiliki jenis fondasi berbentuk cincin dengan memanfaatkan batu sebagai tumpuan kolom kayu diatasnya.

Dasar pondasi bisa diisi dengan batu ojahan dan ditimpa dengan tiang diameter 42-50 cm.

Pondasi ini memiliki 18 tiang yang menggambarkan kebersamaan dan kekuatan rumah yang lebih tahan gempa dan bencana lainnya.

Badan Rumah

Badan rumah adat Batak ini berbentuk panggung segi empat dengan dua bangunan utama terpisah. Yaitu sebagai tempat tinggal yang disebut ruma, dan area lainnya disebut sopo sebagai penyimpanan padi.

Rumah adat Batak umumnya memiliki tinggi 1.75 meter dengan struktur tangga di bagian tengah sebagai akses masuk ke dalam rumah.

Atap

Bagian atap dari rumah ini terbuat dari daun rumbia atau ijuk yang terdapat banyak di daerah suku Batak.

Bentuk atap dibuat menyerupai pelana kuda atau punggung kerbau. Hal ini efektif sebagai penghalau angin kencang.

Atap rumah suku Batak ini juga sering digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga.

Dinding

Pada bagian dinding, masyarakat suku Batak membangun sisi dinding cukup miring sebagai sumber sirkulasi udara.

Dinding dieratkan dengan pengikat khusus bernama ret-ret yang merupakan campuran ijuk dan rotan.

Bagian ret-ret ini juga termasuk unik karena berbentuk dua kepala cicak dengan posisi saling membelakangi sebagai makna kesetaraan antar anggota keluarga dan rasa saling menghargai.

Pintu Masuk

Bagian pintu masuk rumah Bolon menjorok ke dalam dengan lebar 80 cm dan tinggi 1,5 m. Pada bagian ini sekeliling pintu terdapat ukiran, lukisan, dan tulisan yang unik.

Ukiran

Rumah adat Bolon ini memiliki ciri khas yang unik di bagian ukiran yang disebut dengan Gorga. Terdapat kandungan makna di balik Gorga ini yang melambangkan budaya dari suku Batak.

Filosofi Rumah Batak

Keunikan dari bangunan rumah Bolon ini menyimpan makna filosofis tersendiri. Filosofi dasar keberadaan rumah Bolon merupakan pedoman hidup dalam berinteraksi dengan sesama.

Bentuk dari rumah adat batak ini sendiri memiliki beberapa makna mendalam, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Bagian ornamen Gorga yang berbentuk cicak memiliki arti bahwa orang batak dapat hidup di mana saja dan bisa beradaptasi.
  • Bentuk ular pada Ornamen Gorga, ada kaitannya dengan kepercayaan suku Batak bahwa jika rumah di masuki ular maka penghuninya akan mendapatkan berkah.
  • Bentuk kerbau dalam Ornamen Gorga, sebagai ucapan terima kasih kepada kerbau yang telah membantu manusia dalam kehidupan.
  • Tiang tinggi Ninggor, berbentuk lurus dan tinggi, bermakna kejujuran.
  • Arop-aropan di bagian depan hunian, sebagai harapan dapat hidup layak.
  • Penahan atap, songsong boltak, merupakan pengingat bahwa jika ada tuan rumah yang dirasa tidak baik maka hendaknya dipendam di hati saja.
  • Lubang telaga di dekat dapur masak sebagai tempat membuang kotoran, harapan untuk membuang jauh-jauh segala keburukan dan kesalahan dari dalam rumah.
  • Panggung kecil untuk menyimpan padi, sebagai bentuk harapan untuk kelancaran dalam hidup.

Demikian ulasan mengenai rumah adat Batak beserta penjelasannya. Smeoga bermanfaat ya.

Artikel Terkait