Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘tiada’ memiliki arti sebagai berikut:
- tiada: /ti·a·da/ v 1 tak ada; tidak ada. Contoh: pengabdian yg tiada hentinya; tiada seorang pun yg dapat membantunya; 2 tidak. Contoh: nasionalisme yg tiada tergoyahkan; dng tiada berkata sepatah pun ia pergi;
- meniada: /me·ni·a·da/ v 1 menjadi tidak ada; 2 ingkar (menjawab “tidak”); enggan menurut;
- meniadakan: /me·ni·a·da·kan/ v 1 memandang (menyatakan dsb) tidak ada; mengingkari; memungkiri. Contoh: menentang ajaran agama samalah spt meniadakan kebenaran; 2 menghapuskan; menghilangkan; mencabut peraturan dsb. Contoh: kita harus selalu berusaha meniadakan pikiran yg negatif dl hidup kita; untuk sementara mereka akan meniadakan acara iklan; 3 menyatakan tidak sah (tidak berlaku); membatalkan. Contoh: Kantor Agraria telah meniadakan hak atas tanah bekas perkebunan itu; 4 mengabaikan; menghinakan. Contoh: kita tidak boleh meniadakan kekuatan lawan;
- mempertiadakan: /mem·per·ti·a·da·kan/ v meniadakan;
- peniadaan: /pe·ni·a·da·an/ n proses, cara, perbuatan meniadakan; pengingkaran; penghapusan; pembatalan; pengabaian dsb;
- ketiadaan: /ke·ti·a·da·an/ n 1 perihal tidak adanya …; kekurangan. Contoh: ketiadaan vitamin dl makanan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit; 2 kepicikan (uang); 3 hal tidak ada apa-apa
Penjelasan Arti ‘Tiada’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “tiada” merupakan sebuah ungkapan yang sering kita dengar atau gunakan dalam percakapan sehari-hari. Secara sederhana, “tiada” berarti “tak ada” atau “tidak ada”. Misalnya, saat kita mengatakan “pengabdian yang tiada hentinya,” kita sedang berbicara mengenai pengabdian yang terus-menerus ada dan tidak berhenti.
Ketika kita bilang “tiada seorang pun yang dapat membantunya,” itu berarti tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan bantuan.
Sementara itu, penggunaan kata “tiada” dalam bentuk “tanpa” atau “tidak” bisa dilihat dalam frasa seperti “nasionalisme yang tiada tergoyahkan,” yang berarti nasionalisme yang tidak bisa digoyahkan atau dipindahkan.
Jika seseorang pergi “dengan tiada berkata sepatah pun,” itu artinya orang tersebut pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Meniada” adalah kata kerja yang artinya membuat sesuatu menjadi tidak ada, atau dengan kata lain menghapus atau menghilangkan sesuatu.
Misalnya, jika seseorang “meniada” keberadaan sebuah objek, itu berarti dia menyatakan bahwa objek tersebut tidak ada atau mengingkarinya.
Kata “meniadakan” memiliki arti yang lebih luas, termasuk menghapuskan sesuatu, seperti menghilangkan pemikiran negatif dari hidup atau mencabut peraturan.
“Meniadakan” juga bisa berarti menyatakan sesuatu tidak sah atau membatalkannya, seperti pembatalan hak atas tanah.
“Memper-tiada-kan” adalah proses atau tindakan dari “meniadakan”, yang artinya melakukan upaya untuk menyatakan sesuatu tidak ada atau menghapusnya.
“Peniadaan” adalah kata benda yang merujuk pada proses atau perbuatan “meniadakan”, seperti penghapusan atau pembatalan sesuatu.
Terakhir, “ketiadaan” berkaitan dengan keadaan di mana sesuatu itu tidak ada, seperti kekurangan vitamin dalam makanan yang bisa menyebabkan penyakit, atau keadaan tidak mempunyai uang.
“Ketiadaan” juga bisa menggambarkan kondisi di mana benar-benar tidak ada sesuatu, kosong atau hampa.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau merasakan ketiadaan dalam berbagai bentuk, seperti ketiadaan kasih sayang, ketiadaan pekerjaan, atau ketiadaan keberanian.
Kata “tiada” dan turunannya mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan tidak adanya sesuatu atau keadaan ketika sesuatu dianggap tidak ada..