Arti Kata ‘Jangan’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘jangan’ memiliki arti sebagai berikut:

  • jangan: /ja·ngan/ adv kata yg menyatakan melarang, berarti tidak boleh; hendaknya tidak usah. Contoh: jangan bohong;
  • jangan akan: jangankan;
  • jangan hendaknya: mudah-mudahan jangan;
  • jangan sampai: supaya jangan;
  • jangan tiada: harus; tidak boleh tidak;
  • jangan-jangan: /ja·ngan-ja·ngan/ adv barangkali; mungkin. Contoh: dia tidak datang, jangan-jangan ada halangan di jalan;
  • jangankan: /ja·ngan·kan/ p apalagi; usahkan. Contoh: jangankan berjalan, duduk pun dia belum bisa;
  • menjangankan: /men·ja·ngan·kan/ v melarang; mencegah; tidak mengizinkan. Contoh: Ayah menjangankan saya datang ke sana

Penjelasan Arti ‘Jangan’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “jangan” adalah sebuah kata yang kerap digunakan dalam bahasa Indonesia sebagai adverbia atau kata keterangan yang mengungkapkan suatu larangan atau imbauan untuk tidak melakukan sesuatu. Frasa ini menyiratkan sebuah keharusan untuk menghindari suatu tindakan.

Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan “jangan bohong,” itu artinya orang tersebut menyarankan atau memerintahkan agar orang lain tidak berkata bohong dan mempertahankan kejujuran.

Penggunaan kata “jangan” bisa sangat bervariasi tergantung konteksnya. Misalnya, “jangan sampai” digunakan untuk menekankan kepentingan agar sesuatu tidak terjadi, seperti dalam kalimat “jangan sampai terlambat,” yang menekankan pentingnya kehadiran tepat waktu.

Lebih lanjut, ungkapan “jangan tiada” dapat ditafsirkan sebagai suatu kewajiban yang mutlak, di mana suatu tindakan harus dilakukan tanpa kegagalan.

Dalam bahasa sehari-hari, “jangan-jangan” digunakan untuk mengungkapkan kemungkinan atau spekulasi.

Sebagai contoh, seseorang mungkin berkata “dia tidak datang, jangan-jangan ada halangan di jalan,” yang berarti bahwa ada kemungkinan ada sesuatu yang menghalangi orang tersebut untuk datang, meskipun belum ada kepastian.

Selain itu, “jangan” juga digunakan dalam bentuk “jangan-jangan” atau “jangan” yang memiliki fungsi yang sedikit berbeda. “Jangan-jangan” adalah bentuk adverbia yang menyatakan kemungkinan atau spekulasi, sedangkan “jangankan” berfungsi sebagai konjungsi yang digunakan untuk memberikan penekanan pada sesuatu yang sederhana atau dasar dengan menyatakan bahwa bahkan hal tersebut pun belum atau tidak dapat dilakukan, apalagi hal yang lebih rumit.

Sebagai contoh, “jangankan berjalan, duduk pun dia belum bisa” menunjukkan bahwa orang tersebut bahkan belum mampu duduk, jadi tentu saja belum mampu berjalan.

Kemudian, dalam bentuk kata kerja, “menjangankan” artinya melakukan tindakan melarang atau mencegah. Hal ini mencakup kegiatan menghentikan atau tidak mengizinkan seseorang untuk melakukan sesuatu, sama dengan penggunaan “jangan” namun dalam bentuk aktif sebagai suatu aksi.

Misalnya, “Ayah menjangankan saya datang ke sana” berarti ayah melarang atau tidak mengizinkan pembicara untuk pergi ke suatu tempat.

Secara keseluruhan, kata “jangan” adalah instrumen bahasa yang penting dalam menyampaikan peringatan, larangan, spekulasi, dan kewajiban dalam komunikasi sehari-hari, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki berbagai cara untuk mengekspresikan nuansa perintah dan saran.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jangan