Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘ruah’ memiliki arti sebagai berikut:
- ruah – alternatif makna ke-1
- ruah: /ru·ah/ v, me·ru·ah: v mencurah; melimpah ruah;
- meruahkan: /me·ru·ah·kan/ v mencurahkan; menumpahkan; melimpahkan. Contoh: Tuhan yg Maha Esa telah meruahkan rahmat-Nya kpd umat-Nya
- ruah – alternatif makna ke-2
- ruah: /ru·ah/ v, me·ru·ah: v memanggil (dr jauh); menyeru. Contoh: ketua rombongan ruah anak buahnya untuk berkumpul;
- seruah: /se·ru·ah/ a sepemanggil; sejauh suara memanggil. Contoh: rumahnya tidak jauh dr sini, hanya seruah saja;
- seperuah: /se·pe·ru·ah/ a seruah
- ruah – alternatif makna ke-3
- Ruah: /Ru·ah/ ? Ruwah
Penjelasan Arti ‘Ruah’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, kata “ruah” bisa mengacu pada beberapa konsep yang cukup berbeda. Pertama, “ruah” sebagai kata kerja bisa berarti proses di mana sesuatu itu mencurah atau melimpah ruah.
Contohnya, kata ini bisa digunakan untuk menggambarkan air yang meluap dari sungai atau ketika seseorang benar-benar meluapkan perasaannya tanpa menyembunyikan apa-apa.
Kemudian, ada bentuk “meruahkan,” yang berarti tindakan seseorang yang menumpahkan atau melimpahkan sesuatu.
Sebagai contoh, kita bisa mengatakan seseorang “meruahkan” isi hatinya kepada teman, yang artinya dia berbagi semua perasaan atau pikiran yang ada di dalam pikirannya. Kata ini juga kerap dikaitkan dengan sisi spiritual atau dalam konteks religius, misalnya, saat dikatakan bahwa Tuhan “meruahkan” rahmat-Nya kepada umat manusia, yang berarti Tuhan memberikan berkah atau kebaikan-Nya secara melimpah kepada manusia.
Selanjutnya, kata “ruah” dapat diartikan sebagai tindakan memanggil atau menyeru seseorang dari kejauhan.
Di sini, “meruah” dipakai ketika seseorang berusaha mengumpulkan orang lain dengan cara memanggil mereka. Contoh yang mudah dipahami adalah saat seorang guru memanggil siswa-siswanya untuk berkumpul di lapangan sekolah.
Ada juga kata “seruah” dan “seperuah” yang merupakan bentuk kata sifat.
“Seruah” berarti sepemanggil atau sejauh suara bisa memanggil. Misalnya, jika rumah seseorang tidak terlalu jauh, bisa dikatakan hanya “seruah” saja—artinya jaraknya hanya sejauh seseorang bisa memanggil.
“Seperuah” memiliki arti yang serupa dengan “seruah,” menandakan suatu jarak yang dapat dijangkau oleh panggilan.
Terakhir, “Ruah” atau “Ruwah” sebagai kata benda, bisa jadi merujuk pada suatu konsep atau fenomena tertentu dalam budaya Jawa.
Kata ini kadang-kadang dikaitkan dengan ritual atau perayaan yang terkait dengan kepercayaan tradisional, khususnya yang terkait dengan bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa, yang seringkali melibatkan upacara yang dilakukan untuk mengenang leluhur atau jiwa-jiwa yang telah meninggal.
Kesimpulannya, kata “ruah” memiliki berbagai makna yang bisa digunakan dalam konteks yang berbeda, mulai dari melimpahnya sesuatu, tindakan menumpahkan, cara memanggil dari jarak jauh, ukuran jarak, hingga konsep-konsep dalam tradisi budaya tertentu.