Arti Kata ‘Bokek’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘bokek’ memiliki arti sebagai berikut:

  • bokek: /bo·kek/ /bokék/ a cak tidak punya uang. Contoh: bukannya saya tidak mau menolongmu, tetapi saya sendiri sedang bokek

Penjelasan Arti ‘Bokek’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Bokek adalah sebuah istilah dalam bahasa gaul yang digunakan untuk mengungkapkan keadaan tidak memiliki uang atau sedang mengalami kesulitan finansial.

Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, untuk menyatakan bahwa seseorang tidak mempunyai cukup dana untuk berpartisipasi dalam aktivitas tertentu atau untuk membelanjakan sesuatu.

Istilah “bokek” berasal dari bahasa Indonesia yang tidak baku dan digolongkan sebagai bahasa cakapan atau informal.

Kondisi bokek bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti pengeluaran yang melebihi pemasukan, kurangnya pengelolaan keuangan, atau hanya sementara karena menunggu waktu gajian tiba. Tidak jarang kata ini digunakan untuk menolak ajakan teman atau kerabat dengan cara yang santai namun sopan, mengindikasikan bahwa seseorang tidak bisa ikut serta karena terbatas oleh kondisi keuangannya.

Penggunaan kata bokek juga menandakan realitas ekonomi yang sering kali tidak stabil, di mana orang mungkin mengalami fluktuasi dalam hal finansial dan memiliki periode di mana dana mereka terbatas. Situasi ini merupakan pengalaman umum yang bisa dialami siapa saja tanpa mengenal status sosial.

Selain itu, kata bokek terkadang dipakai dengan nuansa humor untuk menyindir keadaan ekonomi pribadi atau sebagai cara untuk mengekspresikan kerelaan dalam menjalani masa-masa sulit secara finansial dengan sikap riang dan tidak terlalu serius.

Di sisi lain, bagi beberapa orang, bokek bisa menjadi kondisi yang menimbulkan stres berat, terutama bila berlangsung lama dan memengaruhi kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perasaan bokek bukan sekadar tentang uang, tapi juga dapat berdampak pada aspek psikologis seseorang, mempengaruhi harga diri dan interaksi sosialnya.

Oleh karena itu, pengakuan akan kondisi bokek seringkali diikuti dengan strategi untuk mengelola keuangan lebih bijak atau mencari cara untuk meningkatkan pemasukan, seperti mencari pekerjaan tambahan atau peluang bisnis baru.

Untuk mengatasi kebokekan, perlu adanya upaya sadar dalam mengatur anggaran dan prioritas pengeluaran, serta mencapai keseimbangan antara penghasilan dan pengeluaran untuk meminimalisir risiko jatuh ke dalam kondisi finansial yang serupa di masa mendatang.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bokek