Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘temporer’ memiliki arti sebagai berikut:
- temporer: /tem·po·rer/ /témporér/ a untuk sementara waktu; sementara; darurat. Contoh: jembatan temporer , jembatan darurat (hanya dipakai untuk sementara waktu). Contoh: pekerjaan temporer , pekerjaan sementara; penghijauan sifatnya bukan temporer , melainkan terus-menerus dl rangka pencegahan erosi, kegundulan tanah, dsb
Penjelasan Arti ‘Temporer’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “temporer” bermakna sesuatu yang ada atau dilakukan hanya untuk durasi waktu yang singkat, dan bukan menjadi sesuatu yang permanen atau berkelanjutan. Ini adalah kata yang menunjukkan tidak adanya kepastian atau keabadian dalam status sesuatu.
Sering kali, kita menemukan penggunaan kata “temporer” dalam konteks berbagai situasi.
Misalnya, sebuah “jembatan temporer” adalah jembatan yang dibangun dengan tujuan untuk digunakan dalam jangka waktu yang tidak lama. Hal ini bisa karena jembatan permanen sedang dibangun atau diperbaiki, dan orang-orang memerlukan cara untuk menyeberangi sungai atau celah selama periode tersebut.
Contoh lain adalah “pekerjaan temporer”.
Banyak orang mungkin pernah memiliki pekerjaan seperti ini—yaitu bekerja dengan status yang tidak tetap, mungkin sebagai pekerja paruh waktu atau kontrak yang memiliki batas waktu tertentu.
Pekerjaan ini biasanya tidak menjamin ketenagakerjaan jangka panjang dan bisa berakhir kapan saja sesuai dengan perjanjian atau conditions of the pekerjaan tersebut.
Di sisi lain, ada juga hal-hal yang secara khusus dirancang untuk tidak sifatnya temporer.
Ambil contoh dari penghijauan. Kegiatan penghijauan seperti penanaman pohon dan perawatan lingkungan adalah tindakan yang dibuat untuk efek jangka panjang, mendukung pencegahan erosi, dan menghindari kerusakan lingkungan yang berkelanjutan.
Kegiatan ini tidak dimaksudkan sebagai solusi sementara, tetapi sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi alam.
Secara keseluruhan, kata “temporer” mengacu pada sesuatu yang sifatnya tidak dirancang untuk bertahan lama.
Memahami konsep ini penting agar kita bisa mengenali dan menyesuaikan ekspektasi kita terhadap berbagai aspek dalam kehidupan, baik itu benda, situasi, atau bahkan hubungan dan posisi dalam pekerjaan.