Arti Kata ‘Peram’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘peram’ memiliki arti sebagai berikut:

  1. peram – alternatif makna ke-1
    • peram: /pe·ram/, me·me·ram: v mendekut (tt burung merpati)
  2. peram – alternatif makna ke-2
    • peram: /pe·ram/ v, me·me·ram: v 1 menyimpan buah-buahan (dng membungkusnya dsb) supaya lekas masak; 2 menyimpan (rahasia, perasaan, dsb); menyembunyikan. Contoh: peram perasaannya dl hati;
    • pemeram: /pe·me·ram/ n orang yg memeram;
    • peraman: /pe·ram·an/ n hasil memeram; buah-buahan yg diperam
  3. peram – alternatif makna ke-3
    • peram: /pe·ram/ v, ber·pe·ram: v tetap tinggal di rumah saja; tidak keluar-keluar (dr rumah, sarang, dsb). Contoh: sepanjang hari dia peram saja di rumah;
    • memeram: /me·me·ram/ v menyuruh tinggal di rumah saja; menyekap; memingit. Contoh: memeram anak gadis

Penjelasan Arti ‘Peram’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “peram” digunakan untuk mendeskripsikan tindakan mendekut pada burung merpati, yang artinya burung tersebut berada dalam posisi yang diam atau mengerutkan diri pada tempatnya, seringkali saat merasa takut atau menghangatkan tubuh.

Penggunaan lain dari “peram” adalah dalam konteks menyimpan buah-buahan dengan cara tertentu, seperti membungkusnya sehingga buah tersebut bisa matang lebih cepat.

Dalam pengertian ini, “peram” juga merujuk pada tindakan menyimpan atau menyembunyikan sesuatu, seperti rahasia atau perasaan, sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Misalnya, ketika seseorang memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya dan menyimpannya dalam hati, hal ini bisa dianggap memeram perasaan.

Orang yang melakukan tindakan memeram, baik itu buah-buahan atau menyimpan rahasia, disebut “pemeram”.

Sedangkan “peraman” merupakan hasil dari tindakan memeram, seperti buah yang telah dibungkus dan diperam hingga matang.

Ada juga penggunaan kata “peram” yang berkenaan dengan tetap berada di rumah dan tidak keluar-keluar sama sekali.

Seperti seorang yang sehari penuh hanya di rumah dan tidak pernah pergi ke luar. Dalam konteks ini, “peram” menggambarkan gaya hidup atau sikap seseorang yang memilih untuk tidak bergaul atau menjauh dari aktivitas di luar rumah.

Terkadang, kata “peram” juga bisa berarti tindakan membatasi seseorang untuk tetap di dalam rumah dan tidak membiarkannya keluar, seringkali dalam konteks protektif atau penuh kontrol, seperti orang tua yang tidak mengizinkan anak gadisnya keluar dari rumah.

Dalam semua penggunaanya, “peram” berkenaan dengan tindakan mengisolasi, baik itu objek seperti buah, burung, maupun perasaan dan orang.

Kata ini menggambarkan proses menyimpan sesuatu agar tetap dalam keadaan asal atau untuk mengubahnya secara bertahap, seperti mematangkan buah, atau sebaliknya, mengisolasi untuk keamanan atau privasi.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/peram