Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘olok’ memiliki arti sebagai berikut:
- olok – alternatif makna ke-1
- olok:, olok-olok: n perkataan yg mengandung sindiran (ejekan, lelucon) atau perkataan untuk bermain-main saja; kelakar, senda gurau. Contoh: jangan marah, ini – saja;
- berolok-olok: /ber·o·lok-o·lok/ v bermain-main (dng maksud menyindir, mengejek) dng perkataan; berkelakar; bersenda-gurau. Contoh: ja-ngan – lagi, nanti dia menangis;
- mengolok-olok: /meng·o·lok-o·lok/ v mempermainkan dng perkataan (spt mengejek). Contoh: tidak baik – kakak sendiri;
- olok-olokan 1: /olok-o·lok·an 1/ n olok-olok; ejekan; sindiran. Contoh: dia menjadi berang mendengar – spt itu; 2 v cak saling berolok-olok;
- memperolok-olok: /mem·per·o·lok-o·lok/ v mengolok-olok;
- memperolok-olokkan: /mem·per·o·lok-o·lok·kan/ v mempermain-mainkan dng tindakan atau ucapan; ejekan. Contoh: jangan – orang tua itu
- olok – alternatif makna ke-2
- olok:, olok-olok: n cara menjahit dng jarum kasar
Penjelasan Arti ‘Olok’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “olok” atau “olok-olok” sering kita dengar sehari-hari. Maknanya berkisar pada perkataan yang dimaksudkan sebagai canda atau ejekan ringan. Misalnya, teman-teman mungkin saja saling melempar kata-kata tidak serius yang dimaksudkan untuk bercanda atau saling menyindir dalam suasana yang santai.
Ini seperti ketika kamu dan temanmu bercanda sambil menyapa dengan panggilan lucu yang tidak benar-benar serius, itu bisa dianggap sebagai olok-olok.
Ketika seseorang “berolok-olok”, itu artinya orang tersebut sedang bermain-main dengan kata-kata untuk tujuan yang lebih ringan seperti membuat lelucon atau menyindir tanpa niatan serius.
Contohnya, saat kita berkumpul dan seseorang mulai menceritakan lelucon atau menggoda orang lain dengan cara yang jenaka, bisa dikatakan bahwa dia sedang “berolok-olok”.
Dalam bentuk lain, “mengolok-olok” merupakan tindakan mempermainkan seseorang dengan perkataan, bisa berarti mengejek.
Misalnya, ketika seseorang sengaja berkata sesuatu yang dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau terlihat konyol, itu bisa dianggap sebagai bentuk pengolok-olokan.
Tetapi perlu diingat, mengolok-olok kadang bisa menyakitkan jika tidak dilakukan dengan benar atau diterima dengan baik oleh orang yang diejek.
“Olok-olokan” dalam bentuk kata benda bisa berarti ejekan atau sindiran itu sendiri.
Jadi, ketika seseorang merasa marah atau tersinggung karena dipermainkan secara lisan, dapat dikatakan mereka menjadi sasaran “olok-olokan”.
Sedangkan dalam konteks menjahit, “olok” bisa merujuk pada cara menjahit dengan menggunakan jarum kasar atau jarum yang tidak halus.
Ini berbeda dengan pengertian sebelumnya dan lebih berkaitan dengan kegiatan menjahit.
Penting untuk mengingat bahwa walaupun olok-olok biasanya diterima sebagai bagian dari interaksi sosial yang tidak serius, kepekaan terhadap perasaan orang lain harus selalu diutamakan.
Bagi sebagian orang, apa yang dimaksud sebagai candaan ringan bisa dianggap menyakitkan. Selalu pastikan bahwa olok-olok yang kamu lontarkan diterima dengan baik dan tidak melukai hati orang lain.