Arti Kata ‘Kadang’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kadang’ memiliki arti sebagai berikut:

  1. kadang – alternatif makna ke-1
    • kadang: /ka·dang/, ka·dang-ka·dang: adv adakalanya; sekali-sekali. Contoh: tangannya gemetar dan matanya terasa sakit, kadang berkunang-kunang;
    • kala kala: adakalanya; sekali-sekali;
    • terkadang: /ter·ka·dang/ adv kadang-kadang;
    • terkadang-kadang: /ter·ka·dang-ka·dang/ adv terkadang
  2. kadang – alternatif makna ke-2
    • kadang: /ka·dang/ Mk v, me·nga·dang: v mengeringkan (membuang) air nasi dr periuk (supaya lekas kering);
    • dikadang: /di·ka·dang/ v dikeringkan. Contoh: terlampau dikadang;
    • terlampau kadang , mentah, pb krn terlampau diperbagus, sebaliknya malahan menjadi buruk
  3. kadang – alternatif makna ke-3
    • kadang: /ka·dang/ Jw n keluarga; sanak saudara (ada pertalian darah). Contoh: lakon ini dimulai dr kekalahan pasukan Astinapura dl perang besar kadang Bharata;
    • kadang kedayan: sanak saudara raja dsb (yg menjadi pengiring)

Penjelasan Arti ‘Kadang’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “kadang” memiliki beberapa arti yang menunjukkan variasi penggunaan dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditemukan dalam ensiklopedia linguistik seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Artikel ini akan membahas masing-masing arti tersebut dengan lebih rinci.

1. Kadang sebagai adverbia (dalam konteks umumnya):

Arti pertama dari “kadang” diartikan sebagai adverbia, yang menunjukkan suatu kejadian atau tindakan yang tidak terjadi secara terus menerus, namun hanya sesekali atau pada waktu tertentu.

Contoh pemakaian dalam kalimat adalah, “tangannya gemetar dan matanya terasa sakit, kadang berkunang-kunang,” yang menunjukkan bahwa gejala berkunang-kunang ini terjadi sesekali, bukan secara konstan. Varian lain seperti “kadang kala,” “terkadang,” dan “terkadang-kadang” pun memiliki arti yang sama, yaitu menunjukkan sesuatu yang terjadi secara sporadis atau tidak rutin.

2. Kadang sebagai verba (khusus di Minangkabau):

Dalam konteks Minangkabau, “kadang” juga dikenal sebagai verba yang berarti mengeringkan atau membuang air nasi dari periuk agar nasi tersebut lekas kering. Pemakaian kata dalam konteks ini mungkin kurang umum di daerah lain dan sangat spesifik tentang proses dalam memasak nasi yang dilakukan dengan cara tradisional.

Sebagai contoh, “dikadang” yang berarti proses pengeringan tersebut berlebihan sehingga dapat merujuk pada situasi yang berkebalikan dengan yang diinginkan, seperti dalam peribahasa “terlampau kadang, mentah,” yang berarti karena terlalu ingin membuat sesuatu menjadi sempurna, akhirnya justru merusaknya.

3. Kadang sebagai nomina (dalam konteks Jawa):

Ketika kita berpindah ke konteks budaya Jawa, “kadang” beralih fungsi sebagai nomina yang merujuk pada kelompok keluarga atau sanak saudara yang memiliki pertalian darah.

Penggunaannya sering kali dalam narasi tradisional atau cerita rakyat, seperti dalam sebuah lakon yang memaparkan kekalahan pasukan Astinapura dalam perang besar Baratayuda. Istilah “kadang kedayan” lebih spesifik lagi, merujuk pada sanak saudara dari keluarga kerajaan atau para bangsawan yang menjadi pengiring dalam konteks kerajaan tradisional Jawa.

Dalam kesimpulannya, kata “kadang” bisa mempunyai arti yang sangat beragam tergantung pada konteks pemakaiannya, baik sebagai penunjuk frekuensi yang sporadis, sebuah tindakan dalam proses memasak yang khusus, maupun sebutan untuk keluarga dalam tradisi Jawa.

Penggunaannya yang fleksibel mencerminkan kekayaan variasi linguistik dalam bahasa Indonesia.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kadang