Arti Kata ‘Garwa’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘garwa’ memiliki arti sebagai berikut:

  • garwa: /gar·wa/ Jw n istri;
  • garwa ampil: istri yg bukan permaisuri; selir;
  • garwa padmi: istri utama; permaisuri

Penjelasan Arti ‘Garwa’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “garwa” berasal dari bahasa Jawa dan sering digunakan untuk merujuk pada seorang istri. Istilah ini menyiratkan sosok wanita yang telah menikah dan menjadi pasangan hidup laki-laki dalam sebuah pernikahan.

Lebih lanjut, kata “garwa” dalam penggunaannya dapat diperluas ke dalam dua istilah tambahan yang lebih spesifik, yaitu “garwa ampil” dan “garwa padmi”.

“Garwa ampil” mengacu pada istri yang bukan merupakan istri utama atau permaisuri. Dalam konteks historis dan budaya tertentu, istilah ini sering disamakan dengan selir, yaitu wanita yang memiliki hubungan dengan seorang pria yang sudah memiliki istri utama, namun dia tidak memiliki status sosial setara dengan istri utama tersebut.

Dalam beberapa masyarakat yang menganut poligami, seorang “garwa ampil” mungkin secara resmi diakui sebagai istri, tetapi tidak mendapatkan kedudukan atau hak-hak yang sama seperti istri utama.

Sementara itu, “garwa padmi” adalah sebutan bagi istri utama atau permaisuri.

Dalam konteks kerajaan atau masyarakat yang menganut poligami, “garwa padmi” adalah istri yang menduduki posisi tertinggi dan berhak atas penghormatan serta keistimewaan tertentu yang tidak diberikan kepada “garwa ampil” atau istri lainnya.

Seringkali, “garwa padmi” merupakan pilihan pertama atau istri pertama yang dinikahi oleh seorang pria dan dari sinilah dia mendapatkan legitimasi sosial atas statusnya yang lebih tinggi.

Penggunaan kata “garwa” termasuk kedua pengertian tambahan ini menjadi penting dalam memahami struktur sosial dan hubungan keluarga dalam masyarakat yang menganut tradisi atau sistem pernikahan tersebut.

Di Indonesia, istilah ini mungkin tidak terlalu sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini, terutama di tengah masyarakat urban, namun tetap menjadi bagian dari khazanah budaya dan bahasa yang menunjukkan kekayaan dan keragaman tradisi perkawinan dan hubungan keluarga.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/garwa