Arti Kata ‘Bodoh’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘bodoh’ memiliki arti sebagai berikut:

  • bodoh: /bo·doh/ a 1 tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb). Contoh: anak ini bodoh benar, masakan menghitung lima tambah lima saja tidak dapat; 2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman). Contoh: penjajah sengaja membiarkan rakyat bodoh agar mudah diperintah; 3 cak terserah (kepadamu). Contoh: kalau tidak menurut nasihatku, bodoh;
  • membodohkan: /mem·bo·doh·kan/ v 1 membiarkan bodoh (tidak berpengetahuan dsb). Contoh: penjajah sengaja – rakyat supaya dapat diperalat untuk kepentingan mereka; 2 menganggap (memandang) bodoh. Contoh: ia sering – teman sejawatnya; 3 menipu; mengakali. Contoh: polisi gadungan itu telah berhasil – beberapa toko;
  • – diri: pura-pura bodoh; berlagak bodoh;
  • memperbodoh: /mem·per·bo·doh/ v membodohkan;
  • kebodohan: /ke·bo·doh·an/ n 1 sifat-sifat bodoh; ketidaktahuan; 2 kekeliruan; kesalahan;
  • pembodohan: /pem·bo·doh·an/ n proses, cara, perbuatan membodohkan

Penjelasan Arti ‘Bodoh’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “bodoh” sering kita dengar sehari-hari dan biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kesulitan untuk memahami atau mengetahui sesuatu. Misalnya, bila ada seorang anak yang susah untuk menjumlahkan angka lima dengan lima, orang mungkin akan bilang anak itu “bodoh”.

Arti lain dari bodoh adalah situasi di mana seseorang tidak memiliki cukup pengetahuan, pendidikan, atau pengalaman.

Sebagai contoh, pada masa lalu, penjajah seringkali sengaja tidak memberikan pendidikan yang cukup kepada rakyat yang mereka jajah, dengan tujuan agar rakyat tersebut mudah untuk dikelola dan diatur.

Dalam percakapan santai, kadang kata “bodoh” juga dipakai untuk menunjukkan sikap yang tidak peduli atau berserah.

Seumpama kamu menolak untuk mendengarkan saran dari seseorang dan memilih untuk berbuat sesuatu sesuka hati, orang itu mungkin akan mengatakan, “Kalau tidak mau ikut nasihat saya, ya sudah, bodoh,” artinya mereka merasa bahwa keputusanmu tergantung padamu sepenuhnya.

Kemudian, kita juga punya kata “membodohkan,” yang artinya membuat orang lain tetap bodoh atau tidak memberi mereka pengetahuan yang cukup.

Contohnya, penjajah yang dengan sengaja tidak menyediakan pendidikan yang baik untuk rakyat, sehingga mereka bisa dengan mudah memanfaatkan rakyat tersebut.

“Membodohkan” juga bisa berarti menganggap seseorang itu bodoh atau meremehkan kecerdasan mereka.

Misalnya, jika ada seorang pelajar yang sering direndahkan oleh temannya dan dipandang sebelah mata, itu berarti pelajar tersebut sedang “dibodohkan” oleh temannya.

Selain itu, “membodohkan” dapat berarti menipu seseorang, seperti dalam kasus polisi gadungan yang berhasil menipu beberapa toko.

Mereka memberikan informasi palsu atau berpura-pura menjadi seseorang yang mereka bukan untuk mendapatkan keuntungan.

Ada juga ungkapan “membodohi diri” yang berarti berpura-pura tidak tahu atau berlagak tidak mengerti tentang sesuatu, meskipun sebenarnya kita tahu.

“Memperbodoh” sendiri pada dasarnya memiliki makna yang sama dengan “membodohkan,” yaitu tindakan membuat orang lain tetap dalam kondisi tidak tahu atau tidak berpengetahuan.

Ketika kita bicara tentang “kebodohan,” itu berarti kita sedang membicarakan sifat-sifat atau kondisi ketidaktahuan seseorang.

Seseorang mungkin melakukan kesalahan karena mereka tidak tahu atau tidak mengerti tentang sesuatu. Kebodohan ini bisa bermacam-macam, dari kesalahan sederhana hingga kesalahan besar yang bisa berdampak serius.

Terakhir, “pembodohan” adalah proses atau perbuatan di mana seseorang atau suatu kelompok membiarkan atau menyebabkan orang lain untuk tetap tidak berpengetahuan.

Ini bisa menjadi cara untuk mengontrol atau merugikan orang lain dengan tidak memberi mereka kesempatan untuk belajar dan tumbuh secara intelektual.

Singkatnya, bodoh bisa berarti ketidakmampuan untuk mengerti, kurangnya pengetahuan, atau hasil dari sengaja ditipu atau dikekang dari pengetahuan.

Istilah-istilah terkait “bodoh” ini banyak digunakan di masyarakat kita dan memiliki implikasi yang beragam, dari sederhana hingga kompleks, tergantung pada konteksnya..

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bodoh