Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘tolol’ memiliki arti sebagai berikut:
- tolol: /to·lol/ a sangat bodoh; bebal. Contoh: aku lupa menanyakan nama dan nomor telepon wanita itu, betapa tolol nya aku;
- ketololan: /ke·to·lol·an/ n kebodohan; kebebalan
Penjelasan Arti ‘Tolol’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tolol adalah sebuah kata yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan atau pemahaman yang sangat rendah dalam suatu hal. Kalau dibilang seseorang itu ‘tolol’ biasanya artinya orang itu dianggap sangat bodoh atau tidak bisa memahami sesuatu dengan baik.
Contoh sederhana dari penggunaan kata ‘tolol’ adalah ketika seseorang melakukan kesalahan yang seharusnya mudah dihindari atau ketika seseorang tidak bisa menjawab pertanyaan yang sangat sederhana.
Misalnya, kamu pergi ke suatu acara, bertemu banyak orang baru, dan ada satu orang yang menarik perhatianmu. Kalian ngobrol dan ternyata kamu menikmati pembicaraan itu.
Namun, setelah pulang, kamu menyadari kamu lupa menanyakan informasi penting seperti nama lengkap dan nomor telepon orang tersebut. Dalam situasi seperti ini, kamu mungkin mengkritik diri sendiri dengan berkata, “Aku ini tolol, bagaimana bisa lupa hal penting seperti itu?”
Ketololan bisa muncul dalam banyak aspek kehidupan, dari belajar di sekolah hingga berinteraksi dalam kehidupan sosial.
Ketika seseorang tidak mengerti materi yang diajarkan di sekolah dan terus menerus tidak mengerti meskipun sudah dijelaskan berulang-ulang, orang tersebut bisa dianggap ‘tolol’ dalam aspek akademik.
Atau dalam kehidupan sehari-hari, kalau seseorang tidak bisa melakukan tugas yang sebenarnya mudah dilakukan oleh kebanyakan orang, bisa juga dibilang bahwa orang itu menunjukkan ketololan.
Kata “ketololan” adalah bentuk benda dari “tolol”.
Ini merujuk pada kondisi atau keadaan dari seseorang yang tolol. Jadi, ketika berbicara tentang ketololan seseorang, kita sedang membahas tentang seberapa sering atau seberapa parah kebodohan atau kebebalan yang ditunjukkan oleh orang tersebut.
Ketololan ini bisa terjadi sekali-sekali atau bisa juga menjadi ciri khas perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama.
Penting untuk diingat bahwa menilai seseorang sebagai ‘tolol’ bisa sangat subjektif dan tergantung pada konteks serta perspektif masing-masing individu.
Selain itu, penggunaan kata ‘tolol’ dapat menyakiti perasaan orang lain dan seringkali dianggap tidak sopan atau menghina. Oleh karena itu, harus berhati-hati saat ingin menggunakan kata ini dalam percakapan dengan orang lain.