Arti Kata ‘Manja’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘manja’ memiliki arti sebagai berikut:

  • manja: /man·ja/ a 1 kurang baik adat kelakuannya krn selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya, dsb. Contoh: krn anak bungsu, ia sangat manja; 2 sangat kasih, jinak, mesra (kpd). Contoh: anak itu sangat manja kpd kakeknya; kucing itu manja sekali kpd tuannya;
  • manja diri: gejala yg normal pd anak-anak usia antara 4—6 tahun untuk selalu memperoleh perhatian orang tua atau lingkungannya thd diri sendiri, biasanya disebabkan oleh terpecahnya perhatian orang tua kpd adiknya atau krn makin berkurangnya perhatian orang tua bersamaan dng makin besarnya anak itu;
  • bermanja-manja: /ber·man·ja-man·ja/ v berjinak-jinakan; beramah-ramahan. Contoh: pd senja itu ia – dng adiknya;
  • memanjakan: /me·man·ja·kan/ v memperlakukan dng kasih sayang dsb sehingga menjadi manja. Contoh: keluarga itu terlalu – anak-anaknya;
  • termanja-manja: /ter·man·ja-man·ja/ v menjadi sangat manja;
  • mempermanjakan: /mem·per·man·ja·kan/ v memanjakan;
  • kemanjaan: /ke·man·ja·an/ n perihal manja;
  • kemanja-manjaan: /ke·man·ja-man·ja·an/ a 1 cenderung bertingkah laku manja; 2 agak manja. Contoh: caranya bernyanyi masih –

Penjelasan Arti ‘Manja’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “manja” menggambarkan perilaku seseorang—biasanya seorang anak—yang terbiasa mendapatkan apa yang ia mau. Orang yang manja biasanya tidak terbiasa ditolak atau dikritik, sehingga dia cenderung bertingkah dengan cara yang mungkin dianggap kurang baik atau terlalu bergantung pada orang lain.

Misalnya, kita sering melihat seorang anak bungsu yang cenderung dimanja oleh keluarganya, menjadi seseorang yang selalu ingin diprioritaskan dan diperhatikan.

Kata ini juga bisa digunakan untuk mendeskripsikan sikap lembut dan mesra, seperti ketika kita melihat hubungan erat antara seorang anak dengan kakeknya, atau rasa kasih yang ditunjukkan seekor kucing kepada pemiliknya.

Dalam konteks ini, “manja” menandakan kedekatan dan kehangatan hubungan antara dua pihak.

Selain itu, ada istilah “manja diri,” yang merupakan fase normal dalam perkembangan anak-anak, khususnya pada usia 4 hingga 6 tahun.

Pada masa ini, anak-anak cenderung ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tua atau lingkungan sekitar mereka. Hal ini biasanya terjadi jika perhatian orang tua mereka terbagi, mungkin karena hadirnya adik baru atau karena orang tua menjadi sibuk dengan aktivitas lainnya.

Ketika orang berbicara atau berkelakuan dengan cara yang menggambarkan kelembutan atau ingin akrab, mereka sedang “bermanja-manja”.

Ini sering terlihat ketika seseorang bercanda atau bermain-main dengan cara yang akrab dan penuh kasih sayang.

“Memanjakan” adalah tindakan memberikan perhatian atau kasih yang berlebihan kepada seseorang, yang mungkin membuat mereka menjadi manja.

Misalnya, orang tua yang selalu mengabulkan permintaan anaknya bisa dianggap sebagai orang yang memanjakan anaknya.

Begitu pula dengan kata “kelembutan,” yang merupakan kata nama yang berarti sifat atau keadaan menjadi manja.

Adapun “kemanja-manjaan” bisa digunakan untuk menggambarkan tindakan atau cara bertingkah yang cenderung manja atau sedikit manja, seperti dalam cara seseorang bernyanyi dengan tingkah yang agak manja atau genit.

Pemahaman atas sikap manja sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat mempengaruhi hubungan antar manusia dan cara individu bersosialisasi di masyarakat.

Sikap manja yang wajar mungkin menjadi ekspresi kasih sayang, namun jika terlalu berlebihan, bisa menghambat kemandirian dan pertumbuhan karakter seseorang..

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/manja