Arti Kata ‘Hina’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘hina’ memiliki arti sebagai berikut:

  • hina: /hi·na/ a 1 rendah kedudukannya (pangkatnya, martabatnya). Contoh: sesungguhnya aku ini orang yg hina; 2 keji, tercela; tidak baik (tt perbuatan, kelakuan). Contoh: zina merupakan perbuatan yg hina;
  • ketahuan hina mulianya, pb mengetahui kedudukan yg sebenarnya; se hina semalu, pb seia sekata; senasib;
  • hina angkara :sangat rendah dan biadab;
  • hina budi: kelakuan yg kurang baik;
  • hina lata: hina dina;
  • hina papa: hina dina;
  • berhina: /ber·hi·na/ v merendahkan (diri);
  • diri diri: merendahkan diri;
  • menghina: /meng·hi·na/ v 1 merendahkan; memandang rendah (hina, tidak penting). Contoh: ia sering menghina kedudukan orang tuanya; 2 memburukkan nama baik orang; menyinggung perasaan orang (spt memaki-maki, menistakan). Contoh: tulisannya dl surat kabar itu dipandang menghina kepala kantor itu;
  • menghinakan: /meng·hi·na·kan/ v menghina;
  • hina-menghinakan: /hi·na-meng·hi·na·kan/ v saling menghina; saling memburukkan nama baik;
  • terhina: /ter·hi·na/ v dihinakan; direndahkan. Contoh: ia merasa terhina dicaci maki di depan kawan-kawannya;
  • hinaan: /hi·na·an/ n cercaan; nistaan;
  • penghinaan: /peng·hi·na·an/ n proses, cara, perbuatan menghina(kan); menistakan. Contoh: penghinaan yg dilontarkan kepadanya betul-betul keterlaluan; penghinaan lisan: Kom pencemaran thd nama baik seseorang yg dilakukan secara lisan; penghinaan thd pengadilan: Kom publikasi pemberitaan atau komentar dl surat kabar yg dapat merintangi jalannya pengadilan yg sedang berlangsung;
  • kehinaan: /ke·hi·na·an/ n sifat yg hina (rendah, buruk, aib, keji, dsb). Contoh: ia telah jatuh ke lembah kehinaan;
  • sehina: /se·hi·na/ a sama hina;
  • hina semalu, pb seia sekata; senasib

Penjelasan Arti ‘Hina’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “hina” memiliki beberapa arti yang menggambarkan tingkat atau nilai dari sesuatu atau seseorang yang kurang terhormat. Pertama, kata ini dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang atau sesuatu yang memiliki kedudukan, pangkat, atau martabat yang rendah.

Misalnya, seseorang yang merasa rendah diri di tengah masyarakat mungkin akan mengatakan “aku ini orang yang hina.”

Kedua, “hina” juga dapat merujuk pada sesuatu yang dianggap keji atau tercela, seringkali terkait dengan perilaku atau tindakan yang tidak baik atau tidak patut.

Contoh dari penggunaan ini adalah ketika menyebut perbuatan zina sebagai tindakan yang hina.

Istilah “hina angkara” digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sangat rendah dan biadab, sedangkan “hina budi” merujuk pada kelakuan yang kurang baik.

“Hina lata” dan “hina papa” berarti hina dina, yang mencerminkan kondisi sangat rendah atau tidak terhormat.

Ketika seseorang bersikap “berhina” atau melakukan tindakan “berhina diri,” itu berarti dia sedang merendahkan dirinya sendiri, atau menunjukkan sikap yang meremehkan martabatnya sendiri.

Sementara itu, “menghina” adalah tindakan merendahkan atau memandang rendah orang lain, yang bisa tercermin melalui kata-kata atau perbuatan.

Apabila ada orang yang “terhina,” itu artinya orang tersebut dihinakan atau direndahkan oleh orang lain, yang sering kali bisa membuat mereka merasa malu atau terluka.

“Hinaan” adalah kata yang menggambarkan cercaan atau nistaan yang diterima seseorang.

Kata “penghinaan” mengacu pada proses, cara, atau perbuatan menghina seseorang, yang bisa sangat menyakitkan dan sering kali dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas dalam masyarakat.

“Penghinaan lisan” adalah tindakan mencemarkan nama baik seseorang secara verbal, sedangkan “penghinaan terhadap pengadilan” merujuk pada pemberitaan atau komentar yang diterbitkan di media dan bisa mengganggu proses pengadilan yang sedang berlangsung.

“Kehinaan” merujuk pada sifat yang hina, seperti ketika seseorang jatuh ke dalam keadaan yang buruk atau aib yang mendalam.

Terakhir, “sehina” menggambarkan sesuatu yang sama-sama hina. Frase “sehina semalu” mengandung arti bahwa dua orang atau lebih dalam kondisi yang sama-sama rendah atau berada dalam nasib yang serupa.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hina