Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘nista’ memiliki arti sebagai berikut:
- nista: /nis·ta/ a 1 hina; rendah. Contoh: perbuatan itu sangat nista; 2 tidak enak didengar. Contoh: kata-kata nista; 3 cak aib; cela; noda. Contoh: nista yg tidak terhapuskan lagi;
- menista: /me·nis·ta/ v menganggap nista; mencela;
- menistakan: /me·nis·ta·kan/ v menjadikan (menganggap) nista; menghinakan; merendahkan (derajat dsb). Contoh: janganlah suka menistakan orang lain krn bagi Tuhan manusia itu semuanya sama;
- ternista: /ter·nis·ta/ a dl keadaan direndahkan, dihina, atau dicela. Contoh: banyak tenaga kerja Indonesia ternista di negeri orang;
- nistaan: /nis·ta·an/ n cercaan; makian; perbuatan (perkataan dsb) untuk menista. Contoh: ia lahir dan besar melalui nistaan dan celaan;
- penista: /pe·nis·ta/ n orang yg menista(kan);
- kenistaan: /ke·nis·ta·an/ n hal nista
Penjelasan Arti ‘Nista’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Istilah “nista” seringkali kita dengar digunakan untuk menggambarkan sesuatu atau seseorang yang dinilai rendah atau hina. Kata nista menunjuk pada sesuatu yang tidak dihormati atau diperlakukan dengan buruk karena dianggap tidak layak, yang dalam banyak kasus bisa dianggap sebagai bentuk pelecehan atau diskriminasi.
Ketika seseorang melakukan tindakan yang sangat nista, hal itu berarti dia telah melakukan sesuatu yang mendapat pandangan negatif karena dinilai sebagai tindakan yang sangat rendah dan tidak bermoral.
Misalnya, mencuri dari orang miskin bisa dianggap sebagai perbuatan yang sangat nista karena menunjukkan kurangnya empati dan moral.
Jika kita berbicara mengenai “kata-kata nista”, yang dimaksud adalah ucapan yang buruk dan tidak menyenangkan untuk didengar.
Kata-kata yang menghina atau meremehkan seseorang bisa dianggap nista karena menyebarkan kebencian atau merusak reputasi seseorang. Mencibir atau meremehkan orang lain dengan kata-kata kasar adalah contoh penggunaan bahasa yang nista.
Dalam konteks lain, nista sering kali dikaitkan dengan aib, cela, atau noda.
Ini merujuk pada sesuatu yang meninggalkan bekas negatif yang sulit dihilangkan, misalnya skandal yang mencoreng nama baik seseorang atau keluarga.
Saat kita berbicara tentang “menista”, ini adalah tindakan dimana seseorang sengaja merendahkan atau mencela orang lain.
Misalnya, melakukan fitnah atau gosip berlebihan di media sosial dengan niat untuk merusak reputasi seseorang adalah bentuk dari menista.
“Menistakan” memiliki makna yang serupa, yaitu menjadikan seseorang atau sesuatu dianggap tidak bernilai atau hina.
Tindakan diskriminasi berdasarkan latar belakang etnis, gender, atau status sosial bisa dianggap sebagai perilaku menistakan karena menciptakan ketidaksetaraan dan merendahkan martabat orang lain.
Ketika seseorang atau sesuatu “ternista”, ini berarti mereka berada dalam keadaan yang telah direndahkan atau dicela.
Sebagai contoh, pekerja migran yang mendapatkan perlakuan buruk dan diskriminatif di negara lain bisa dianggap telah ternista.
“Nistaan” berkaitan dengan perbuatan atau perkataan yang digunakan untuk menista, seperti makian atau cercaan.
Hal ini sering terlihat dalam perseteruan atau konflik, di mana individu atau kelompok saling lempar kata-kata atau tindakan hina untuk meremehkan satu sama lain.
Sementara itu, “penista” adalah istilah untuk orang yang melakukan pelecehan atau penghinaan.
Gossip monger atau pembuat fitnah bisa dianggap sebagai penista karena sengaja menyebarkan cerita atau informasi palsu untuk merendahkan orang lain.
Terakhir, “kenistaan” merupakan hal atau kondisi yang berkaitan dengan sesuatu yang nista.
Ini bisa mencakup situasi atau lingkungan sosial di mana penghinaan dan tindakan tidak menghormati menjadi hal yang jamak terjadi..