Teknik hidroponik adalah teknik menanam tanaman tanpa menggunakan media tanah. Pada umumnya, teknik hidroponik memanfaatkan air untuk menyalurkan nutrisi ke tanaman.
Ingin menanam banyak tanaman tapi minim lahan? Hidroponik jawabannya!
Berikut ini akan diulas lebih jauh mengenai teknik hidroponik dan langkah-langkah teknik hidroponik untuk pemula.
Pengertian Teknik Hidroponik
Teknik hidroponik adalah teknik menanam tanaman tanpa menggunakan media tanah. Pada umumnya, teknik hidroponik memanfaatkan air untuk menyalurkan nutrisi ke tanaman.
Menanam menggunakan teknik hidroponik dinilai cukup efektif dan efisien. Terutama bagi yang tidak memiliki lahan cukup luas dan minim air.
Berikut adalah kelebihan menanam menggunakan teknik hidroponik.
- Praktis dan efisien karena tidak banyak membutuhkan lahan
- Nutrisi dapat tersalurkan ke tanaman secara efektif dan efisien
- Tidak menghasilkan polusi
- Steril dan bersih
- Media tanam dapat dipakai berulang kali
- Bebas dari gulma
- Tanaman tumbuh lebih cepat
- Lebih cepat panen
- Hasil panen lebih banyak
Jenis-Jenis Teknik Hidroponik
Terdapat beragam jenis teknik hidroponik yang dapat Anda praktikkan.
1. Sistem Sumbu (Wick System)
Sesuai dengan namanya, teknik ini memanfaatkan media berupa sumbu untuk menyalurkan nutrisi ke tanaman, seperti halnya pada gambar di atas.
Teknik sistem sumbu ini merupakan sistem yang paling sederhana, sehingga mudah dipraktikkan oleh pemula. Bentuk dan proses perancangannya pun tidak sulit, sehingga minim dari risiko kegagalan.
Bagi pemula, Anda bisa menyiapkan wadah bekas seperti botol. Susun botol membentuk sistem sumbu sehingga nutrisi dapat tersalurkan melalui potongan botol bagian bawah.
Kelebihan Sistem Sumbu:
- Biaya tergolong murah
- Bentuk sederhana, cocok untuk pemula
- Karena menggunakan sumbu, frekuensi penambahan nutrisi lebih panjang
- Tidak perlu biaya listrik
- Mudah dipindah
Kekurangan Sistem Sumbu:
- Tidak cocok untuk tanaman banyak, karena sulit mengatur pH air
- Hanya cocok untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air
2. Sistem Irigasi (Fertigasi)
Sistem irigasi merupakan teknik hidroponik yang paling banyak dipakai. Hal ini lantaran sistem ini dianggap lebih hemat biaya. Proses pemupukan lebih efisien karena pupuk diberikan dengan jumlah sedikit tapi terus-menerus atau kontinyu.
Hidroponik dengan sistem irigasi membutuhkan beberapa alat dengan ruangan yang cukup besar. Beberapa diantaranya adalah dripper, nipper, microtube, wadah penampungan nutrisi, pompa, pipa nutrisi, polybag, dan timer. Sedangkan beberapa media bahan yang sering dipakai adalah sabut kelapa, sekam padi, pelrit, vermikulit, dan zeolit.
Jenis sistem ini biasa dipakai untuk menanam sayuran seperti cabai, terong, timun jepang, paprika, dan tomat.
Kelebihan sistem irigasi:
- Pemberian nutrisi disesuaikan dengan umur tanaman
- Akar tanaman lebih mudah berkembang
- Bersih dan bebas penyakit
- Hasil panen lebih banyak dan berkualitas
- Penggunaan nutrisi dan pupuk yang tepat
- Dalam skala besar, sangat menguntungkan
Kekurangan sistem irigasi:
- Membutuhkan modal tinggi untuk instrumen dan komponen lainnya
- Wawasan yang luas mengenai tanaman
- Perawatan ladang harus selalu dikontrol
- Kerusakan sistem berpengaruh pada hasil tanaman
3. Sistem Pasang Surut (EBB & Flow)
Sistem pasang surut bekerja dengan membanjiri wadah penampung dengan air yang mengandung nutrisi untuk tanaman selama periode waktu tertentu. Air yang membanjiri tersebut kemudian dialirkan kembali ke penampungan. Proses ini terjadi secara berulang-ulang.
Pada sistem ini, dibutuhkan pompa air yang sudah diatur dengan timer. Pompa ini berfungsi untuk melakukan proses pembanjiran atau penyurutan pada tanaman berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Untuk sistem ini, pompa air merupakan hal paling penting.
Kelebihan sistem pasang surut:
- Persediaan oksigen yang baik
- Kegiatan perawatan dan pemantauan mudah karena dilakukan otomatis oleh sistem
Kekurangan sistem pasang surut:
- Membutuhkan aliran listrik yang stabil
- Kualitas berkurang setelah pompa digunakan berkali-kali
4. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Jenis hidroponik yang satu menempatkan akar tanaman pada aliran dangkal sehingga tanaman tidak terendam sepenuhnya. Dengan demikian, tanaman dapat memperoleh oksigen dan nutrisi yang optimal.
Nutrisi yang disediakan untuk tanaman akan diterima oleh akar secara terus menerus menggunakan pompa air yang dipasang pada penampung nutrisi.
Kelebihan sistem NFT:
- Sangat cocok untuk tanaman yang membutuhkan banyak air. Hal ini karena sistem ini memiliki aliran air yang stabil, mudah dan baik. Sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi lebih banyak
- Masa tanam lebih singkat dibanding dengan hidroponik konvensional.
- Untung lebih besar karena bisa panen berkali-kali dalam satu waktu
- Perawatan lebih mudah karena nutrisi ditempatkan di satu tempat
- Sistem NFT stabil sehingga nutrisi di semua bagian seragam
Kelemahan sistem NFT:
- Mmebutuhkan banyak modal untuk perlengkapan hidroponik
- Tidak cocok untuk pemula, dibutuhkan kemampuan dan keahlian yang mumpuni
- Memerlukan listrik yang stabil
- Rentan terhadap penyakit, akar tanaman dapat dengan mudah menularkan penyakit ke tanaman lain pada jalur atau wadah tersebut
5. Sistem Rakit Apung (Water Culture)
Jenis sistem hidroponik ini menggunakan rakit apung atau gabus/styrofoam yang sudah dilubangi dan diletakkan di atas larutan nutrisi.
Sistem ini tidak membutuhkan komponen listrik, pompa untuk menyalurkan nutrisinya. Selain itu, sistem rakit apung tidak membutuhkan banyak biaya dan lahan yang besar.
Sistem ini juga membuat tanaman tidak rentan layu akibat kekurangan air atau nutrisi dengan catatan nutrisi harus sudah tersedia di penampungan.
Kelebihan sistem rakit apung:
- Biaya operasional terjangkau
- Bahan mudah ditemukan
- Perawatan mudah
- Hemat pengeluaran
- Hemat air dan nutrisi
Kelemahan sistem rakit apung:
- Tidak cocok di tempatkan di luar ruangan
- Akar tanaman rentan membusuk
- Kadar oksigen sedikit sehingga proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik
6. Sistem Aeroponik
Teknik hidroponik dengan aeroponik memanfaatkan udara sebagai media untuk menyalurkan nutrisi ke tanaman. Jadi, nutrisi disalurkan melalui semprotan ke tanaman dalam bentuk kabut.
Berbeda halnya dengan hidroponik yang menggunakan air, sistem aeroponik tidak menggunakan wadah untuk menggenangkan larutan nutrisi.
Sistem aeroponik tekah berhasil diuji coba mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Hasil yang diperoleh, tanaman mempunyai rasa yang lebih segar.
Kelebihan sistem aeroponik:
- Tidak membutuhkan lahan luas
- Nutrisi disemprotkan dalam bentuk kabut sehingga nutrisi bercampur dengan oksigen dalam jumlah banyak sehingga fotosintensis berjalan sempurna
- Meminimalisir terjadinya penyebaran penyakit karena akr tidak terendam dalam penampungan
- Hasil pertanian lebih segar dan bergizi
Kelemahan sistem aeroponik:
- Keterbatasan ketersediaan alat, sistem ini membutuhkan alat penyembur sprinkler yang masih sulit untuk ditemukan di pedesaan atau kota-kota kecil
- Memerlukan listrik yang stabil sehingga sistem bisa terus berjalan
- Memerlukan keahlian tinggi dalam pengelolaan tanaman
- Membutuhkan biaya operasional yang besar
Teknik Hidroponik untuk Pemula
Jika Anda adalah pemula dalam hidroponik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Pertama, Anda harus mengerti tentang sistem hidroponik apa yang ingin Anda coba dan pelajarilah terlebih dahulu apa saja kebutuhan yang harus Anda siapkan sebelum memulainya.
- Dengan mengerti sistem hidroponik, otomatis akan membuat Anda menjadi lebih paham apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada.
- Anda juga perlu menyiapkan bibit tanaman yang akan Anda tanam, sesuaikanlah dengan ukuran dari lahan hidroponik yang Anda punya.
- Pastikan agar sistem aerasi terus berjalan agar tanaman Anda tidak mengalami kekurangan oksigen. Selain itu juga pastikanlah agar air yang ada tidak tercemar oleh larutan pupuk yang berlebihan dan harus secara rutin diganti.
- Konsisten dan bersabarlah karena menanam tanaman bukanlah sebuah proses yang instan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik hidroponik yang bisa dilakukan oleh pemula.
1. Persiapan Menanam Hidroponik
Sebelum melakukan penanaman hidroponik, pastikan kamu sudah mempersiapkan segala peralatan, bahan dan instalasi sistem hidroponik. Selain itu, pilihlah lokasi tanam hidroponik yang bersih sehingga tanaman bebas dari pemicu bakteri/penyakit.
Alat dan bahan hidroponik menyesuaikan dengan sistem instalasi yang dipilih. Secara umum, instalasi hidroponik membutuhkan alat-alat berikut.
- Pipa paralon 3/4 atau baki: sebagai wadah netpot nantinya.
- Aerstone: sebagai penghasil oksigen di air.
- Aerator
- Slang aerator
- Pisau cutter
- PH meter digital
- TDS meter digital
- Kain flanel/sumbu (untuk sistem hidroponik sumbu)
- Sumber listrik
- Media tanam
- Tray semai
- Tusuk gigi
2. Pemilihan Bibit
Selanjutnya, siapkan benih tanaman yang hendak ditanam. Tentukan jenis tanamannya lalu rendam bibit selama 5 menit. Jika terdapat benih yang mengapung, maka lebih baik dibuang saja.
3. Penyemaian Bibit
Dalam proses penyemaian bibit, kamu memerlukan beberapa langkah berikut:
- Siapkan media tanam (rockwoll) yang telah dipotong dengan ukuran sebesar 2,5cm x 2,5 cm x 2,5cm.
- Beri rockwoll dengan air hingga lembab.
- Letakkan rockwoll pada tray semai serta lubangkan rockwoll dengan tusuk gigi.
- Masukkan benih pada lubang rockwoll tersebut.
- Siram rockwoll dengan air di pagi hari dan taruh di daerah yang ada sinar matahari.
- Setelah tunas tumbuh (biasanya 7-10 hari) maka pindahkan rockwoll pada netpot. Lalu, letakkan pada sistem hidroponik.
- Sangat disarankan menggunakan air tanah atau air sumur karena ppmnya mendekati 0 yang bagus untuk pertumbuhan benih hidroponik.
4. Pembesaran pada Sistem Hidroponik
Tunggu benih di rockwoll hingga bertunas dan siap di pindahkan ke netpot. Selanjutnya sesuaikan netpot dengan sistem hidroponik yang dipilih baik itu sistem terapung, NFT, sumbu, aerophonic, sistem drip, atau DFT.
5. Pembuatan Nutrisi
Jika bibit sudah dipindah ke netpot, langkah selanjutnya adalah penyediaan nutrisi bagi tanaman. Untuk penyediaan nutrisi, kamu bisa memilih meramu sendiri atau membeli nutrisi yang telah jadi di toko-toko pertanian.
Berikut adalah langkah membuat/meramu nutrisi secara mandiri.
- Siapkan 2 botol air mineral 500ml
- Isi dengan air sebanyak 500ml
- Beri tanda pada batas air
- Sisishkan 1/3 bagian airnya pada wadah lainnya
- Masukkan nutrisi A dan B pada masing-masing botol
- Kocong hingga larut
- Masukkan kembali 1/3 air yang telah disisihkan tadi sampai batas tanda yang telah dibuat pada langkah ke-3.
6. Perawatan Tanaman
Jika tanaman sudah ter set dengan baik dalam sistem hidroponik, selanjutnya adalah proses perawatan tanaman.
Lakukan pengecekan terhadap tanaman secara rutin. Termasuk debit air, kelancaran pompa, pipa, dan kebersihan lingkungan.
7. Panen
Jika tanaman sudah siap untuk dipanen, maka kamu tinggal menarik tanaman tersebut dari potnya untuk kemudian dimanfaatkan.
Terimakasih telah membaca artikel Saintif tentang hidroponik. Smeoga bermanfaat ya.