Daur air atau siklus hidrologi adalah siklur atau perputaran air dari air menguap menjadi awan dan apabila mencapai titik jenuh di awan, maka akan jatuh dalam bentuk hujan air, salju atau es, demikian seterusnya.
Proses dalam siklus ini meliputi Evaporasi (penguapan), Transpirasi (Penguapan Tumbuhan), Evapotranspirasi, Sublimasi, Kondensasi, dan Adveksi.
Mengapa air yang ada di bumi tidak pernah habis? Karena air yanga ada di alam mengalami siklus hidrologi atau biasa disebut juga dengan daur air. Lalu bagaimana proses daur air tersebut?
Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan berikut!
Pengertian Siklus Hidrologi
Daur air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air atau perputaran air dari air menguap menjadi awan dan apabila mencapai titik jenuh di awan, maka akan jatuh dalam bentuk hujan air, salju atau es, demikian seterusnya.
Tahapan siklus hidrologi ini tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui rangkaian proses yaitu kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Proses Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi terbagi menjadi beberapa proses rangkaian yang saling berkaitan. Tahapan ini membentuk pola memutar dan terjadi secara terus-menerus sehingga disebut sebagai siklus.
1. Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi adalah proses penguapan air yang terdapat di rawa, laut, danau, sumatera, dan lainnya akibat terkena panas sinar matahari.
Pada tahap ini terjadi perubahan wujud air dari bentuk cair ke dalam bentuk gas.
Oleh sebab itulah uap air kemudian naik ke atmosfer. Semakin besar energi panas yang diserap permukaan bumi, maka laju evaporasi juga akan semakin besar.
2. Transpirasi (Penguapan Tumbuhan)
Selain tempat penampungan air, tumbuhan juga dapat mengalami penguapan.
Dalam tumbuhan, penguapan terjadi pada jaringan tumbuhan yang kemudian membentuk uap air sebagaimana evaporasi pada umumnya.
3. Evapotranspirasi
Proses ini seringkali disebut sebagai penggabungan dari evaporasi dan tranpirasi.
Dengan kata lain, proses ini merupakan penjumlahan total dari penguapan yang terjadi di permukaan bumi.
4. Sublimasi
Sublimasi juga dikategorikan sebagai bentuk pengupan. Hanya saja penguapan ini terjadi di daerah kutub es atau puncak gunung. Melalui proses sublimasi, es berubah menjadi uap air tanpa terlebih dahulu menjadi bentuk cair.
Sublimasi banyak terjadi pada lapisan es kutub utara, selatan, dan pegunungan yang terdapat salju.
Karena terbentuk dari fase padat ke gas, proses sublimasi membutuhkan waktu yang lebih lambat dibandingkan dengan proses penguapan.
5. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya air menjadi partikel es yang diakibatkan oleh suhu yang rendah sehingga membentuk awal yang tebal.
Air yang dibawa proses penguapan inilah yang akan mengalami kondensasi ketika sudah mencapai atmosfer dalam suhu lingkungan yang rendah.
Partikel es di atmosfer saling berkumpul dalam awan yang kemudian memunculkan awan abu atau kabut di langit.
6. Adveksi
Adveksi adalah proses perpindahan massa udara (dalam bentuk awan) secara horizontal dari satu lokasi ke lokasi lainnya akibat tekanan udara atau angin.
Jadi setelah partikel-partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut kemudian berpindah dari satu titik ke titik lain secara horizotal.
Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses kondensasi dapat menyebar dan berpindah dari atmosfer yang mulanya berada di lautan meuju ke atmosfer daratan.
Proses adveksi tidak selalu terjadi dalam siklus hidrologi. Tahapan ini umumnya terhadi dalam siklus hidrologi pendek.
7. Presipitasi
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air (baik dalam wujud hujan air, salju, maupun butiran es) dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk yang berbeda.
Proses terjadinya presipitasi akibat uap air menjadi jenuh, kemudian terkondensasi dan keluar dalam bentuk air hujan (presipitasi).
8. Run Off (Limpasan)
Run off (limpasan) ialah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan bumi.
Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air contohnya danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra.
Dalam proses inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
9.Infiltrasi
Air yang sudah berada di bumi akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah.
Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi.
Macam-macam Proses Siklus Hidrologi
1. Siklus pendek/Siklus Kecil
- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
- Turun hujan di permukaan laut
2. Siklus Air Sedang
- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Terjadi evaporasi
- Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
- Pembentukan awan
- Turun hujan di permukaan daratan
- Air mengalir di sungai menuju laut kembali
3. Siklus Panjang/Siklus Besar
- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Uap air mengalami sublimasi
- Pembentukan awan yang mengandung Kristal es
- Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
- Pembentukan awan
- Turun salju
- Pembentukan gletsar
- Gletser mencari membentuk aliran sungai
- Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
Demikian ulasan mengenai proses siklus hidrologi dengan penjelasan dan gambar. Semoga bermanfaat.
Referensi
- geologi.co.id