Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kesengsem’ memiliki arti sebagai berikut:
- kesengsem: /ke·seng·sem/ Jw a sangat tertarik hati (tergila-gila) sehingga terlupa diri; terpesona
Penjelasan Arti ‘Kesengsem’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “kesengsem” berasal dari bahasa Jawa dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya di kalangan masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa atau mereka yang familiar dengan istilah tersebut.
Ketika seseorang mengungkapkan bahwa dia “kesengsem,” itu artinya dia merasa sangat tertarik atau tergila-gila pada seseorang atau sesuatu hingga mungkin sampai melupakan hal-hal lain di sekitarnya.
Ini sering terjadi saat pertama kali bertemu dengan seseorang yang menarik atau ketika ada yang membuat hati kita berdebar kencang.
Perasaan kesengsem ini bisa muncul dalam berbagai situasi, seperti saat kamu melihat idolamu di televisi atau konser dan kamu merasa sangat terpukau.
Atau ketika kamu jatuh cinta pada seseorang di sekolah yang membuatmu selalu ingin dekat dengan mereka, memikirkan mereka, atau bahkan bermimpi tentang mereka. Perasaan ini sangat kuat dan intens sehingga bisa membuatmu lupa akan hal-hal lain yang biasanya penting bagimu.
Contohnya, seorang remaja yang kesengsem pada teman sekelasnya mungkin akan terus merenung tentang orang itu saat pelajaran berlangsung, sehingga ia tidak memperhatikan penjelasan guru di kelas.
Atau seseorang yang terpesona oleh ponsel terbaru di pasaran dapat menghabiskan berjam-jam meneliti tentang ponsel itu, membaca review dan menonton video di YouTube tentangnya, sampai lupa makan atau mengerjakan tugas.
Kata “kesengsem” juga menandakan kekaguman yang kuat terhadap sesuatu.
Misalnya, seseorang bisa saja kesengsem dengan sebuah lukisan atau karya seni karena keindahan dan kreativitas yang dimiliki karya tersebut. Dalam konteks ini, perasaan terpesona itu menggambarkan apresiasi terhadap estetika dan keunikan suatu objek.
Perasaan kesengsem bisa menjadi sesuatu yang manis dan menyenangkan, namun juga penting untuk menjaga keseimbangan sehingga tidak mengganggu kewajiban kita yang lain.
Di saat kita sedang mengalami perasaan ini, kita harus tetap sadar akan kenyataan dan tetap menjaga tanggung jawab kita sehari-hari..