Arti Kata ‘Kalbu’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kalbu’ memiliki arti sebagai berikut:

  • kalbu: /kal·bu/ n pangkal perasaan batin; hati yg suci (murni); hati. Contoh: usul yg dikemukakan di dl rapat tadi timbul dr kalbu nya

Penjelasan Arti ‘Kalbu’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kalbu adalah kata yang sering kita dengar dan ini menunjuk pada sesuatu yang terletak di dalam diri kita, yang paling dalam. Kata kalbu sering kali diidentikkan dengan hati, tapi bukan hati yang berdetak dan memompa darah seperti yang kita tahu dari pelajaran biologi.

Kalbu lebih merujuk pada bagian batin kita, tempat berbagai perasaan dan pemikiran bersumber.

Misalnya, ketika kamu merasakan suatu kegembiraan atau kesedihan yang mendalam, itu berasal dari kalbu.

Kalbu itu suci dan murni, artinya tidak tercampuri oleh hal-hal negatif seperti kepalsuan atau kejahatan. Kalbu dianggap sebagai inti dari kejujuran dan keikhlasan seseorang.

Apabila ada seseorang yang mengajukan sebuah usulan atau ide dan dia mengatakan hal itu berasal dari kalbunya, artinya ia mengungkapkan itu dari hati yang tulus, tanpa ada maksud terselubung atau karena dipaksa.

Orang itu mungkin telah merenungkan dengan sungguh-sungguh dan akhirnya memutuskan untuk berkata atau melakukan sesuatu atas dasar pemikiran dan perasaan terdalamnya.

Sebagai contoh, dalam sebuah situasi seperti pertemuan atau rapat, pertimbangan yang berasal dari kalbu biasanya menunjukkan kepedulian pribadi yang autentik terhadap suatu masalah, jauh dari kepentingan pribadi atau politis.

Ini semacam memiliki akar altruistis dan kesungguhan yang lahir dari kesadaran pada kebenaran atau kebutuhan yang mendalam.

Ketika kita berbicara soal kalbu, kita juga sering mendengar istilah ‘mendengarkan suara hati’.

Ini berarti mengikuti panduan yang datang dari tempat yang benar-benar jujur di dalam diri kita, yang terkadang mungkin tidak logis atau praktis, namun mengandung esensi dari nilai atau keyakinan kita yang paling mendasar.

Jadi, kalbu adalah sesuatu yang esensial bagi setiap orang.

Ia seperti kompas yang mengarahkan kita kepada apa yang benar-benar kita percayai dan rasakan pada tingkat yang paling dalam, dan dapat dianggap sebagai sumber dari keputusan-keputusan yang paling ikhlas dan tidak ternoda oleh pengaruh eksternal.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kalbu