Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘cerewet’ memiliki arti sebagai berikut:
- cerewet: /ce·re·wet/ /ceréwét/ a suka mencela (mengomel, mengata-ngatai, dsb); banyak mulut; nyinyir; bawel. Contoh: pembantu rumah tangga tidak suka bekerja pd nyonya rumah yg cerewet;
- mencereweti: /men·ce·re·weti/ v selalu mengata-ngatai (mencela ini itu, menyuruh begini-begitu, dsb). Contoh: orang tuanya sudah cukup mencereweti nya, tetapi ia masih tetap malas juga;
- kecerewetan: /ke·ce·re·wet·an/ n perihal cerewet. Contoh: orang awam harus memaklumi kecerewetan ahli bahasa soal penulisan yg sesuai dng ejaan yang benar
Penjelasan Arti ‘Cerewet’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Cerewet adalah sebuah kata yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang seringkali suka mengeluarkan banyak komentar atau kritik, terutama yang bersifat negatif. Misalnya, kamu mungkin pernah bertemu dengan orang yang selalu mempunyai sesuatu untuk dikeluhkan atau yang senang memerintah orang lain dengan caranya sendiri, itulah yang dimaksud dengan cerewet.
Orang yang cerewet biasanya dikenal karena suka mengomel, yakni mengeluarkan banyak kata-kata atau keluhan yang bisa menjengkelkan bagi yang mendengarnya.
Mereka juga sering dianggap sebagai orang yang ‘banyak mulut’ atau ‘nyinyir’, yaitu selalu memiliki pendapat tentang segala hal dan suka mengkritik orang lain tanpa henti.
Misalnya, di rumah, pembantu rumah tangga mungkin akan merasa kurang nyaman jika bekerja untuk majikan yang cerewet karena majikan tersebut selalu memiliki banyak permintaan atau nilai negatif yang diungkapkan secara terus menerus.
Ini bisa membuat hubungan antara pembantu dan majikan menjadi tegang dan kurang menyenangkan.
Kata “mencereweti” adalah bentuk verba (kata kerja) dari cerewet. Ini mengacu pada tindakan secara aktif menyampaikan kritik atau perintah yang tidak perlu kepada orang lain.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari mungkin seperti orang tua yang mencereweti anaknya, yang berarti orang tua tersebut terus-menerus mengkritik atau menyuruh anaknya melakukan ini dan itu, walaupun si anak mungkin sudah tahu apa yang harus dilakukan atau sedang berusaha yang terbaik.
“Kecerewetan” adalah bentuk nominal (kata benda) yang merujuk pada sifat atau kondisi dari cerewet.
Ini bisa dianggap sebagai fenomena di mana seseorang selalu menemukan hal untuk dikomentari atau diomelkan. Di lingkungan profesional, misalnya, ahli bahasa mungkin sering terlihat cerewet karena mereka sangat perhatian terhadap aturan penulisan yang benar dan akan banyak bicara tentang pentingnya mengikuti ejaan yang tepat.
Secara keseluruhan, menjadi cerewet tidak selalu dianggap positif karena terkadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain dan bisa menciptakan konflik dalam hubungan interpersonal.
Namun, dalam beberapa kasus, seseorang yang cerewet juga bisa dipandang sebagai orang yang peduli dan ingin segala sesuatu berjalan dengan benar atau sesuai dengan aturan.