Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘catut’ memiliki arti sebagai berikut:
- catut: /ca·tut/ n 1 angkup atau penjepit (untuk mencabut janggut dsb); 2 alat untuk mencabut (memotong) paku dsb, bentuknya spt paruh burung kakaktua;
- bercatut: /ber·ca·tut/ v menjadi tukang catut (berdagang gelap dsb);
- mencatut: /men·ca·tut/ v 1 mencabut dng catut; 2 memperdagangkan (sesuatu) dng cara yg tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya (spt memperdagangkan karcis bioskop dng harga lebih dp harga resmi); 3 mencari keuntungan dng jalan tidak sah (msl dng cara menipu atau mengakali). Contoh: ia hendak mencatut saya tetapi gagal; 4 menyalahgunakan (kekuasaan, nama orang, jabatan, dsb) untuk mencari untung. Contoh: banyak orang yg mencatut nama pejabat untuk kepentingan pribadi;
- umur umur: mengatakan (mencantumkan) umur yg tidak sebenarnya, spt umur 40 tahun dikatakan 30 tahun;
- mencatutkan: /men·ca·tut·kan/ v 1 membantu orang mencatut; 2 memperdagangkan dng cara yg tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya;
- catutan: /ca·tut·an/ n pendapatan (hasil) mencatut;
- pencatut: /pen·ca·tut/ n orang yg mencatut; tukang catut;
- percatutan: /per·ca·tut·an/ n perihal perbuatan mencatut; jual beli secara gelap;
- pencatutan: /pen·ca·tut·an/ n proses, cara, perbuatan mencatut (jual beli secara gelap dsb)
Penjelasan Arti ‘Catut’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “catut” dalam Bahasa Indonesia sering ditemui dalam berbagai konteks. Secara sederhana, “catut” bisa dimengerti sebagai sesuatu yang digunakan untuk mencabut atau menarik sesuatu.
Misalnya, kalau kamu pernah melihat alat untuk mencabut janggut atau paku, itulah yang disebut “catut”. Alat ini umumnya memiliki bagian yang bisa dipakai untuk menjepit atau menarik benda kecil dengan lebih mudah, mirip seperti paruh burung kakaktua.
Selain itu, “catut” juga digunakan dalam konteks berbeda yang sifatnya kiasan.
Ketika seseorang melakukan kegiatan berdagang atau jual beli tapi caranya tidak benar atau curang, kita bisa bilang orang tersebut “bercatut”. Contohnya, seorang penjual yang naikkan harga tiket bioskop lebih mahal dari harga resmi dengan maksud mendapat keuntungan lebih.
“Catut” juga bisa menjelaskan tindakan seseorang yang mencari keuntungan melalui cara yang tidak sah atau curang.
Kalau seseorang mencoba menipu atau mengelabui untuk mendapat untung, perilaku ini juga disebut mencatut. Misalnya, ada yang menggunakan nama orang lain yang berpengaruh atau menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi tanpa izin, ini merupakan bentuk penyalahgunaan yang juga bisa disebut mencatut.
Ada istilah “catut umur” yang digunakan untuk menjelaskan situasi ketika seseorang tidak jujur tentang umurnya.
Entah itu di lingkungan sosial atau untuk keperluan resmi, seperti seseorang yang sebenarnya berumur 40 tahun tapi berpura-pura atau mengaku-aku berumur 30 tahun.
Sedangkan “mencatutkan” bisa diartikan sebagai tindakan membantu seseorang dalam kegiatan catut, atau bisa juga berarti melakukan kegiatan jual beli yang curang tersebut.
Terkait dengan pembahasan ini, “catutan” adalah hasil atau pendapatan dari mencatut, dan “tukang catut” adalah seseorang yang secara rutin melakukan mencatut.
Dari segi pembahasan lebih luas, “percatutan” merujuk pada semua hal yang berkaitan dengan kegiatan mencatut, termasuk di dalamnya praktik jual beli yang dilakukan secara gelap atau ilegal.
Dan “pencatutan” adalah kegiatan atau proses dari mencatut itu sendiri. Jadi, ketika kita berbicara tentang “pencatutan”, kita sedang membahas proses atau cara seseorang melakukan kegiatan mencatut tersebut.