Cerita fiksi adalah cerita khayalan atau tidak nyata. Cerita fiksi dibuat berdasarkan imajinasi dan kreativitas dari si penulis cerita.
Cerita fiksi biasanya menggambarkan kejadian atau pengalaman seseorang, atau sejarah yang dibumbui dengan imajinasi dari penulis
Cerita fiksi cenderung memiliki struktur yang bebas sesuai dengan keinginan penulis,namun meski begitu cerita fiksi biasanya sarat pesan moral.
Sesuai dengan namanya cerita fiksi yang menceritakan tentang hal imajinatif tentunya sangat beragam jenisnya dan pasti memiliki tujuan tertentu dalam setiap jenisnya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis cerita fiksi adalah antara lain:
Novel adalah suatu cerita yang menceritakan tentang kisah hidup manusia pada kurun waktu tak tentu dalam hidupnya dan belum ada penyelesaian secara sempurna.
Contoh: Harry Potter, Narnia.
Cerpen merupakan cerita suatu kejadian dalam hidup manusia secara sekilas, padat dan langsung pada tujuannya
Contoh :Cerpen es campur pada tahun 1980 karya Putu Wijaya
Roman adalah sebuah karya sastra yang menceritakan kehidupan seorang atau beberapa tokoh, mulai dari kelahirannya, dewasa, hingga keadaan kematiannya.
Contoh : “Medan di Waktu Malam” karya O.M Taufik dan “Gadis Empat Zaman” karya Salkha, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA
Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi serta biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan.
Dongeng memiliki berbagai macam jenis yaitu: fabel,Sage,Legenda, Mitos, Parabel, Hikayat,Dongeng orang pandir. Contoh: Dongeng Si Kancil, Dongen Timun Mas.
Dilihat dari keterangan diatas, cerita fiksi memiliki banyak sekali jenis. Namun kita dapat mengenali cerita fiksi dengan ciri-cirinya, berikut ini ciri-ciri cerita fiksi antara lain :
Selain memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas, suatu cerita fiksi juga memiliki struktur sebagai berikut:
Seperti karya sastra lain seperti novel ataupun cerita pendek, cerita fiksi juga memiliki 2 unsur utama dalam karya sastra yaitu unsur intrisik dan ekstrinsik.
Unsur intrisik adalah unsur yang ada dalam batang tubuh karya sastra.
Unsur intrisik cerita fiksi terdiri dari: tema, tokoh, alur,konflik, klimaks, latar, amanat dan sudut pandang.
Unsur ekstrinsik adalah keadaan diluar cerita namun mempengaruhi jalan cerita.
Unsur ekstrisik dapat berupa subjektivitas penulis , keyakinan penulis, pandangan hidup, psikologi, pandangan hidup suatu bangsa dann berbagai karya seni lain.
Terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu cerita fiksi, yaitu: