Cerita Fiksi: Contoh, Pengertian dan Unsurnya [LENGKAP

ilustrasi oleh dribbble.com

Cerita fiksi adalah cerita khayalan atau tidak nyata. Cerita fiksi dibuat berdasarkan imajinasi dan kreativitas dari si penulis cerita.

Cerita fiksi biasanya menggambarkan kejadian atau pengalaman seseorang, atau sejarah yang dibumbui dengan imajinasi dari penulis

Cerita fiksi cenderung memiliki struktur yang bebas sesuai dengan keinginan penulis,namun meski begitu cerita fiksi biasanya sarat pesan moral.

Jenis-Jenis Cerita Fiksi

Sesuai dengan namanya cerita fiksi yang menceritakan tentang hal imajinatif tentunya sangat beragam jenisnya dan pasti memiliki tujuan tertentu dalam setiap jenisnya.

Berikut ini merupakan jenis-jenis cerita fiksi adalah antara lain:

1. Novel

Novel adalah suatu cerita yang menceritakan tentang  kisah hidup manusia pada kurun waktu tak tentu dalam hidupnya dan belum ada penyelesaian secara sempurna.

Contoh: Harry Potter, Narnia.

2. Cerpen

Cerpen merupakan cerita suatu kejadian dalam hidup manusia secara sekilas, padat dan langsung pada tujuannya 

Contoh :Cerpen es campur pada tahun 1980 karya Putu Wijaya

3. Roman

Roman adalah sebuah karya sastra yang menceritakan kehidupan seorang atau beberapa tokoh, mulai dari kelahirannya, dewasa, hingga keadaan kematiannya.

Contoh :  “Medan di Waktu Malam” karya O.M Taufik dan “Gadis Empat Zaman” karya Salkha, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA

4. Dongeng

Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi serta biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan.

Dongeng memiliki berbagai macam jenis yaitu: fabel,Sage,Legenda, Mitos, Parabel, Hikayat,Dongeng orang pandir. Contoh: Dongeng Si Kancil, Dongen Timun Mas.

Ciri-Ciri dan Struktur Cerita Fiksi

Dilihat dari keterangan diatas, cerita fiksi memiliki banyak sekali jenis. Namun kita dapat mengenali cerita fiksi dengan ciri-cirinya, berikut ini ciri-ciri cerita fiksi antara lain :

  • Sifatnya imajinatif atau rekan pengarang
  • Kebenaran dalam cerita bersifat tidak mutlak
  • Biasanya menggunakan Bahasa konotatif
  • Tidak menggunakan sistematika baku
  • Terdapat pesan moral atau amanat
  • Cerita fiksi focus pada emosi atau perasaan pembaca, bukan logika

Selain memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas, suatu cerita fiksi juga memiliki struktur sebagai berikut:

  • Abstrak, bagian inti dari cerita fiksi namun hal ini bersifat opsional
  • Orientasi, pemaparan tema, latar belakang, tokoh dalam cerita. Orientasi biasanya terletak di awal cerita
  • Komplikasi, sajian dari masalah-masalah yang menjadi inti cerita. 
  • Evaluasi, Evaluasi merupakan usaha pemecahan masalah-masalah dalam cerita.
  • Resolusi, inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang ada dalam cerita.
  • Koda, bagian penyampaian amanat atau pesan moral yang bisa dipetik dari cerita fiksi,namun koda bersifat opsional

Unsur-Unsur Cerita Fiksi

Seperti karya sastra lain seperti novel ataupun cerita pendek, cerita fiksi juga memiliki 2 unsur  utama dalam karya sastra yaitu unsur intrisik dan ekstrinsik.

1. Unsur intristik

Unsur intrisik adalah unsur yang ada dalam batang tubuh karya sastra.

Unsur  intrisik cerita fiksi terdiri dari: tema, tokoh, alur,konflik, klimaks, latar, amanat dan sudut pandang.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah keadaan diluar cerita namun mempengaruhi jalan cerita.

Unsur ekstrisik dapat berupa subjektivitas penulis , keyakinan penulis, pandangan hidup, psikologi, pandangan hidup suatu bangsa dann berbagai karya seni lain.

Kaidah Kebahasaan

Terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu cerita fiksi, yaitu:

  • Metafora
    Metafora adalah perumpaan yang digunakan untuk membandingkan sebuah benda atas dasar sifat yang sama
  • Metonimia
    Sebuah gaya Bahasa yang digunakan sebagai pengganti kata sebenarnya namun kata yang dipilih memiliki makna yang begitu dekat.
  • Simile
    Simile maksudnya adalah menggunakan kata yang menggambaran persamaan. Misal, Selayaknya, Laksana.

Sumber:

  • romadecade.org

Artikel Terkait