Zaman megalitikum adalah zaman batu besar, disebut demikian karena jauh sebelum zaman modern sekarang, manusia masih hidup memakai batu yang berukuran besar sebagai peralatan sehari-hari.
Zaman batu atau megalitikum adalah periode pertama dalam sistem tiga zaman yang sering digunakan dalam arkeologi untuk membagi garis waktu prasejarah teknologi manusia menjadi periode fungsional.
Para ahli arkeolog mengatakan bahwa ciri – ciri zaman batu atau masa megalitikum ini terletak pada fosil yang ditemukan. Dimana, pada zaman itu ada banyak sekali peninggalan berupa kapak batu, rumah batu, dan perlengkapan lain yang terbuat dari batu.
Sejarah Zaman Megalitikum
Selama sebagian besar periode megalitikum, Bumi berada dalam Zaman Es yaitu dimana periode suhu global terasa lebih dingin dan ekspansi glasial.
Pada zaman ini, seperti mastodon, kucing bertaring tajam, kungkang tanah raksasa, dan megafauna lainnya masih dapat hidup.
Manusia zaman batu besar ini serba menggunakan perkakas batu untuk membunuh, memotong, menumbuk, dan menghancurkan daging buruan seperti mammoth berbulu, bison raksasa, dan rusa.
Kebiasaan berburu baru ditinggalkan setelah Bumi memasuki akhir Zaman Es, dan manusia beralih ke bidang pertanian sederhana.
Manusia pada masa ini marupakan manusia pertama yang menggunakan wadah tanah liat untuk memasak makanan dan menyimpan barang.
Makanan di zaman megalitikum bervariasi dari waktu ke waktu dan dari satu daerah ke daerah lain, tapi yang paling banyak dikonsumsi yaitu daging, ikan, telur, rumput, umbi-umbian, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Tidak hanya batu, sekelompok manusia pada masa megalitikum juga bereksperimen dengan bahan mentah lain sebagai peralatan sehari-hari, seperti tulang, gading, dan tanduk.
Zaman batu besar ini berakhir saat perunggu dan logam lainnya mulai dibuat dan dikembangkan oleh manusia.
Ciri – Ciri Zaman Megalitikum
Beberapa ciri mendasar pada zaman megalitikum ini, diantaranya sebagai berikut:
- Sudah mengetahui system pembagian kerja.
- Telah terdapat pemimpin atau kepala suku.
- Sudah memanfaatkan logam buat dijadikan peralatan sehari – hari.
- Telah menerapkan sistem food producing atau bercocok tanam.
- Sudah ada norma – norma yang berlaku.
- Menggunakan sistem hukum rimba (primus interpercis) yaitu memilih yang terkuat dari yang terkuat.
Kehidupan di Zaman Megalitikum
1. Kehidupan sosial
Berkembang sejak zaman neolitimkun hingga zaman perunggu, manusia pada zaman megalitikum sudah dapat membuat serta meninggalkan kebudayaaan di zaman batu besar.
2. Kehidupan kebudayaan
Peninggalan budaya pada zaman megalitikum ini cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern sekarang ini, kita masih bisa menjumpai peninggalan kebudayaan tersebut.
Karena pada masa megalitikum, suku di Indonesia masih tetap melestarikan kebudayaan yang ada di zaman megalitikum. Seperti bangunan dengan batu yang berundak, hal itu sama dengan peninggalan yang ada di zaman ini yang biasa disebut pundek berundak.
Selain itu, ciri dari kehidupan budaya di zaman megalitikum ditandai dengan banyaknya temuan yang terbuat dari bahan dasar batu.
Beberapa temuan tersebut diantaranya sebagai berikut:
- kapak persegi
- kapak lonjong
- menhir
- dolmen
- kubur batu
- waruga
- sarkobagus
- puden berudakarca
3. Kehidupan Ekonomi
Pada kehidupan ekonomi ini, alat – alat yang digunakan pada zaman megalitikum ini yaitu berbahan dasar dari batu.
4. Kehidupan Kepercayaan
Pada kehidupan kepercayaan ini, mulai berinisiatif buat mendirikan bangunan batu yang berukuran besar atau megalitik sebagai tempat beribadah.
Budaya megalitikum inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia, sebelum menerima pengaruh dari Hindu, Islam, serta Kolonial.
Manusia Pendukung Zaman Megalitikum
Terdapat beberapa jenis manusia pendukung yang hidup pada zaman megalitikum, diantaranya sebagai berikut:
- Meganthropus paleojavanicus (Manusia berukuran besar dan jalannya tegak)
- Pithecanthropus (Manusia kera) dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
- Pithecanthropus erectus (Manusia kera yang jelannya tegak atau tegap)
- Pithecanthropus mojokertensis (Manusia kera yang berasal dari Mojokerto)
- Pithecanthropus soloensis (Manusia kera yang berasal dari Solo).
Peninggalan Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum mdapat dikatakan lebih maju daripada zaman pendahulunya, yang mulai berkembang sejak revolusi Neolithikum.
Adapun beberapa hasil kebudayaan dan peninggalan dari masa megalitikum yang dapat kita jumpai hingga sekarang, diantaranya sebagai berikut:
1. Dolmen
Meja batu ini sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang yang berfungsi sebagai penutup sarkofagus.
Dolmen banyak ditemukan di daerah Besuki, Jawa Timur dan dikenal sebagai pandhusa.
2.Kubur Batu
Peninggalan zaman megalitikum ini digunakan sebagai tempat menyimpan jenaza yang terbuat dari batu.
Daerah yang banyak ditemukan kubur batu diantaranya: Bali, Pasemah “Sumatera Selatan”, Wonosari “Yogyakarta”, Cepu “Jawa Tengah” dan Cirebon “Jawa Barat”.
3. Sarkofagus
Sarkofagus merupakan peti yang digunakan untuk menyimpan jenazah, hanya saja bentuk dari sarkofagus seperti palung atau lesung yang terbuat dari batu utuh dan telah diberi penutup.
Peninggalan zaman megalitikum ini banyak ditemukan di daerah Bali dan Bondowoso “Jawa Timur”
4. Punden berundak
Punden berundak yaitu bangunan yang berteras-teras yang digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Dalam perkembanyannya, pundek berundak juga disebut sebagai bentuk awal dari candi di Indonesia.
Pundek berundak banyak ditemukan di daerah Lebak Sibedug “Banten Selatan”, Leles “Garut” serta Kuningan “Jawa Barat”.
5. Menhir
Menhir merupakan sebuah batu besar tunggal yang bentuknya seperti tiang atau tugu, fungsinya sebagai tanda peringatan arwah nenek moyang.
Peninggalan zaman megalitikum ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan”, Ngada “Flores”, Rembang “Jawa Tengah” serta Lahat “Sumatra Selatan”.
6. Arca atau patung
Arca atau patung merupakan batu yang berbentuk binatang atau manusia untuk melambangkan nenek moyang serta digunakan sebagai pujaan.
Peninggalan zaman megalitikum ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan” serta lembah Bada Lahat “Sulawesi Selatan”.
7. Waruga
Waruga merupakan makam yang terbuat dari batu besar dengan dua bagian, yaitu atas dan bawah.
Bagian batu atas digunakan sebagai atap yang berbentuk segitiga. Sedangkan, untuk batu bagian bawah berfungsi sebagai alat menyimpan mayat para leluhur.
Alat tersebut berbentuk kotak dan Waruga sendiri merupakan sebuah makam peninggalan dari leluhur suku Minahasa. Peninggalan zaman megalitikum ini dapat ditemukan di daerah – daerah Minahasa (Sulawesi Utara).
Corak Kehidupan Zaman Megalitikum
Pada zaman megalitikum ini, masyarakatnya udah dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Aktivitas sehari – hari yang bisa dilakukan buat mencari makan yaitu dengan cara bercocok tanam dan juga berburu hewan.
Kegiatan tersebut didukung dengan alat – alat yang terbuat dari bahan dasar batu besar,
Itulah ulasan singkat terkait Zaman Megalitikum adalah, jadi semakin paham bukan? semoga dapat membantu kegiatan belajar kalian dan terima kasih sudah berkunjung.