Siapa yang lebih suka mengkonsumsi sayur atau produk organik?

Saat ini isu mengenai produk pangan organik sedang ramai dibicarakan, terutama himbauan tentang pola hidup sehat dan ramah lingkungan yang sedang menjadi tren global.

Selain sehat, katanya sih produk organik lebih bergizi tinggi daripada produk konvensional?

Benarkah demikian?

 

Produk pangan organik

Singkatnya, produk pangan organik adalah produk pangan yang dalam produksinya menggunakan bahan atau alat yang tujuannya membawa dampak baik untuk lingkungan.

Seperti mengurangi polusi, pupuk kimia, antibiotik, hormon pertumbuhan hingga rekayasa genetika.

Atau jika merujuk pada definisi ribet dari Peraturan Kepala BPON Nomer 1 tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik, pangan organik yaitu:

Pangan organik adalah pangan yang berasal dari suatu lahan pertanian organik yang menerapkan praktik pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara ekosistem dalam mencapai produktivitas yang berkelanjutan, melakukan pengendalian gulma, hama, dan penyakit, melalui beberapa cara seperti daur ulang sisa tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, pengelolaan air, pengolahan lahan, dan penanaman serta penggunaan bahan hayati pangan.

 

Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara produk organik dan non organik

Non-OrganikOrganik
Menggunakan pupuk kimia untuk mempercepat pertumbuhan tanamanMenggunakan pupuk alami, pupuk kandang atau kompos, untuk tanah dan tanaman
Menggunakan bahan kimia  peptisida untuk membunuh hamaMenggunakan bantuan alam seperti burung, serangga atau perangkap untuk membasmi hama atau penyakit
Cenderung lebih tahan lamaCenderung lebih mudah busuk
Dari segi harga, dipasaran jauh lebih murahJauh lebih mahal

 

Secara kasat mata, perbandingan diatas dapat mewakilinya.

Lalu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana adakah perbedaan kandungan gizi antara kedua bahan tersebut?

 

Lebih bergizi?

Sekilas kita akan menganggap bawasanya kandungan gizi dan nutrisi di dalam sayur organik akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan sayuran non-organik, karena ia lebih alami.

Sayang sekali, ternyata tidak.

Ada banyak pertimbangan, dan ada banyak yang masih harus diselidiki oleh para ahli.

Keunggulan dari produk organik adalah menggunakan perawatan pertumbuhan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia seperti peptisida, hebersida atau pupuk anorganik lainnya.

Hal ini akan mengurangi konsentrasi cemaran bahan kimia ke lingkungan dan ke makanan itu sendiri.

Dari studi yang pernah dilakukan oleh FSA tahun 2009 yang melibatkan 343 publikasi, kemudian diperkuat oleh Dr Gavin Stewart,  pangan organik memiliki karakteristik:

  • Konsentrasi antioksidan seperti poliferol lebih tinggi 18-69%
  • Konsentrasi kadmium logam berat beracun, lebih rendah rata-rata 48%
  • Konsentrasi nitrogen lebih rendah (10% nitrogrn total, 30% nitrat, dan 87% nitrit)

 

Pada olahan daging

Pada kenyataannya makanan organik kandungan residunya 30% lebih rendah dibanding dengan makanan konvensional.

Ayam dan daging yang dibudidayakan secara organik lebih sedikit bakteri yang resistan terhadap antibiotik.

Namun, baik daging organik ataupun konvensional, keduanya masih mungkin mengandung bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.

 

Berdasarkan penelitian mengenai kandungan nutrien makanan organik dan non-organik, ternyata keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Kandungan fosfor di banyak makanan organik dan sedikit lebih banyak asam lemak omega-3 pada susu dan ayam organik.  Dan walaupun terjadi perbedaan, secara keseluruhan tidak menyebabkan perbedaan yang berarti.

Dena Bravata dari Stanford Centeer for Health Policy bersama Smith-Spangler dari VA Palo Alto Health Care System, Amerika Serikat meneliti 237 makalah uji klinis soal pangan organik dan non-organik seta kandungan gizi organik dan non-organik.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa hanya ada sedikit perbedaan yang signifikan antara manfaat kesehatan makanan organik dan non-organik.

Dari segi kandungan vitamin, juga tidak menunjukan adanya perbedaan.

Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS, Guru besar bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, dari Fakultas Pertanian IPB menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tanaman yang ditanam secara organik maupun non-organik. Perbedaan lebih kepada aspek pembenahan lingkungan yang lebih baik ketika konsumen memilih pangan organik.

“Kalau dilihat dari aspek keamanan, tentu banyak orang sepakat bahwa bahan pangan organik lebih aman, karena cemaran pestisida nyaris tidak ada. Tetapi kalau dilihat dari aspek gizi maka belum konklusif, artinya belum ada kesimpulan yang meyakinkan bahwa pangan organik lebih bergizi dibanding pangan anorganik”

 

Kesimpulan

Apakah makanan organik lebih baik dari non-organik?

Iya, dari segi lingkungan memang lebih baik. Makanan organik pun memiliki risiko tercemar peptisida yang lebih rendah.

Namun dalam segi kadungan gizi ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan.

Maka, jika kamu tidak punya anggaran keuangan yang besar, tak perlu memaksakan membeli pangan organik. Mencuci sayur dan buah dengan air dan sedikit detergen lembut, ataupun mengupas bahan makanan sebelum konsumsi kurang lebih sama baiknya dengan makanan organik, karena kandungan gizinya pun tak berbeda jauh.

 

Referensi: