Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘standar’ memiliki arti sebagai berikut:
- standar – alternatif makna ke-1
- standar: /stan·dar/ n 1 panji-panji; bendera (sbg lambang). Contoh: standar Kerajaan Inggris; 2 alat penopang yg berkaki (untuk menaruh bendera, menyangga sepeda, penopang alat potret, dsb);
- menstandarkan: /men·stan·dar·kan/ v memasang standar (alat penopang). Contoh: ia – sepedanya di tepi jalan
- standar – alternatif makna ke-2
- standar: /stan·dar/ 1 n ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan. Contoh: petugas dr instansi itu menguraikan standar gedung sekolah yg baik; 2 n ukuran atau tingkat biaya hidup. Contoh: standar hidup di kota Medan lebih tinggi dp standar hidup di kota Bandung; 3 n Dag sesuatu yg dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sbg ukuran nilai (harga). Contoh: negara-negara tertentu memakai standar emas; 4 a baku. Contoh: bahasa yg dipakai pd surat kabar tertentu dapat dianggap telah standar;
- standar sosial: ukuran untuk memiliki, meneliti, dan memilih sikap yg sebaik-baiknya untuk dipergunakan;
- menstandarkan: /men·stan·dar·kan/ v menjadikan standar; membakukan;
- penstandaran: /pen·stan·dar·an/ n proses, cara, perbuatan menstandarkan; pembakuan. Contoh: – ejaan bahasa Indonesia
Penjelasan Arti ‘Standar’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “standar” merujuk kepada beberapa konsep yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki makna yang beragam. Secara umum, kita akan membahas dua definisi utama dari kata “standar”.
Pengertian pertama berkaitan dengan objek fisik seperti panji-panji atau bendera. Kata “standar” dalam konteks ini menggambarkan suatu simbol atau lambang, seperti bendera Kerajaan Inggris yang merupakan representasi atau tanda dari suatu kelompok atau negara.
Selain itu, “standar” juga mengacu pada alat penopang yang memiliki kaki; misalnya, alat ini digunakan untuk menaruh bendera, menyangga sepeda saat parkir, atau sebagai penopang alat untuk mengambil foto.
Ketika Anda mendirikan sepeda dan membuatnya berdiri menggunakan alat penopangnya, itulah contoh penerapan kata “menstandarkan” dalam pengertian ini.
Pengertian kedua dari kata “standar” mengarah pada suatu ukuran atau patokan tertentu yang dijadikan acuan atau model.
Misalnya, ketika ada aturan mengenai ukuran gedung sekolah yang baik, itu berarti ada standar yang telah ditetapkan untuk menentukan bagaimana harusnya kondisi gedung sekolah itu.
Selanjutnya, “standar” juga digunakan untuk menggambarkan tingkat biaya hidup di suatu tempat. Jadi, apabila diungkapkan bahwa standar hidup di kota Medan lebih tinggi daripada di kota Bandung, artinya biaya untuk kebutuhan sehari-hari di Medan umumnya lebih mahal.
Di bidang ekonomi, “standar” bisa merujuk pada nilai tetap dari sesuatu yang dipakai sebagai ukuran nilai, seperti emas yang dijadikan standar untuk menentukan nilai mata uang di masa lampau..
Kata ini juga bisa berarti sesuatu yang baku, seperti bahasa resmi yang digunakan dalam surat kabar yang menunjukkan keseragaman penggunaan kata dan gaya penulisan. Standar sosial, misalnya, menetapkan ukuran-ukuran sosial yang dijadikan pedoman dalam bersikap atau bertindak dalam masyarakat.
Dalam proses “menstandarkan”, seseorang atau suatu lembaga menjadikan sesuatu itu baku atau seragam menurut standar yang telah ditetapkan.
“Penstandaran” adalah proses menjadikan sesuatu menjadi standar atau pembakuan itu sendiri. Contoh dari penstandaran adalah ketika sekelompok ahli merumuskan ejaan yang baku untuk bahasa Indonesia, sehingga semua orang menggunakan ejaan yang sama dan teratur dalam berkomunikasi tertulis.
Singkatnya, kata “standar” bisa merujuk pada simbol fisik seperti bendera atau alat penopang, juga ukuran atau patokan tertentu yang dianggap ideal dan digunakan sebagai acuan dalam berbagai bidang, termasuk biaya hidup, bahasa, dan perilaku sosial.
Pembakuan atau penstandaran adalah usaha untuk menciptakan konsistensi dan keseragaman dalam penerapan standar tersebut..