Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘pilu’ memiliki arti sebagai berikut:
- pilu: /pi·lu/ a 1 sangat sedih, terharu (rawan). Contoh: pilu hatiku mendengar cerita perjuangan anak itu; pilu rasa hatiku, bagai diiris sembilu;
- berpilu: /ber·pi·lu/ v bersedih. Contoh: Adinda jangan berpilu rawan Kakanda menjadi hamba bangsawan;
- memilukan: /me·mi·lu·kan/ v menyedihkan, merawankan (mengharukan) hati. Contoh: terdengar rintih tangis yg sangat memilukan hati; penderitaan rakyat di sana benar-benar memilukan hati;
- kepiluan: /ke·pi·lu·an/ n kesedihan hati. Contoh: kesakitan dan kepiluan hati ditanggungnya dng tabah;
- kepilu-piluan: /ke·pi·lu-pi·lu·an/ n merasa pilu (sedih dsb)
Penjelasan Arti ‘Pilu’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pilu adalah sebuah kata yang mengungkapkan perasaan sedih yang amat sangat. Bayangkan kamu mendengar sebuah cerita tentang seseorang yang berjuang menghadapi kesulitan hidup yang berat, dan itu membuat kamu terasa sangat terharu atau hatimu terasa seperti tertusuk-tusuk karena begitu terpukul oleh cerita tersebut.
Itulah rasa pilu, yaitu ketika kesedihan itu datang dengan begitu dalam dan menjalar ke seluruh perasaan.
Ketika seseorang berkata “berpilu,” itu berarti mereka sedang merasakan kesedihan.
Misalnya, anak muda yang terpisah dari saudaranya dan merasa sangat merindukan bisa dikatakan sedang bersedih atau bersedih hati.
Memilukan ialah kata kerja yang digambarkan ketika suatu kejadian atau situasi benar-benar membuat orang lain merasa sangat sedih.
Sebagai contoh, jika kamu mendengar tentang kondisi sulit yang dialami oleh para korban bencana alam, yang kehilangan rumah dan harta benda, perasaan yang muncul di hatimu karena empati kepada mereka itulah yang disebut dengan memilukan.
Kepiluan, pada dasarnya, adalah kata benda yang merujuk kepada perasaan sedih tadi.
Jadi, jika kamu mendengar seseorang berbicara tentang kepiluan, mereka sedang membahas soal perasaan duka yang mereka rasakan.
Sementara kepilu-piluan adalah ungkapan ketika seseorang merasa atau menunjukkan kesedihan secara berulang atau terus-menerus.
Mungkin bisa jadi karena banyak hal yang terjadi dalam hidupnya yang mengundang perasaan pilu tersebut.
Intinya, ‘pilu’ menyoroti aspek emosional manusia yang sangat dalam, di mana kesedihan atau rasa duka itu tidak hanya sekilas tetapi benar-benar menyentuh inti dari hati seseorang, seakan-akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman mereka saat itu.