Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘marginal’ memiliki arti sebagai berikut:
- marginal: /mar·gi·nal/ a 1 berhubungan dng batas (tepi); tidak terlalu menguntungkan. Contoh: mereka sama-sama melakukan ekonomi marginal; 2 berada di pinggir. Contoh: kalau dahulu kelompok itu dipandang marginal , tetapi sejak pemerintah baru sudah amat menentukan;
- memarginalkan: /me·mar·gi·nal·kan/ v meminggirkan, memojokkan. Contoh: sistem pembangunan ekonomi yg semata-mata mengacu pd pertumbuhan akan semakin – masyarakat miskin
Penjelasan Arti ‘Marginal’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kata “marginal” sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berada di batas atau tepi, baik secara harfiah maupun kiasan. Dalam konteks harfiah, “marginal” bisa berarti sesuatu yang secara fisik terletak di pinggir, seperti sebuah lahan yang berada di tepi kawasan atau wilayah.
Dalam konteks kiasan, “marginal” digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memiliki posisi, peran, atau keuntungan yang terbatas dan tidak sepenting atau semenonjol hal-hal utama atau pokok dalam suatu aspek.
Misalnya, dalam bidang ekonomi, ketika kita mengatakan “mereka sama-sama melakukan ekonomi marginal,” kita sedang berbicara tentang kegiatan ekonomi yang tidak terlalu menguntungkan atau hanya memberikan keuntungan minimum.
Usaha kecil yang hanya mencukupi untuk hidup sehari-hari tanpa memberikan pendapatan besar bisa dianggap sebagai contoh dari ekonomi marginal.
Selanjutnya, kata “marginal” juga bisa digunakan untuk mendeskripsikan suatu kelompok sosial yang posisinya di pinggiran masyarakat atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah atau masyarakat utama.
Jika dikatakan “kelompok itu dipandang marginal,” itu bisa berarti bahwa kelompok tersebut sebelumnya diabaikan atau tidak dianggap penting, namun mungkin sekarang mereka mulai mendapat pengakuan atau perhatian lebih karena perubahan dalam kebijakan atau pandangan masyarakat.
Kata yang berkaitan dengan “marginal” adalah “memarginalkan,” yang berarti tindakan menempatkan sesuatu atau seseorang ke posisi yang kurang penting atau ke pinggir.
Contohnya, dalam kalimat “sistem pembangunan ekonomi yang semata-mata mengacu pada pertumbuhan akan semakin memarginalkan masyarakat miskin,” ini berarti bahwa sistem pembangunan ekonomi yang hanya fokus pada peningkatan angka pertumbuhan tanpa memperhatikan distribusi kekayaan atau kesejahteraan bisa membuat kehidupan masyarakat miskin semakin terpinggirkan atau tidak terperhatikan.
Intinya, kata “marginal” menggambarkan sesuatu yang cenderung kurang utama atau di luar pusat perhatian.
Hal ini bisa berdampak pada akses terhadap sumber daya, perhatian dari pemerintah atau masyarakat, dan kesempatan untuk bergabung dengan arus utama dalam berbagai aspek kehidupan.