Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kolot’ memiliki arti sebagai berikut:
- kolot: /ko·lot/ a tidak modern; kuno; tua;
- kekolotan: /ke·ko·lot·an/ n 1 cara (adat istiadat dsb) yg kuno; 2 perihal kolot; kekunoan. Contoh: agama dan pendidikan dapat menghapuskan kekolotan dan rasa kesukuan
Penjelasan Arti ‘Kolot’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kolot adalah kata yang biasa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak modern atau ketinggalan zaman. Misalnya, ketika kita melihat pakaian yang gayanya seperti yang sering dipakai oleh orang-orang di masa lalu, kita mungkin mengatakannya sebagai pakaian kolot.
Selain berbicara tentang benda-benda, kata kolot juga sering digunakan untuk sikap atau cara berpikir seseorang. Jika ada orang yang masih memegang teguh cara-cara tradisional dan enggan menerima ide-ide baru atau perubahan, orang tersebut bisa dianggap memiliki pemikiran yang kolot.
Kemudian, ada juga istilah kekolotan, yang merupakan kata benda.
Kekolotan merujuk pada berbagai hal yang terkait dengan sifat kolot. Ada dua cara kita bisa membicarakan kekolotan.
Pertama, kekolotan bisa berarti cara atau adat istiadat yang sudah kuno. Misalnya, di beberapa tempat, masih dipertahankan adat istiadat yang sudah turun-temurun walaupun mungkin tidak lagi sesuai dengan keadaan zaman sekarang.
Itu bisa disebut sebagai kekolotan.
Kedua, kekolotan juga bisa berarti perihal yang berkaitan dengan sifat kolot itu sendiri, yaitu kekunoan. Artinya, kekolotan menggambarkan semua hal yang menunjukkan sifat lama atau kuno baik itu dalam pemikiran, gaya hidup, atau cara berinteraksi dengan dunia yang terus berubah.
Dalam kaitannya dengan agama dan pendidikan, dikatakan bahwa kedua unsur ini bisa berperan dalam menghilangkan kekolotan dan rasa kesukuan yang mungkin ada dalam masyarakat.
Agama bisa memberikan pandangan yang lebih luas tentang persaudaraan manusia yang melewati batas-batas suku dan budaya. Sementara itu, pendidikan disebut-sebut sebagai kunci untuk membuka pikiran seseorang terhadap inovasi, ilmu pengetahuan baru, dan pemahaman yang lebih modern, yang pada gilirannya dapat meninggalkan cara-cara kolot dan kuno.