Arti Kata ‘Asal’

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘asal’ memiliki arti sebagai berikut:

  1. asal – alternatif makna ke-1
    • asal: 1 n keadaan (tempat, wujud, rupa, dsb) yg semula; pangkal permulaan. Contoh: patung-patung itu akan dikembalikan ke asal nya; 2 a mula-mula sekali; semula. Contoh: batas-batasnya yg asal sudah tidak diketahui lagi;
    • asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan, pb tabiat orang tidak akan berubah; usul menunjukkan asal , pb kelakuan (budi bahasa) seseorang menunjukkan asal keturunannya;
    • asal mula: mula-mula sekali; keadaan (sebab-sebab dsb) yg semula. Contoh: asal mula mula pertikaian itu krn salah paham saja;
    • asal usul: 1 asal keturunan; silsilah; susur galur. Contoh: kalau dilihat dr asal mula nya, dia masih keturunan Raja Mataram; 2 cerita (secara urut dr awal sampai terjadinya suatu peristiwa); riwayat; 3 yg menjadi sebab-sebabnya (tt suatu peristiwa atau kejadian); sebab mulanya;
    • berasal: /ber·a·sal/ v 1 bermula. Contoh: peperangan itu berasal dr sengketa perbatasan; 2 bersumber. Contoh: berita itu dapat dipercayai krn berasal dr pihak resmi; 3 bertempat asal (dibuat, dilahirkan, dsb). Contoh: barang-barang yg berasal dr Jepang terdapat di mana-mana; dia berasal dr Jawa Timur; 4 keturunan. Contoh: dia berasal dr orang baik-baik;
    • mengasalkan: /meng·a·sal·kan/ v memulangkan (mengembalikan) kpd keadaan semula
  2. asal – alternatif makna ke-2
    • asal: p 1 dng syarat; apabila. Contoh: engkau boleh pergi asal pekerjaanmu beres; 2 pokoknya; yg penting. Contoh: biar lambat asal selamat;
    • asalkan: /asal·kan/ p dng syarat
  3. asal – alternatif makna ke-3
    • asal: a cak sembarangan; seenaknya saja. Contoh: kalau bekerja jangan asal saja, ikutilah petunjuk yg ada;
    • asal-asalan: /asal-asal·an/ a sebarang; seenaknya

Penjelasan Arti ‘Asal’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kata “asal” memiliki beberapa arti yang cukup beragam. Pertama, “asal” sebagai kata benda menunjukkan keadaan awal atau tempat seseorang atau sesuatu berasal. Hal ini seringkali terkait dengan asal-usul atau permulaan dari sesuatu.

Misalnya, saat kita menyebut “patung-patung itu akan dikembalikan ke asalnya,” artinya patung-patung tersebut akan dikembalikan ke tempat atau keadaan semula mereka.

Kedua, sebagai kata sifat, “asal” bisa berarti sesuatu yang terjadi dari awal atau pertama kali.

Seolah-olah kita melihat sesuatu dari titik paling awalnya, seperti dalam konteks “batas-batasnya yang asal sudah tidak diketahui lagi,” yang menggambarkan bahwa titik-titik permulaan atau batas awal dari sesuatu sudah menjadi tidak jelas atau lupa.

Kita juga punya ungkapan yang menggunakan kata “asal,” seperti “asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan,” yang artinya adalah bahwa sifat dasar seseorang itu tidak akan berubah, dan “usul menunjukkan asal,” yang berarti bahwa perilaku seseorang menunjukkan dari mana atau dari latar belakang apa dia berasal.

Selanjutnya, terdapat kombinasi “asal mula” yang merujuk pada titik awal atau sebab-sebab yang pertama dari suatu peristiwa.

Contoh kalimatnya, “asal mula pertikaian itu karena salah paham saja.” Lalu, ada “asal usul” yang mengacu pada keturunan atau silsilah seseorang, seperti dalam “kalau dilihat dari asal usulnya, dia masih keturunan Raja Mataram.”

Sementara itu, “berasal” adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan kegiatan atau aksi yang mempunyai titik awal.

Misalnya, “peperangan itu berasal dari sengketa perbatasan,” atau menyatakan tempat asal seseorang atau sesuatu, contohnya “dia berasal dari Jawa Timur.” Serta bisa juga mengacu pada asal keturunan seseorang, “dia berasal dari orang baik-baik.”

Mengasalkan merupakan bentuk verba lain yang berarti memulangkan sesuatu ke keadaan semula atau asalnya.

Selain itu, “asal” dapat dipakai sebagai kata penghubung yang memiliki arti bersyarat atau jika, seperti dalam kalimat “engkau boleh pergi asal pekerjaanmu beres,” yang berarti kamu diizinkan untuk pergi dengan syarat tugas atau pekerjaanmu telah selesai.

Ada pula “asal-asalan” yang digunakan secara umum untuk menyatakan sesuatu yang dilakukan tanpa rencana yang matang atau sembarangan.

Dalam penggunaan sehari-hari, terutama untuk remaja, penting untuk mengerti bahwa “asal” bisa memiliki konotasi negatif ketika digunakan dalam konteks “asal-asalan” atau ketika seseorang melakukan sesuatu dengan sembarangan.

Ini seringkali dianggap tidak bertanggung jawab karena tidak memperhatikan prosedur atau petunjuk yang ada. Jadi, gunakan kata “asal” dengan tepat sesuai dengan konteksnya agar kita bisa komunikasi dengan lebih baik.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/asal