Organ empedu merupakan organ kecil berbentuk seperti buah pir yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cairan empedu “cairan yang berperan penting dalam proses pencernaan”.
Cairan empedu yaitu cairan lengket dan kental berwarna kuning kehijauan, yang membantu dalam proses pencernaan makanan.
Fungsi empedu dalam pencernaan yaitu untuk memecah lemak menjadi asam lemak, yang kemudian diserap oleh tubuh.
Proses produksi empedu
Cairan empedu diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kantung empedu. Kantung ini terletak di sebelah bawah organ hati, dan memproduksi 500 sampai 600 mililiter cairan empedu setiap harinya.
Saat kita makan, empedu dialirkan dari kantung empedu melalui saluran empedu dan menuju organ hati. Saluran empedu menghubungkan kantung empedu dan hati dengan usus halus. Cairan empedu inilah untuk membantu proses pencernaan lemak di usus halus.
Cairan empedu sendiri terbuat dari berbagai zat. Di antaranya yaitu garam empedu yang sering juga disebut asam empedu, air, tembaga, kolesterol, dan pigmen.
Salah satu pigmen yang terkandung dalam empedu adalah bilirubin. Bilirubin bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice) bila menumpuk terlalu banyak di dalam darah dan jaringan tubuh.
Struktur kantung empedu
Kantung empedu mempunyai tiga lapis pelindung/pembungku diantaranya:
- Permukaan luarnya adalah peritoneum visceral
- Bagian tengahnya merupakan dinding yang terdiri dari serat otot halus. Kontraksi dari otot ini dipengaruhi oleh sistem hormonal tubuh dan berfungsi untuk mengeluarkan cairan empedu menuju ke duodenum.
- Permukaan dalamnya merupakan membran mukosa yang terdiri dari sel – sel epitel sederhana yang berbentuk silinder.
Fungsi empedu dalam proses pencernaan
Disaat mendekati jam makan, cairan empedu akan disimpan di kantung empedu. Hanya sejumlah kecil cairan ini yang mengalir ke usus halus.
Ketika makan, makanan kemudian masuk ke duodenum atau bagian awal dari usus halus, akan memicu sinyal-sinyal saraf dan hormonal. Kemudian, terjadilah kontraksi pada kantung empedu.
Kontraksi tersebut menyebabkan empedu mengalir ke usus halus dan bercampur dengan makanan, asam lambung, serta cairan pencernaan lain dari pankreas. Semuanya ini berfungsi untuk membantu proses pencernaan dengan memecah lemak menjadi asam lemak.
Empedu juga membantu usus halus dalam menyerap nutrisi dari makanan ke aliran darah, terutama vitamin A, D, E, dan K.
Fungsi empedu lainnya yaitu membuang sisa-sisa racun dan metabolisme tertentu dari tubuh. Contohnya, membuang hemoglobin dari sel-sel darah yang sudah dihancurkan dan mengeluarkan kelebihan kolesterol.
Jika tubuh tidak mampu memproduksi jumlah cairan empedu yang cukup, biasanya akan terjadi gangguan penyerapan asam lemak dan jenis-jenis vitamin yang larut dalam lemak.
Asam lemak yang tidak terserap di usus halus akan pindah ke usus besar. Keberadaannya di organ tersebut bisa menimbulkan keluhan.
Beberapa gejala kekurangan empedu yang biasanya muncul dapat berupa:
- Diare.
- Kram perut.
- Perut kembung dan sulit buang gas (kentut).
- Bau kentut yang sangat tidak sedap.
- Buang air besar yang tidak teratur.
- Feses berwarna pucat.
- Penurunan berat badan.
Beberapa penyakit gangguan produksi organ empedu
Organ-organ yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, dan penyaluran cairan empedu dapat mengalami gangguan.
Kondisi ini kemudian dapat berpengaruh terhadap produksi dan kinerja empedu. Beberapa masalah medis tersebut diantaranya:
1. Refluks empedu
Refluks empedu terjadi jika cairan empedu naik ke lambung dan ke esofagus (kerongkongan). Kondisi seperti terkadang dapat terjadi bersamaan dengan refluks asam lambung (GERD).
Tapi berbeda dengan GERD yang masih dapat diatasi lewat perubahan pola makan dan gaya hidup, refluks cairan empedu harus diatasi dengan obat-obatan. Pada kasus yang parah, tindakan bedah kemungkinan dapat dibutuhkan.
2. Batu empedu
Batu empedu atau disebut dengan kolelitiasis yaitu partikel-partikel dalam cairan empedu yang membentuk kristal. Zat pembentuknya sama jenisnya dengan zat pembentuk empedu, yaitu garam empedu, kolesterol dan bilirubin.
Munculnya batu empedu merupakan kondisi yang umum. Akan tetapi, hanya sekitar 20% dari kasus batu empedu yang menimbulkan masalah kesehatan.
Batu empedu bisa menyebabkan penyumbatan di kantung empedu maupun saluran empedu. Bila hal ini terjadi, cairan empedu tidak dapat mengalir secara efektif ke usus halus. Akibatnya, dapat terjadi penyakit di kantung empedu atau saluran empedu.
3. Cholecystitis
Cholecystitis merupakan jenis gangguan pada kantung empedu yang paling sering terjadi, cholecystitis yaitu peradangan pada kantung empedu akibat adanya penyumbatan oleh batu empedu.
Jika gangguan sudah kronis (jangka panjang), kantung empedu dapat menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi.
Pengobatan gangguan ini tergantung dari tingkat keparahan gejala. Seperti obat antibiotik dan istirahat biasanya sudah dapat mengatasi penyakit ini. Tapi jika kondisinya sudah parah, mungkin perlu tindakan lebih lanjut.
4. Cholangitis
Cholangitis yaitu peradangan pada saluran empedu akibat penyumbatan oleh batu empedu atau infeksi bakteri. Tidak hanya itu, tumor atau prosedur medis tertentu juga dapat menjadi penyebabnya.
5. Etiologi
Radang kandung empedu (kolesitasis akut) yaitu reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas dan panas badan, ini merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Atau dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik.
Kolesistitis sering disebabkan cholelithiasis (kehadiran choleliths, atau batu empedu, di kandung empedu), dengan choleliths paling sering memblokir saluran cystic langsung. Hal ini menyebabkan penebalan dari empedu, empedu stasis, infeksi sekunder dan organisme usus, terutama E. coli and Bacteroides species. coli dan Bacteroides spesies.
Mencegah datangnya gangguan pada hati dan penerapan pola makan sehat serta seimbang dapat mengurangi risiko penyakit yang memengaruhi fungsi empedu. Segera konsultasi medis jika mengalami gejala-gejala atau gangguan pencernaan yang terasa mencurigakan.
Jangan sampai membiarkan kondisi tubuh semakin buruk hingga akhirnya memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Deteksi dini dapat mempertinggi harapan untuk sembuh.