Satu-satunya alasan bahwa langit di siang hari terlihat terang adalah karena cahaya matahari yang terurai di atmosfer. Spektrum biru akan cenderung terlihat dan spektrum lainnya akan diabaikan, sedangkan energinya (berupa foton) akan diteruskan menuju bumi.

Apabila Bumi kita tak punya atmosfer, maka langit akan terlihat selalu gelap seperti yang terjadi di Bulan.

Di Bulan, meskipun kita menghadap ke langit di mana matahari sedang bersinar, langitnya tetap saja gelap karena satu-satunya ia tidak mempunyai atmosfer yang akan menyebarkan cahaya matahari.

Foto bumi dari bulan, sumber NASA

 

Semesta yang luas

Alam semesta kita sangatlah luas, dan di dalamnya ada milyaran galaksi tampak beserta ribuan atau ratusribuan triliun bintang yang bersinar sangat terang.

Lalu, jika memang demikian, mengapa saat malam hari, sinar dari bintang tersebut tidak menerangi bumi?

Dengan adanya bintang-bintang itu, harusnya bumi akan selalu terang baik siang maupun malam kan?

Foto langit saat malam hari

 

Ujung semesta

Tahukah kamu kalau alam semesta ini mempunyai ujung?

Tidak, bukan ujung ruang yang saya maksud.

Sejauh ini banyak bukti menyatakan bahwa alam semesta kita ini tidak mempunyai ujung ruang, yang ada hanya ujung temporal.

Alam semesta kita mempunyai awal, yaitu dimulai saat terjadi big bang (dentuman besar) sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Saat itu belum ada ruang dan waktu, semuanya sama, di luarnya adalah ketiadaan.

Alam semesta kita lahir dari titik kecil kemudian meledak dan mengembang dari skala kuantum menjadi skala kosmik dalam kurun waktu 10-35 sekon.

Setelah itu baru terjadi pembentukan materi kosmik, seperti bintang.

Ambil contoh, kita melihat bintang yang lahir 13,5 milyar tahun yang lalu. Sebenarnya yang kita lihat hanya adalah bintang yang baru terbentuk, kita melihat bintang yang masih bayi, kita melihat masa lalunya bintang!

Sedangkan bagaimana masa kini dari bintang?

Cahayanya baru saja bergerak dan mungkin butuh waktu yang sama saat kita melihat masa lalunya. Akibatnya kita masih belum melihat bintang yang sudah berkembang.

ilustrasi oleh minutephysics

 

Terlihat seperti alasan yang masuk akal bukan?

Namun bukan itu alasannya.

Memang kita bisa mencari tempat dengan cahaya bintang bayi, namun bukan cahaya dari bintang yang kita lihat. Kita hanya melihat radiasi mikro latar belakang kosmik yang tersisa dari big bang yang dipancarkan ke segala arah, radiasi ini memberikan cahaya pada latar belakang bintang.

Jadi kesimpulannya, luar angkasa itu tidak gelap pada awalnya.

 

Luar angkasa tidak gelap

Jika luar angkasa memang tidak gelap pada awalnya, lalu mengapa terlihat gelap?

Foto dibawah ini adalah foto yang diambil oleh Teleskop Hubble, dengan mode Deep Field Imaging yang menggunakan sensor sinar inframerah. Terlihat sangat berwarna dan indah,  bukan?

hasil foto dari teleskop hubble, sumber NASA

 

Ada sebuah alasan mengapa digunakannya sinar inframerah.

Alasan yang sebenarnya adalah karena ruang alam semesta kita ini mengembang!

Bahkan pengembangannya mengalami percepatan, artinya semakin cepat seiring waktu. Karena ruang mengembang, jarak antar bintang akan terus menjauh. Cahaya dari bintang adalah gelombang, di sini Efek Doppler berlaku.

Gelombang dari cahaya bintang akan terus memanjang, sehingga spektrumnya akan menjadi merah dan semakin merah hingga menjadi inframerah. Retina mata kita tidak sensitif terhadap sinar inframerah, sehingga kita tidak dapat melihat cahayanya.

Jadi singkatnya, karena kita ada dan hidup di dalam alam yang mempunyai ujung (temporal).

Misalnya alam semesta tidak berawal dan tidak berubah, maka angkasa akan terlihat terang dari segala arah. Serta karena Efek Doppler yang berlaku pada cahaya dari bintang yang menyebabkan gelombang dari cahaya memanjang dan menjadi sinar inframerah yang tidak dapat kita lihat.

Menakjubkan, ‘bukan?

Alam semesta ini sangat luas, masih banyak hal luar biasa yang menunggu untuk kita ungkap di luar sana.

So stay courious!

 

Sumber: