Ilmuwan Indonesia memang hebat-hebat, tapi orang-orang mengagumi kehebatan mereka secara keliru.
Jaringan 4G tidak ditemukan oleh Khoirul Anwar, persamaan Helmholtz tidak hanya diselesaikan oleh Yogi Erlangga, dan banyak lagi lainnya yang dipahami secara keliru.
Bangga itu harus, tapi dibutakan oleh informasi yang membanggakan tanpa cross-check ulang bukanlah hal yang baik.
Tetap harus kritis, karena banyak bagian dari informasi ini isinya terlalu dilebih-lebihkan dan tidak benar.
Tulisan ini bermaksud meluruskannya, agar kita mengagumi mereka sebagaimana mestinya. Karena hal-hal seperti ini sangat sering ditemui.
Khoirul Anwar dan Jaringan 4G
Akhir tahun 2014 lalu Indonesia ramai membicarakan sosok Khoirul Anwar, ilmuwan Indonesia yang bekerja sebagai asisten profesor di School of Information, Science Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).
Indonesia bangga, karena pria yang berasal dari Kediri ini adalah penemu sekaligus pemegang paten jaringan 4G yang saat ini telah umum kita pakai.
Orang-orang ramai membagikan berita itu di berbagai tempat: Facebook, grup WA, dan lain-lain. Sebuah euforia besar dan benar-benar bangga.
Teknologi yang dipakai seluruh dunia ini ternyata bikinan orang Indonesia!
Padahal tidak seperti itu.
Khoirul Anwar sendiri pun tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah penemu teknologi 4G, wartawan dan media lah yang menyimpulkan demikian. Khoirul Anwar pun sudah sering meluruskan pemahaman keliru tersebut.
Sebagai sebuah standar jaringan telekomunikasi, 4G LTE (Long Term Evolution) sendiri seharusnya memang tidak ditemukan, melainkan disepakati. Standar 4G LTE ini sendiri diinisasi oleh badan standarisasi internasional bernama 3rd Generation Partnership Project (3GPP).
Temuan yang dilakukan oleh Khoirul Anwar beserta dua rekannya dari Jepang adalah konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) yang kemudian dipakai sebagai salah satu opsi dalam proses uplink (pengiriman data ke server) pada standar teknologi 4G LTE. Temuan ini tercatat dalam Paten US 7804764 B2.
Hal inilah yang sering diartikan secara sederhana oleh awam bahwa ‘Khoirul Anwar penemu 4G LTE’.
4G LTE sendiri melibatkan banyak sekali teknologi, sehingga tidak tepat mengatakan klaim tersebut.
Fast Fourier Transform adalah suatu set algoritma untuk menghitung transformasi deret Fourier diskrit dengan cepat dan efisien. Algoritma ini memisahkan gelombang sinyal berdasarkan waktu atau posisi dan mengelompokkannya sesuai frekuensi tertentu.
Adapun metode yang diperkenalkan oleh Khoirul Anwar adalah pengembangan dari metode tersebut dan memungkinkan perhitungannya menjadi lebih cepat.
Hasilnya seperti yang telah umum kita rasakan, jaringan 4G ini memiliki akses internet yang lebih cepat dan lebih murah.
Yogi Erlangga Pemecah Persamaan Helmholtz
Tahun 2016, ramai sosok Yogi Erlangga yang disebut-sebut sebagai pemecah persamaan Helmholtz—persamaan matematika tersulit di dunia.
Indonesia berbangga lagi. Orang-orang pun ramai membagikan profil dan capainnya di berbagai media.
Persamaan matematika paling sulit di dunia dan tidak terpecahkan selama lebih dari 30 tahun berhasil diselesaikan oleh ilmuwan Indonesia!
Tapi, lagi-lagi ada kesalahpahaman di sini.
Persamaan Helmholtz bukanlah persamaan matematika paling sulit di dunia, dan solusinya pun sudah ada sejak dahulu kala. Kamu juga dapat melihatnya di Wikipedia.
Nah.
Yang ditemukan oleh Yogi Erlangga adalah metode baru untuk menyelesaikan persamaan Helmholtz secara numerik dan lebih cepat daripada sebelumnya.
Bukan menyelesaikan persamaan Helmholtz setelah kebuntuan para ilmuwan selama 30 tahun.
Ada banyak pula metode lain penyelesaian dari persamaan Helmholtz ini.
Untuk lebih jelasnya, kamu dapat membaca papernya yang berjudul A Novel Multigrid Based Preconditioner for Heterogeneous Helmholtz Problems.
Ada juga yang terlalu berlebihan mengatakan:
Andai saja ia mematenkan hasil temuannya tersebut, mungkin ia akan mendapatkan uang yang sangat besar.
Padahal, formula matematika tidak bisa dipatenkan.
Persamaan Helmholtz adalah salah satu persamaan differensial parsial dengan bentuk:
Bentuk persamaan ini sering muncul pada fenomena fisika yang melibatkan persamaan diferensial parsial pada ruang dan waktu.
Dengan bantuan metode baru yang ditemukan oleh Yogi Erlangga, penyelesaian numerik untuk persamaan Helmholtz pada banyak kasus akan menjadi lebih cepat.
Maka dari itu, perusahaan minyak seperti Shell tertarik untuk mendanai penelitian Yogi Erlangga tersebut.
Persamaan Helmholtz digunakan dalam analisis hasil pengukuran data akustik dalam proses pencarian sumber minyak, dan banyak lagi manfaat dan potensi lainnya karena Helmholtz juga dapat diaplikasikan pada jenis gelombang lain.
Naufal Razik dan Listrik Kedondong
Tahun 2017, Naufal Razik (15 tahun) siswa MTSN 1 Langsa, Aceh, berhasil menemukan energi listrik yang bersumber dari pohon kedondong, dan telah digunakan untuk menghidupi sebanyak 60 rumah.
Hebat!
Penemuan anak bangsa!
Indonesia bisa!
Namun nyatanya, tidak ada satu rumah pun yang telah dihidupi oleh listrik kedondong ini.
Secara sederhana, prinsip kerja listrik kedondong ini tidak jauh berbeda dengan baterai lemon. Dua buah elektroda yang ditancapkan pada sebuah elektrolit akan memiliki potensial listrik yang berbeda.
Begitu pula hasilnya yang tidak jauh berbeda dengan baterai lemon. Ya, listrik yang dihasilkan sangat-sangat-sangat kecil untuk digunakan secara praktis dalam kehidupan.
Temuan yang dibuat oleh Naufal ini sangat patut diapresiasi. Dengan umurnya yang masih begitu muda, ia telah dapat berinovasi dan mengeksplorasi potensi yang ada di daerahnya.
Namun temuan ini masih jauh dari sempurna. Listik kedondong tidak cocok untuk dipakai sebagai pembangkit listrik, dan pengembangan listrik kedondong ini tidak bisa menjadi energi alternatif yang menghidupi rumah secara kontinyu.
Walaupun tidak cocok sebagai pembangkit listrik, listrik kedondong bukan tidak ada manfaatnya.
Listrik yang dihasilkan berada pada orde microwatt dan ini sudah sangat cukup untuk digunakan pada sistem sensor.
Hal seperti ini pula yang pernah dikembangkan oleh tim dari MIT untuk menjaga hutan dari kebakaran.
Mereka memasang sensor yang dihidupi oleh listrik dari pohon untuk mendapatkan data kondisi real-time dari lingkungan hutan tersebut.
Di atas adalah beberapa contoh sosok hebat dari Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan, yang kebanggaan terhadap beberapa informasinya perlu diluruskan.
Tentu masih banyak lagi lainnya. Kalo kamu tahu, kasih tau di komentar ya!
Terlepas dari hal itu, ilmuwan Indonesia memang hebat-hebat. Ada banyak kontribusi yang telah dilakukan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan kebermanfaatan untuk manusia.
Sekian.
Tambahan:
Buku Saintif berjudul “Meluruskan Miskonsepsi Bumi Datar” sudah memasuki tahap akhir di penerbit dan percetakan. Jika tidak ada halangan, pertengahan bulan Maret 2018 ini akan segera publish.
Biar tidak ketinggalan infonya, kamu bisa gabung di grup Komunitas Sains nya Saintif.
Tunggu ya!