Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah.
Alam kaya akan berbagai jenis biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (benda tak hidup). Ragam alam yang melimpah ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
Untuk ulasan lanjut mengenai keanekaragaman hayati, yuk simak ulasan artikel berikut!
Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah.
Hal ini terbentuk karena adanya beberapa kesamaan sifat atau ciri makhluk hidup yang tinggal di daerah tersebut.
Klasifikasi/Jenis Keanekaragaman Hayati
Terdapat tiga tingkatan klasifikasi atau jenis keanekaragaman hayati, yaitu sebagai berikut.
1. Keanekaragaman Genetik
Tingkat klasifikasi keanekaragaman genetik merupakan tingkat yang paling bawah. Hal ini karena gen merupakan pembawa sifat yang terdapat di setiap kromosom makhluk hidup.
Genetik setiap individu berbeda satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman variasi dalam individu sejenis.
Contohnya keanekaragaman gen yaitu kucing. Spesies kucing terdiri dari berbagai variasi yang bisa dilihat sebagai variasi bentuk (fenotipe) dan variasi gen (genotipe). Variasi sifat individu dalam satu spesies ini dikenal dengan nama varietas.
Contoh lain dari keanekaragaman gen yaitu buah apel yang terdiri dari berbagai varietas. Ada apel yang asam, manis, berbuah besar, berbuah kecil, berdaging tebal, berdaging tipis dan berbagai macam variasi lainnya.
2. Keanekaragaman Spesies
Sepasang individu dapat dikatakan satu spesies jika berhasil melakukan perkawinan dan melahirkan anakan yang fertil. Jenis keanekaragaman spesies ini bisa diamati secara langsung. Contohnya spesies kambing akan berbeda bentuknya dengan spesies domba.
Adanya keanekaragaman spesies ini muncul sesuai dengan informasi genetik yang dibawa masing-masing spesies. Munculnya keanekaragaman spesies ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga ribuan tahun lamanya.
Setelah mengalami proses evolusi hingga bermilyar tahun, muncullah berbagai spesies yang berbeda. Proses ini mengakibatkan keterkaitan antara satu spesies dengan spesies lainnya. Bentuk keterkaitan ini disebut dengan kekerabatan.
Sedangkan secara kuantitatif, keanekaragaman jenis didefinisikan jumlah jenis yang ditemukan pada komunitas, sedangkan ukurannya disebut dengan kekayaan jenis. Keanekaragaman spesies dapat diukur salah satunya dengan indeks keanekaragaman.
Suatu lingkungan dapat dikatakan memiliki keanekaragaman yang tinggi apabila memiliki kekayaan jenis yang merata, misalnya pada suatu lingkungan yang memiliki keanekaragaman 3 jenis ikan dan satu jenis burung dianggap secara taksonomi akan lebih beragam dibandingkan dengan lingkungan yang hanya memiliki 4 jenis ikan saja.
Contoh keanekaragaman spesies: keluarga kucing-kucingan seperti harimau, singa, kucing, dan cheetah.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Menurut bahasa, ekosistem berasal dari kata oikos yang artinya rumah sendiri, dan systema yang artinya terdiri dari bagian-bagian utuh dan saling mempengaruhi. Secara istilah, ekosistem merupakan suatu lingkungan yang terdiri dari unsur biotik (makhluk hidup) dan unsur abiotik (iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman).
Keanekaragaman dalam ekosistem dapat terbentuk karena terdapat interaksi antar jenis makhluk hidup dengan lingkungan. Terdapat dua jenis ekosistem utama, yaitu ekosistem darat (ekosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik).
Ekosistem darat terbagi menjadi beberapa bioma, diantaranya bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra. Bioma sendiri ialah satu kesatuan antara iklim dominan dengan vegetasi dan hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut.
Adapun dalam ekosistem perairan terbagi menjadi ekosistem perairan tawar, ekosistem perairan laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.
Aspek yang dapat digunakan sebagai ciri keseluruhan ekosistem adalah energitika (tingkat trofik atau makanan seperti : produsen, konsumen, dan pengurai), pendauran hara (peran pelaksana tingkat trofik), dan produktivitas (hasil keseluruhan ekosistem).
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya keanekaragaman hayati.
1. Nilai Biologi
Di alam, terdapat keanekaragaman hayati yang meliputi bahan pangan, sandang, papan, obat-obatan, oksigen dan beragam kekayaan alam lain. Adanya keanekaragamanini sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup.
2. Nilai Ekologis
Ditinjuau dari sisi ekologis, keanekaragaman hayati menjada proses ekosistem seperti daur zat, aliran energi, rantai makanan. Ekosistem yang terjaga akan menjaga lingkungan dari berbagai bencana alam seperti erosi, meluapnya air sungai, menjaga iklim, dan terjaganya proses fotosintesis.
3. Nilai Pertanian
Pertanian menyumbang bahan baku makanan utama di seluruh dunia. Pengendalian keanekaragaman hayati dalam pertanian menjadi salah satu tantangan bagi petani.
Beberapa permasalahan pertanian seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Jika hal ini dibiarkan, maka lama-kelamaan akan merusak tanah dan tanaman.
Akibatnya keseimbangan pasokan bahan makanan menjadi terganggu hingga mempengaruhi kondisi gizi makhluk hidup.
4. Nilai Pendidikan
Kelestarian keanekaragaman hayati perlu dijaga. Ini penting untuk menjaga ketersediaan sumber gen dalam makhluk hidup dan menghindari terjadinya kepunahan spesies.
5. Nilai Industri
Semua kebutuhan bahan baku industri berasal daeri keanekaragaman hayati. Mulai dari bahan baku pangan, kayu, karet, minyak, bahan tambang yang semuanya berasal dari alam.
Jika keanekaragaman hayati ini tidak dijaga dengan baik, maka lama-kelamaan akan hilang dan punah sehingga mempengaruhi pengembangan bisnis dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
6. Nilai Kesehatan
Pengaruh perubahan iklim menjadi salah satu faktor isu kesehatan manusia.
Jika dikaitkan, terjadinya perubahan iklim karena adanya ketidakseimbangan ekosistem yang menimpa keanekaragaman hayati.
Misalnya kelangkaan air bersih, kekurangan sumber bahan akanan, penularan bakteri dan virus, serta masih banyak lagi.
7. Nilai Estetika dan Budaya
Keanekaragaman hayati tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu, juga layak dijadikan untuk menjaga nilai budaya dan estetika suatu daerah.
Keunikan ragam hayati lokal menjadi daya tarik tersendiri sehingga berpotensi sebagai tempat pelestarian dan daya tarik wisatawan.
Terimakasih telah membaca artikel Saintif tentang keanekaragaman hayati. Semoga bermanfaat ya!