Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘kemenakan’ memiliki arti sebagai berikut:
- kemenakan: /ke·me·na·kan/ n anak saudara (adik atau kakak);
- kemenakan di dada: kemenakan yg bertalian secara adat;
- kemenakan di dagu: kemenakan yg bertalian darah;
- kemenakan datang: seseorang yg diangkat menjadi anggota keluarga
Penjelasan Arti ‘Kemenakan’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kemenakan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak dari saudara kandung kita, entah itu adik atau kakak. Jadi, misalnya kamu punya kakak atau adik yang sudah memiliki anak, anak dari kakak atau adikmu itu disebut kemenakanmu.
Meskipun banyak orang menganggap kemenakan sebagai bagian penting dalam keluarga, hubungan ini tidak selalu melibatkan interaksi yang sering atau dekat seperti hubungan antara orang tua dengan anak kandung mereka.
Ada beberapa jenis kemenakan berdasarkan hubungan adat dan darah.
Kemenakan di dada adalah ungkapan yang menunjukkan kemenakan yang punya hubungan adat dengan kita. Di beberapa kebudayaan, hubungan adat ini bisa bermakna sangat kuat, dan kemenakan jenis ini mungkin akan diperlakukan hampir seperti anak sendiri, terutama dalam hal tanggung jawab sosial dan budaya.
Sedangkan kemenakan di dagu mengacu pada kemenakan yang kita miliki melalui hubungan darah yang nyata.
Ini berarti kamu memiliki ikatan genetik dengan kemenakanmu—mereka adalah anak dari saudara kandungmu, dan kalian berbagi DNA yang serupa.
Lalu ada istilah kemenakan datang, yang secara harfiah berarti seseorang yang diangkat menjadi anggota dari keluarga kita, walaupun bukan melalui hubungan darah.
Dalam banyak budaya, ini adalah cara bagi keluarga untuk memperluas lingkaran sosial dan ikatan emosional mereka dengan mengikutsertakan orang lain ke dalam keluarga, seringnya melalui proses adopsi informal atau melalui hubungan kuat yang terbentuk dari faktor lain selain darah.
Meskipun kemenakan tidak memiliki kedudukan hukum yang sama dengan anak kandung dalam hal hak waris atau tanggung jawab hukum, di banyak budaya peran kemenakan tetap dihargai.
Kemenakan bisa dianggap sebagai penerus generasi berikutnya dan dipandang sebagai individu yang membawa kebahagiaan dan kebersamaan di dalam keluarga. Kedekatan emosional dengan kemenakan juga bisa beragam tergantung pada dinamika keluarga itu sendiri.