Inflasi adalah suatu kondisi naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terjadi terus menerus dalam kurun waktu tertentu.
Nah, Dalam pengertian ini, harga satu atau dua barang yang naik tidak serta merta mengakibatkan inflasi, melainkan kenaikan harga terjadi secara menyeluruh dan luas sehingga mengakibatkan kenaikan barang-barang lainnya. Kebalikan dari inflasi ini disebut deflasi.
Kondisi naiknya harga barang dan jasa tersebut juga menyebabkan turunnya nilai uang. Dimana, Inflasi juga bisa diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Adapun beberapa factor yang menyebabkan terjadinya inflasi
- Meningkatnya jumlah permintaan pada jenis barang tertentu.
- Biaya produksi barang dan jasa yang mengalami kenaikan.
- Jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi.
Untuk lebih jelasnya, mengenai jenis-jensi inflasi dan cara menghitung tingkat inflasi. Simak penjelasan berikut.
Jenis-Jenis Inflasi
Terdapat beberapa jenis inflasi, antara lain:
1. Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya
- Inflasi ringan
Tingkat inflasi ringan kenaikan harga barang masih di bawah angka 10% dalam setahun
- Inflasi sedang
Inflasi sedang terjadi ketika naiknya harga barang mencapai 30% per tahun
- Inflasi tinggi
Kenaikan harga barang atau jasa sangat tinggi sekitar 30%-100%
- Hiperinflasi
Hiperinflasi terjadi saat kenaikan harga barang lebih dari angka 100% per tahun. Dalam kondisi ini, kebijakan fiskal dan moneter dari pemerintah tidak dapat memberikan dampak yang signifikan.
2. Inflasi berdasarkan asalnya, dibagi menjadi dua, yaitu:
- Inflasi yang berasal dari domestik (domestic inflation)
Inflasi ini disebabkan karena beberapa factor seperti meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, naiknya harga barang dan jasa, permintaan masyarakat tinggi, supplai yang terbatas, biaya produksi mahal dan banyak factor dari dalam negeri lainnya.
- Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi ini disebakan karena harga barang-barang impor yang berasal dari luar negeri menjadi semakin mahal sehingga terjadi kenaikan harga di negara asalnya.
Rumus menghitung tingkat inflasi
Inflasi disuatu negara dihitung berdasarkan angka harga komoditas tertentu dari tahun ke tahun bergantung pada indikator perubahan harga. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur laju inflasi adalah IHK (Indeks Harga Konsumen).
IHK adalah nilai yang digunakan untuk menghitung perubahan harga rata-rata dari barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Tidak hanya menggunakan IHK saja, tingkat inflasi bisa dihitung berdasarkan GNP atu PDB deflator.
GNP atu PDB deflator didapatkan dengan membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga yang berlaku terhadap GNP atau PDB harga konstan.
Berikut adalah rumus menghitung tingkat inflasi

Keterangan:
In = inflasi
IHKn = Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)
IHKn–1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Dfn = GNP atau PDB deflator berikutnya
Dfn–1 = GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya
Dengen mengunakan rumus diatas, nilai inflasi di suatu negara dapat diketahui dengan tapat sehingga pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) dapat mengambil langkah cepat agar inflasi tidak semakin memburuk.
Contoh menghitung inflasi
Diketahui Indeks Harga Konsumen di akhir tahun 2010 mencapai 125,17 dan di akhir tahun 2011 naik menjadi 129,91. Tentukan tingkat inflasi yang terjadi di tahun 2011!
Jawab:
Diketahui bahwa IHK2011 = 129,91 dan IHK2010 = 125,17. Apabila kita masukan kedalam rumus:
In = ((IHK 2011 – IHK 2010)/(IHK 2010)) x 100 %
In = (129,91- 125,17)/(125,17)
= 3,787 %
Jadi, nilai tingkat inflasinya sebesar 3,787 % termasuk dalam kategori ringan.
Demikian, penjelasan mengenai inflasi beserta jenis dan rumus menghitungnya. Semoga Bermanfaat!