Hadist Qudsi adalah firman atau perkataan Allah SWT, akan tetapi jenis firman Allah SWT yang bukan termasuk Al-Quran.

Hadist artinya semua yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW berupa perbuataan, ucapan, persetujuan atau akhlaq beliau. Sedangkan, Qudsi artinya suci karena bersumber dari Allah SWTyang Maha Suci.

Adapun secara definisi pengertian Hadist Qudsi adalah hadist yang disampaikan Allah SWT kepada Nabi SAW melalui ilham atau mimpi.

Kemudian, Nabi SAW menyampaikan hadist tersebut menggunakan ungkapan atau susunan kalimat beliau sendiri. Berbeda dengan Al-Quran, bahwa makna dan lafazh Al-Quran berasal dari Allah SWT sedangkan hadist qudsi tidak demikian.

Asal Usul Hadist Qudsi

Hadist qudsi tetap sebuah hadist, hanya saja Nabi Muhammad SAW menyandarkan hadist qudsi kepada Allah SWT. Jadi, perkataan dari Allah SWT yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW  menggunakan ungkapan dan redaksi dari beliau sendiri.

Apabila seorang sahabat meriwayatkan hadis qudsi, beliau meriwayatkan dari Rasulullah SAW yang mana bersumber dari Allah SWT. Didalam hadist qudsi menggunakan kata “Allah berfirman” artinya saat Rasulullah SAW meriwayatkan dengan kata “Allah berfirman”, hadist ini berasal dari Allah SWT.

Jumlah hadist qudsi tidak sebanyak hadist-hadist lainnya, melainkan hanya berjumalah 4444 saja. Namun, hadist qudsi yang diketahui secara umum hanya berjumlah 200.

Menurut Syekh Muhammad bin Shalih Al Hutsaimin, hadist qudsi disebut sebagai hadis Ilahi atau Rabbani. Hal yang membedakan dengan hadist-hadist lainnya adalah kandungan maknanya saja.

Hadist qudsi diriwayatkan dari Allah SWT melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan kepada umat muslim menggunakan bahasa beliau sendiri.

Contoh Hadist Qudsi

hadist qudsi adalah

Hadist Qudsi menggunakan kata “Allah berfirman” artinya hadist tersebut berasal dari Allah SWT akan tetapi penyampaiannya saja melalui Rasulullah SAW. Adapun beberapa contoh hadist qudsi seperti berikut

Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.a Rasulullah SAW bersabda :

Allah SWT berfirman, “Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Hadist-hadist ini tergolong sebagai hadist qudsi karena Rasulullah SAW menyampaikan hadist ini menggunakan kata “Allah berfirman” yang artinya bahwa hadist tersebut berasal dari Allah SWT.

Rasulullah Saw bersabda, Allah berfirman, “Seluruh amalan anak adam untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untukku, dan aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa itu perisai. Apabila seseorang diantara kamu berpuasa, janganlah memaki-maki, mengeluarkan kata-kata keji dan janganlah dia membuat kegaduhan. Jika dia dicaci oleh seseorang, atau dibunuh (hendak dibunuh), hendaklah dia katakan ‘saya berpuasa’”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.a, Rasulullah SAW telah berfirman Allah SWT:

“Ibnu Adam (anak keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakan-ku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencela-ku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataannya. ‘Dia tidak akan menciptakan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakan-ku (tidak dibangkitkan setelah mati)’, adapun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, ‘Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (Al-Shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai.” (HR. Al-Bukhari dan an-Nasa-i)

Demikian penjelasan mengenai pengertian hadist qudsi, asal-usul beserta contohnya. Semoga Bermanfaat!