Hadist menuntut ilmu adalah hadist yang menyampaikan bahwa terdapat kabar gembira dan kebermanfaatan bagi seseorang yang hadir dalam majelis ilmu untuk menuntut ilmu.


Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224)

Oleh karena itu, diwajibkan setiap orang islam untuk menuntut ilmu baik orang dewasa ataupun anak-anak.

Menuntut ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita.

Tak sempurna keimanan dan amal kita kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, Allah disembah dan hak Allah ditunaikan dan dengan ilmu pula, agama-Nya disebarkan.

hadist menuntut ilmu
hadist menuntut ilmu

Dalam suatu majelis yang membahas tentang hadits ke-146 dari kitab ‘Umdatul Ahkaam, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu Ta’ala menyampaikan 4 nasihat dan hadist penting bagi para penuntut ilmu.

1. Hadist pertama

Nasehat yang pertama, beliau menyampaikan bahwa terdapat kabar gembira bagi seseorang yang hadir dalam majelis ilmu untuk menuntut ilmu. Para penuntut ilmu ini akan memperoleh keberkahan dan pahala dari Allah SWT sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah Ta’ala akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

Penjelasan hadits diatas adalah bagi seseorang muslim yang sedang menuntut ilmu, melangkahkan kaki-kaki mereka menuju majelis, Allah Azza wa Jalla akan memudahkan masuk surga bagi orang yang menuntut ilmu.

Terlebih lagi, apabila menuntut ilmu menampung perjalanan jauh. Allah akan melipat gandakan pahala yang akan diperoleh oleh para penuntut ilmu tersebut.

2. Hadist kedua

Nasihat yang kedua, bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu diperintahkan untuk bersabar dan melatih diri dalam menghadapi kesulitan menuntut ilmu karena hal ini akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 200, Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 200)

3. Hadist ketiga

Nasihat yang ketiga, bagi para penuntut ilmu wajib mengambil manfaat dari ilmu yang telah diajarkan. Ilmu yang didapatkan bukan hanya terletak pada seberapa kuat hafalan dan pemahaman yang didapatkan. Terdapat dua nasihat yang wajib didapatkan.

Dua manfaat yang wajib diperoleh yaitu pengamalan ilmu itu sendiri dan bagaimana ilmu itu mampu merubah akhlak kita menjadi lebih baik.

Mengamalkan ilmu yang kita miliki akan mendatangkan manfaat yang luarbiasa bagi diri kita maupun orang yang diajarkan.

Mengamalkan ilmu bukan berarti kita menggunakannya untuk argumen (hujjah) yang menyudutkan orang yang mempelajarinya. Akan tetapi, tujuannya itu untuk memberi manfaat dan mengamalkan untuk mengejar dunia dan akhirat.

“Jika seorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh”. (HR. Muslim No.1631)

Hadits diatas sudah cukup jelas bahwa ketika seseorang meninggal, terputuslah semua amalan kecuali tiga, sedekah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh.

Terdapat sebuah perkataan sebagai berikut “Ilmu memanggil untuk diamalkan. Jika panggilan itu disambut, ilmu akan tetap. Namun jika panggilan itu tidak disambut, ilmu akan pergi.”

Dari perkataan diatas benar bahwa dengan mengamalkan ilmu, akan memperkokoh dan menambah ilmu yang kita miliki serta lebih bermanfaat untuk orang lain. Allah akan menambahkan ilmu, cahaya, dan bashirah bagi orang yang mengamalkan ilmu.

4. Hadist keempat

Nasihat yang terakhir adalah bagi para penuntut ilmu yang sedang mencari ilmu, ketika ingin mengajarkan ilmu dan membantu orang lain. Tidak diperbolehkan mempunyai sifat hasad kepada mereka yang dengan apa yang telah diajarkan.

Misalnya mempunyai pemikiran bahwa ilmu diajarkan kepada orang lain, menjadikan orang lain menjadi lebih pintar atau berilmu daripada orang yang telah mengajarkan.

Memiliki sifat hasad seperti inilah yang dilarang, karena pada dasarnya Allah SWT memberi ilmu sebelum kita mengetahui ilmu itu sendiri.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya ketika hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

Dari penjelasan hadits diatas, kita diwajibkan untuk menolong sesama umat islam. Saat kita menolong saudara kita dengan mengajarkannya ilmu kepadanya, Insya Allah, Allah SWT akan memberikan kita ganjaran pahala dan menambahkan ilmu yang kita miliki ataupun yang belum dimiliki.

Demikianlah, penjelasan mengenai 4 hadist menuntut ilmu. Semoga Bermanfaat!