Tekanan udara adalah tenaga yang menggerakkan partikel di udara yang dipengaruhi ketinggian dapat menekan searah dengan gaya gravitasi bumi
Tekanan udara pada setiap tempat berbeda-beda. Mengapa demikian?Untuk mengetahui sebabnya, yuk simak ulasan berikut.
Pengertian Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang menggerakkan massa partikel yang ada di udara menekan searah dengan gaya gravitasi bumi.
Dalam praktiknya, tekanan udara berbanding terbalik terhadap ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka akan semakin rendah tekanan udaranya.
Alat ukut untuk mengetahui tekanan di udara adalah barometer dengan kolom merkuri. Naik turunnya cairan merkuri ini dapat dibaca sebagai nilai tekanan.
Jenis-Jenis Tekanan Udara
1. Vertikal
Yaitu tekanan yang semakin tinggi suatu tempat nilainya semakin turun, hal ini dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
- Komposisi gas penyusun yang makin ke atas semakin berkurang.
- Sifat udara dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
- Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 Km) sehingga semakin tinggi suatu tempat maka suhu makin naik.
2. Horizontal
Dipengaruhi oleh suhu udara, daerah yang bersuhu udara tinggi akan bertekanan rendah dan sebaliknya. Hal tersebut dipengaruhi oleh lintang tempat, persebaran daratan dan lautan, dan pergeseran posisi matahari tahunan.
Faktor yang Mempengaruhi
- Tinggi rendahnya tempat, semakin tinggi suatu tempat, lapisan udara akan semakin tipis dan semakin renggang sehingga tekanan udara yang ada semakin rendah.
- Temperatur, apabila temperatur tinggi maka volume molekul gas berkembang sehingga tekanan menjadi rendah dan berbanding sebaliknya.
- Sebaran lautan dan daratan, pengaruh sebaran daratan dan lautan sangatlah jelas ada lintang pertengahan.
Rumus Tekanan Udara
h = (760 – P) .10
Keterangan : h = ketinggian tempat (m)
P = tekanan udara tempat (mmHg)
Contoh Soal
Contoh Soal 1
Perhatikan tabel berikut.
Ketinggian (m) | Tekanan udara (mmHg) |
Permukaan laut | 760 |
1000 | 66 |
3000 | 46 |
5000 | 26 |
Berdasarkan tebal tersebut, pernyataan mana yang tepat?
a. Ketinggian tempat menghambat tekanan udara
b. Semakin rendah tempat maka tekanan udaranya terhambat
c. Semakin tinggi tempat maka tekanan udaranya semakin besar
d. Semakin tinggi tempat maka tekanan udaranya semakin kecil
Pembahasan:
Percobaan Toricelli menyimpulkan bahwa tekanan ini berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat. Dengan demikian, jawaban dari soal tersebut adalah (d) semakin tinggi tempat maka tekanan udaranya semakin kecil
Contoh Soal 2
Kota A memiliki ketinggian di atas permukaan air laut 100 m. Berapa nilai tekanan dari kota A?
Pembahasan:
h = (760 – P) .10
100 /10 = (760 – P)
P = 750 mmHg
Contoh Soal 3
Diketahui bahwa di kota B memiliki P sebesar 590 mmHg. Berapa ketinggian dari kota B?
Pembahasan:
h = (760 – P) .10
h = (760 – 590).10
h = 1700 m
Jadi, ketinggian kota B adalah 1700 m di atas permukaan air laut.
Contoh Soal 4
Kota A memiliki ketinggian di atas permukaan air laut 300 m. Sedangkan kota B berada 100 m di atas kota A. Berapa tekanan di kota A dan B?
Pembahasan:
- Kota A
h = (760 – P) .10
300 /10 = (760 – P)
P = 730 mmHg
- Kota B, ingat kota B berada 100 m di atas kota A, jadi ketinggian kota B adalah 400 m di atas permukaan air laut
h = (760 – P) .10
400 /10 = (760 – P)
P = 720 mmHg
Contoh Soal 5
Diketahui P kota Q adalah 45 cmHg. Berapa ketinggian dari kota P?
Pembahasan:
Tekanan kota Q adalah 45 cm Hg yang setara dengan 450 mmHg, maka:
h = (760 – P) .10
h = (760 – 450).10
h = 3100 m
Jadi, ketinggian kota Q adalah 3100 m di atas permukaan air laut.
Terimakasih telah membaca artikel Saintif. Semoga bermanfaat ya!