Sifat koligatif larutan adalah sifat alami yang dimiliki oleh suatu larutan dengan zat terlarut tertentu.
Pelarut murni akan memiliki sifat yang sangat berbeda daripada sifat pelarut yang sudah dicampur dengan zat terlarut, sifat itulah yang disebut dengan sifat koligatif larutan.
Pengertian Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan yaitu sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut – tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Selain itu, sifat koligatif hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”
Sebagai contoh ketika kita melarutkan CaCl2 maka akan menghasilkan tiga partikel yaitu satu pengertian ion kalsium dan dua ion klorida, sedangkan saat kita melarutkan NaCl hanya akan menghasilkan dua partikel yaitu satu ion natrium dan satu ion klorida.
Oleh karena itu, kalsium klorida akan memiliki efek yang lebih besar pada sifat koligatif daripada natrium klorida.
Ciri-ciri Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan memiliki empat ciri yang biasa di alami, diantaranya yaitu:
- Penurunan tekanan uap
- Meningkatkan titik didih
- Titik beku depresi
- Mengalami tekanan osmotik.
Proses Sifat Koligatif Larutan
Berdasarkan jenis-jenisnya, proses sifat koligatif larutan diantaranya sebagai berikut:
Penurunan Tekanan Uap
Yaitu kesetimbangan antara tekanan molekul gas dari cairan itu sendiri. Segelas air yang ditempatkan di ruang terbuka akan menguap dengan sepenuhnya karena tidak tercapai keseimbangan dengan sekitarnya.
Namun ketika gelas tersebut ditutup maka jumlah uap air akan konstan karena tercapainya keseimbangan.

Hukum Roult menyatakan bahwa,
Tekanan uap pelarut dalam larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dalam larutan, atau dengan kata lain semakin besar fraksi mol zat terlarut maka tekanan uap pelarut akan semakin kecil.
Dengan hal tersebut maka perhitungan untuk sifat penurunan tekanan uap yaitu:

Dimana P adalah tekanan uap dan adalah penurunan tekanan uap.
Kenaikan Titik Didih
Titik didih suatu larutan selalu lebih tinggi daripada titik didih pelarut murninya. Peristiwa ini dapat dilihat ketika anda memanaskan air murni dengan air yang mengandung garam, maka akan lebih mudah mendidih air murni dibandingkan air garam.
Hal itu karena pengaruh adanya zat terlarut dalam suatu larutan yang bersifat non-volatil sehingga menyebabkan naiknya titik didih keseluruhan larutan.

Perhitungan kenaikan titik didih suatu larutan dapat dihitung berdasarkan konsentrasi molalnya. Berikut ini rumus untuk perhitungan kenaikan titik didih larutan non-elektrolit:
ΔTb = m.Kb
ΔTb = m.Kb.i
Dimana ΔTb adalah kenaikan titik didih, Kb adalah konstanta kenaikan titik didih, dan i adalah jumlah ion (misal CaCl2 terdiri ion Ca & 2 ion Cl, maka i = 3).
Penurunan Titik Beku
Keberadaan zat terlarut dapat menurunkan titik beku larutan relatif terhadap pelarut murninya. Contohnya saat air murni membeku pada suhu 0, maka jika kita melarutkan garam ke dalam air titik beku akan turun hingga 5.9. Sifat ini biasa digunakan dalam proses pencairan salju menggunakan garam dapur.

Tekanan Osmosis
Osmosis yaitu peristiwa perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.

Pada gambar tersebut, tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan untuk menahan perpindahan netto partikel pelarut dari larutan dengan konsentrasi pelarut tinggi menuju larutan dengan konsentrasi pelarut rendah.
Jika tekanan eksternal sebesar tekanan osmosis diberikan pada sisi larutan, maka ketinggian pelarut dan larutan akan kembali seperti semula.

Dimana n adalah tekanan osmosis, M adalah konsentrasi zat (Molaritas), R adalah konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K), dan T adalah suhu (K)
Contoh Sifat Koligatif larutan Dalam Kehidupan Sehari Hari
Ternyata banyak sekali contoh penerapan dari sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai berikut:
1. Mesin dialisis (cuci darah)
Para penderita gagal ginjal biasanya harus menjalani pengobatan berupa dialisis atau cuci darah, dimana molekul kecil seperti urea akan melewati membrane semipermeabel dan berpindah ke dalam cairan lain sebelum kemudian dibuang.
Pada proses ini, molekul besar seperti protein tidak dapat melewati membran sehingga akan tetap di dalam darah.
2. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
3. Mengawetkan makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
Nah, itulah pembahasan tentang Sifat Koligatif , baik dari pengertian, ciri-ciri, proses dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat!
Referensi: studiobelajar.com | yuksinau.id