Dulu kita mengenal Pluto sebagai sebuah planet di dalam sistem tata surya kita. Akan tetapi, berdasarkan bebera alasan, Pluto tidak lagi masuk ke dalam sistem tata surya.
Ada yang bilang itu karena Pluto terlalu kecil, ada juga yang bilang kalau Pluto keluar dari orbit tata surya, dan bahkan ada juga yang bilang kalau Pluto itu hancur.
Mana yang benar?
Di sini saya akan menyampaikan 7 hal yang sering sekali kita salah pahami terkait dengan Pluto.
1. Pluto tidak hilang ataupun hancur
Ini yang paling sering disalahpahami. Pluto tidak hancur ataupun hilang dari sistem tata surya kita. Dia tetap baik-baik saja.
Kesalahpahaman ini mulai muncul ketika International Astronomical Union (IAU) atau Persatuan Astronomi Internasional merubah definisi planet pada tahun 2006. Pluto tidak sesuai dengan kriteria baru yang ada pada definisi tersebut, sehingga Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet, melainkan turun pangkat menjadi planet kerdil (dwarf planet).
Berdasarkan kesepakatan IAU, kriteria suatu benda langit untuk disebut sebagai planet ada tiga, (1) mengelilingi matahari (2) berbentuk bulat (3) membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya. Syarat ketida tersebut belum dipenuhi oleh Pluto karena di lingkungan ortbitnya masih ada banyak sekali asteroid berserakan.
2. Pluto bukan benda terjauh di tata surya
Pluto terletak pada jarak 6 miliyar kilometer jauhnya dari matahari. Ia juga berada pada jarak yang paling jauh dibandingkan planet-planet yang telah kita pahami.
Namun demikian… Pluto bukanlah benda terjauh di tata surya kita.
Definisi batas tata surya kita ditentukan oleh titik di mana gravitasi matahari telah lebih lemah dibandingkan dengan sistem tata surya lain.
Dan titik itu terdapat pada jarak yang sangat jauh dibandingkan Pluto, sekitar 100.000 AU.
3. Asal usul nama Pluto
Banyak yang mengira kalau nama Pluto diambil dari karakter anjing dari Micky Mouse.
Tapi, tentu saja tidak. Nama Pluto sudah ada jauh sebelum karakter anjing Micky Mouse tersebut.
Penamaan planet Pluto memiliki cerita yang unik. Nama ini pertama kali diusulkan oleh gadis kecil berumur 11 tahun bernama Venetia Burney ketika ia mengobrol dengan kakeknya, Falconer Madan.
Madan adalah seorang mantan pustakawan Universitas Oxford dan kenal dengan banyak ilmuwan, salah satunya yaitu Herbert Hall Turner. Madan menyampaikan ide tersebut ke Turner, dan selanjutnya Turner mengusulkan nama Pluto ke perkumpulan astronomi di Amerika Serikat.
4. Apakah Pluto dapat dihuni?
Pluto berada pada jarak yang sangat jauh dari matahari. Karena jarak yang sangat jauh ini, suhu permukaan Pluto menjadi sangat rendah, bisa mencapai -240° Celsius.
Pada suhu serendah itu, hampir semua senyawa kimia membeku. Entah itu air, metana, nitrogen, karbon monoksida, semuanya membeku. Padahal senyawa-senyawa tersebut adalah komponen utama dari kehidupan yang kita kenal saat ini.
Dengan demikian, potensi adanya kehidupan sangat rendah di Pluto.
Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk bentuk kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi. Bisa jadi, ada bentuk kehidupan asing selain yang kita kenal saat ini yang dapat bertahan hidup di sana.
Tulisan ini adalah kiriman penulis. Kamu juga bisa membuat tulisanmu sendiri di Saintif dengan bergabung di Saintif Community (saintif.com/community)