Puisi rindu digunakan untuk mencutahkan rasa rindu untuk seorang yang spesial, berikut kumpulan puisi rindu untuk pacar, saudara, orang tua, ataupun sahabat.
Rasa rindu atau kangen biasanya tercurahkan untuk seseorang yang spesial dan berharga dalam kehidupan kita. Semisal kekasih, orang tua, dan sahabat.
Jika sudah lama tak saling berjumpa, pasti timbullah rasa rindu atau kangen. Ketika rindu melanda, puisi rindu berikut bisa menjadi salah satu teman pelipur rasa rindumu.
Puisi tentang Kerinduan
Merupakan hal yang wajar jika pada suatu ketika kita merasakan kerinduan yang mendalam entah kepada seseorang, peristiwa. Melalui beberapa puisi berikut, kamu bisa mengungkapkan perasaan kerinduan itu.
1. Gambaran Sebuah Rindu
Tahukah kau kasih,
aku terlalu larut dalam keheningan
dalam rindu yang tak bisa kulukiskan
hanya bayang mu yang ada di ingatan
di remang cahaya malam
saat langkah ku sedikit terlambat
ku tahu hatimu tak pernah menginginkan
namun apa daya,hasrat kutahan,berderai
ku tahu ini bukan awal kasih
bukan pula akhir
namun hadirmu datang temani sepi
malah semakin ku merasa sendiri
jauhnya raga berkelana
seperti mencari harapan diatas keresahan,tanpamu
2. Rindu
Gemerlap redup silih berganti
Gelak tawa sendu semakin membekas dihati
Semua bercampur aduk menmbungkus hari
Dinikmati setitik demi setitik
Tapi…
Rasa ini sudah tak bisa ditahan
Rindu ini tak bisa bersabar
Walau barang sebentar
Memaksa ingin segera dibereskan
Akan sampai kapan kau bertahan?
Akan sampai kapan kau tertahan?
Coba fikirkan, wajah wajah perindu merindumu
Sudahlah…
Tepis jarak itu,
3. Andai
Andai aku jadi angin
Ingin ku sampaikan semua kerinduan
Tanpa perantara apa-apa
Andai aku jadi air
Ingin ku hanyutkan semua duka dan pedihnya luka
Tanpa bicara dan bertindak
Andai aku senja
Ingin ku hiasi senyummu walau sementara
Tanpa ada luka, walau sesaat saja
Andai….
4. Rindu yang Menyerah
Selaksa gemintang yang beratap cakrawala
Ambu-ambu romansa kerinduan terpapar mala
Sisa tawamu masih terdengar
Di tengah jiwa yang menggigil sebab kerinduan
Jalan pulangku menghitam
Basah oleh senyum yang membayang
Hitam pekat, penuh luka yang memikat
Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara
Tentang luka, dan segala rindu yang menyiksa
Hanya mampu berkisah tanpa menyapa
Tentang tawa yang pudar
5. Rindu Semu
Bahwa pada sang malam
Aku ingin bercerita
Tentang perkara “rasa”
Sudikah kau lebarkan telingamu
Dengarlah..
Gemuruh dadaku yang suaranya mirip kehancuran
Coba kau intip
Ada genangan air mata yang terus mengalir
Pada secawan rindu yang lalu tumpah dimeja
Ada rasa yang mengalir larut pada keresahan
Terlebih saat kupandangimu bintang
Bercumbu pada sang rembulan
Gemeretak bunyi hatiku patah
Remuk oleh gumpalan kecewa
Kau tahu kenapa?
Sebab rindu yang menggebu
Sebatas semu
6. Rindu Saat Bersamamu
Bukan maksudku untuk
Memenjarakan bebasmu
Namun memberi kabar dimana pijakmu
Adalah pelerai bagi gundahku
Sungguh..
Yang ku inginkan hanyalah senyummu
Yang ku nantikan hanyalah tawamu
Ku rindu saat saat bersamamu
Mengisi waktu yang tak menentu
Ku harap kau mengerti
Karena rasa dan cintamu begitu berarti
Ku mohon tetaplah temani
Raga dan hati yang telah kau miliki
Karangan : Abdul Zaelani
Puisi Rindu Kekasih
Seringkali ungkapan kata rindu diartikan sebagai ungkapan sayang kepada seorang kekasih. Ketika sedang jauh dari kekasih, hati begitu tersiksa atas perasaan rindu yang melanda.
Berikut beberapa contoh puisi rindu untuk kekasih:
1. Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Disekap akar pohon bunga itu
Karya : Sapardi Djoko Damono
2. Biarkan Hati Bicara
Sepi terasa saat kau tak di sini
Hanya suara kalbu dan irama lagu yg mengiringi
Setiap alunan lagu itu mengingatkanku tentangmu
Hari-hariku kini dipenuhi banyak hal
Semuanya mengarah padamu
Tak kuat rasanya memendam rasa ini terlalu lama
Inginku meluapkan semua isi kalbuku
Kini ku harus sabar menunggu
Sampai Tuhan benar-benar mengizinkanku
Bertemu lagi denganmu pada saatnya nanti
Walau waktu tak biza kuputar lebih cepat
Walaupun Rasa ini terlambat tuk disampaikan
Walau ada seseorang yg telah mengisi ruang di hatimu
Tak akan ku takut karena semuanya sudah diatur
Tuhan akan selalu bersamaku
Walau kau tak bersamaku
Tuhan akan selalu menjagaku
Walau kau tak bisa menjagaku
Aku yakin ini yang terbaik dari Tuhan
Karya: Threeana
3. Sekali Lagi
Aku ingin menuliskan sebuah cerita.
Tentang rindu yang ada didalamnya.
Tentang dirimu yang selalu menghampiri lewat mimpi.
Dan tentang aku yang masih berharap,
Dirimu bidadari yang tak bersayap.
Ceritaku masih tentangmu.
Bidadari dalam khayalanku.
Tersusun rapi rindu untukmu.
Wahai bidadari yang tak bisa kumiliki.
Tapi, bila nanti bidadariku kembali.
Ijinkan aku mencintaimu sekali lagi.
Menemanimu dalam kebersamaan yang tak bertepi.
4. Kutitip Rindu pada Senja
Kepadamu yang telah pergi
Telah kutitip rindu pada langit senja yang seteduh matamu
Pandangilah merah, jingganya, hingga rindu yang hangat itu
Merasuk kedalam cakrawala hatimu
Layaknya gelap dan terang yang bertemu dikala senja
Pertemuan kita yang singkat namun indah itu
Takkan pernah ku lupa
Segala kenangan telah tersimpan dalam relung jiwa
Biar kumiliki hingga senja tak lagi ada
Satu hal yang perlu kau tahu
Perihal melupakanmu, aku tak mampu
Karena ingatan tentangmu serupa sang mentari
Walau ia terbenam hari ini
Ia akan datang lagi dikeesokan harinya
Karya : Vinca Virgina
5. Bait Malam Bagi Sang Kekasih
Selamat malam kau pujaan hati yang jauh di sana,
Pemilik segenap cinta dan berlaksa rasa,
Padamulah segala aliran makna yang tertata,
Engkaulah tempat berlabuh berjuta gelora.
Kau meramu cinta dengan begitu pekat,
Sehingga tak satupun kepenatan tersirat,
Mendekap mu dalam untaian rasa yang tak bertepi,
Memandang indahnya wajahmu yang slalu kuingini.
Ku lukiskan cinta ini
Puisi Rindu Keluarga
Perasaan rindu tak hanya bisa ditumpahkan untuk seorang kekasih. Kangen dengan lembutnya kehadiran keluarga di sisi kita juga merupakan ungkapan rasa rindu untuk keluarga.
Berikut beberapa puisi rindu untuk keluarga:
1. Untuk Ayah dan Ibu
Ayah, Ibu…
Disini, aku berpijak jauh dari tempatmu
Berjalan jauh dari sampingmu
Berteduh tanpa naunganmu
Bersandar , tanpa hangat pelukanmu
Ayah, Ibu…
Meski tanpa kehadiranmu,
Ku kan tetap bekerja dan berkarya
Menuntut ilmu demi masa depanku
Ayah, Ibu…
Meski kau tak disisiku
Namun, ku tahu…
Doamu senantiasa mengiringi setiap langkah
Dan hembus nafasku
Ayah, Ibu…
Kurindukan ketulusan senyummu mencintaiku
Dan ku rindukan, keikhlasan nasihatmu menjagaku.
Aku kan terus bertahan, meski jauh darimu
Demi besarnya pengorbanan yang telah kau limpahkan padaku.
Ayah, Ibu…
Kan ku persembahkan bagimu
Mahkota ilmu cita-citaku.
Mahkota ilmu, yang membuatku sanggup terpisah darimu.
Tunggu aku…
Kembali ke singgasana kerajaanmu
Denga mahkota itu di kepalaku
Karya : Agus Suarsono
2. Pelukan Doa
Di bumi yang terpijak jauh aku akan meninggalkan tahta sebagai putra mahkota
Melepaskan baju kebesaran, dan memakai pakaian yang sama dengan rakyat kebanyakan
Tanpa gelar, tanpa penghormatan dan tanpa keistimewaan
Berjalanlah aku menuju bumi yang jauh seperti yang kau ceritakan
Bersama dengan perajut mimpi
Penenun harapan dan penyair keindahan masa depan
Keraguan membayangi untuk bisa bertahan di bumi asing
Dalam ikatan lontar waktu yang tak sebentar harus ku lalui tanpa pengawalan
Tidak ada senjata yang selalu kabur bawa dekat
Tanpa tameng kau melepas aku pergi
Katamu, satu kemenangan yang akan ku bawa pulang adalah kemandirian
Katamu, hal terbaik yang akan membuat tahtaku tidak goyah adalah iman
Dan katamu, tanpa bekal setengah abad yang lalu kalian pun sama
Katamu, pelukan doa yang kau rapal akan selalu menjaga ku
3. Sepasang Mata Yang Berkabar
Mataku. Batu yang jatuh
ke lubuk mabuk
Dipeluk dingin
hening merayap tebing
Menadah senyap dasar
dari situ aku ingin bergemuruh
berkabar
mengaliri jejak yang tertinggal
Bu, mataku boleh tak pulang
ke liangnya
tapi airnya yang leleh
jadi penyejuk hatimu
penawar luka agar tak dalam
Mataku. Kembar sepasang
direnggut arus menderas
dimabuk peluk
memecah diam
Bu, engkau ada di mataku
walau sekadar bayang di kulit air
4. Rindu Ibu
Di malam-malam nan gelap ada satu nama ku sebut, Ibu
Di siang-siang nan terang, hati terasa kelam kalau belum titip salam untuk Ibu
Jarak menjadi pemisah rinduku dan rindunya bertemu
Waktu yang berjalan membuat rindu ini semakin tertumpuk
Sedang apa hari ini, Ibu?
Ku harap kau akan selalu tersenyum
Ku harap goresan tanganmu hari ini
Membuat Pencipta tersanjung
Jangan tanya aku sedang apa
Sudah pasti berjuang membahagiakanmu
Meski kelam silih berganti menghasut
Ku tahu doa Ibu menerangi setiap langkahku
Ibu…
Biarlah rindu ini menjadi bara
Yang mengobarkan setiap niat dan harapan
Biarlah sujudmu terus menjadi pelita
Yang menuntunku dalam kegelapan
Ibu…
Biarlah rindu ini ku pupuk dulu
Hingga sampai waktu Sang Pencipta mengizinkan
Kita akan bertemu
Dan ku kalungkan bahagia di lehermu
Karangan : Arya Sarimata
5. Membaca Wajah Ibu
Di situlah bintang itu, terselip dalam kelopak mata
tetap cerah, tetap indah
dan aku pun larut dalam sinarnya
Di situlah laut, mengalirkan hawa dingin
bagi setiap perjalanan
tetap teduh, tetap biru
membuatku selalu kangen dan terpana
Di situlah sumur,
yang tak pernah lelah memberi
aku adalah gayung,
yang masih tetap menimbanya
Karangan : Mustafa Ismail
6. Rindu Bunda
Di punggungmu ku bersandar dari rasa lelahku
Di pelukanmu ku berbaring dari rasa sesalku
Telah jauh jarak yang memisahkan kita
Membentang kerinduan di dalam hati
Aku merindukanmu bunda
Telah kucoba mengumpulkan keindahan dunia
Untuk ganti kehadiranmu
Telah kucoba mencari yang terbaik
Untuk mengisi kerinduanku
Namun semua itu tiada guna
Karena kau tidak bisa tergantikan juga
Aku merindukanmu bunda
Dunia takkan mampu menggantikanmu
Dunia takkan bisa mengusikmu
Hanya kau bunda yang selalu didalam hatiku
Hanya kau bunda yang selalu ada di dalam kepalaku
Aku merindukanmu bunda
Dunia pun tidak berarti dengankehadiranmu
Dunia tidak bisa menopang hati
Dan luasnya kasih sayangmu
Karena kau lah yang memperintah hidupku
Begitu indah setiap detik dalam pelukanmu
Begitu indah setiap detik di dalam pangkuanmu
Aku merindukanmu bunda
Rasa rinduku padamu takkan bisa dikalahkan waktu
Rasa sayangku padamu tidak akan bisa dikalahkan jarak
Aku akan menemuimu
Segera setelah menyelesaikan tugas-tugasku
Karangan : V.F
7. Kerinduanku
Tak jenuh hatiku terus berkata
Rinduku pada keluarga
Tanpa batas jarak dan waktu
Kurindu belaian Bunda
Nasihat Ayahanda
Canda Sahabat dan Saudara
Tawa itu, tangis itu…
Sedih itu, bahagia itu…
Terasa indah ku rindukan
Andai bisa…
Kutarik kembali waktu yang berjalan
Kan ku jejaki dengan berlahan
Setiap likuan dengan kasih sayang
Puisi Rindu Sahabat
Sahabat merupakan teman sepanjang masa. Karena dengan sahabat, kita tidak pernah merasa sendirian di setiap langkah perjalanan kita. Mengungkapkan rindu kepada sahabat pun tak ada salahnya untuk dicoba.
Berikut beberapa puisi rindu untuk sahabat:
1. Rindu Sahabat
Di kala malam datang
Di saat itulah aku selalu merindukanmu
Kamu yang dulu selalu bersamaku
Kini kau telah jauh di negeri orang
Kita terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh.
Andai kau tau
Aku di sini selalu merindumu
Aku rindu pada sosok dirimu yang begitu ceria
Entah gimana keadaanmu sekarang.
Hanya potret gambarmu yang bisa menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku
Jangan lupakan aku
Walau raga kita jauh, tetapi kita tetap satu tujuan.
Karangan : Verrenika Asmarantaka
2. Teruntuk Sahabat
Layaknya lilin di tengah gulita
menyiramkan cahaya dalam kegelapan
Seperti mentari di pagi buta
menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan
Bagaikan bintang yang mewarnai malam
yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman
membawa keceriaan dan kesetiaan
Bersamamu…
Melalui hari-hari yang penuh liku
Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa
Berbagi kisah…
Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka
Yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa
Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang
Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan
Sahabat…
Kita bersama dalam suka maupun duka
Saling mengingatkan di tengah canda
Aku berharap dan berdoa…
Kita kan terus melangkah bersama
Menggapai ridho dan cinta-Nya
Meski jarak membentang di antara kita
Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta
Sahabat…
Terima kasih untuk segalanya
Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai
Kini, esok, hingga masa depan
Aku bangga dapati Dirimu seadanya
Kupikir, pantaslah dirimu kutemani
Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata
Kaulah sahabatku…
Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,
Kudoakan Kasih Bagimu
Bila hari-harimu dilanda duka,
Kudoakan Harapan Bagimu
Bila Hari-harimu Barlarut ceria,
Kudoakan Damai bagimu
Selama matahari masih terbit dan terbenam,
Panas dan hujan masih silih Berganti,
Serta bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,
Akulah sahabatmu…
Biarpun kita tak mungkin bersama
Sendiri kan kurangkai karsa
Sendiri kan kususun cerita
Berjalan terus menggapai cita
Dalam satu asa dan doa
Bahagia menyertaimu selamanya.
Karangan : Distryadeanis
3. Tak Lekang oleh Waktu
Diawali dari perkenalan
Tersusun menjadi keakraban
Mengisi hari-hari penuh makna
Terjalin persahabatan antara kita
Hari-hari kian berlalu
Walaupun aku dan kamu hanya sebatas waktu
Kita telah ukir sebuah persahabatan
Melangkah dalam satu rasa, suka maupun duka
Telah berlembar-lembar cerita kita torehkan
Berbaur dalam persahabatan yang indah
Kamu begitu mengerti apa mau dan maksudku
Sahabat… kaulah teman dalam hidupku
Tak pernah membenci menyakiti
Tak pernah pula berhenti memberi motivasi
Sahabat…
Waktu telah bergulir
Tali persahabatan telah kita rajut
Bersama kita semaikan bunga-bunga di hati
Dalam hasrat ini,dan dalam angan ini
dan dalam asa mimpi ini
Hanya satu kuingin, hati kita sama
Di dalam satu kalimat, bahwa aku dan kamu
“Tak lekang oleh waktu”
Karangan : Catur Setianingsih
4. Sahabatku
Bagiku engkau adalah jiwaku
Senyummu adalah semangatku
Kata kata mu adalah penguat belulangku
Simpatimu adalah nafasku…
Pagiku cerah dengan tawamu
Siangku indah tak pernah kelabu
Malamku hangat dengan candamu
Mimpiku indah karenamu
Apakah engkau seorang malaikat?
Bertubuh manusia sejuta harkat
Karenamu aku bermatabat
Sungguh sejati engkau sahabat.
5. Satu Taman di Masa Kecil
Aster tetap berbunga,
Bersahutan dengan anggrek yang tetap menjadi penguasa
Berjejer membentuk pola lirik yang sama dengan selimut kamarku
Satu-satunya tempat yang memisahkan hari-hari kita bersama
Kau pasti tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu
Menemukan tempat bersembunyi untuk berbagi secuil roti
Membisikkan kata rahasia mengenai rahasia alam raya yang kita hayalkan
Ah….tentu tidak demikian
Kami hanya anak-anak usia empat tahun dengan markas pinjaman
Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya dengan rumah kaca
6. Mengenai Tawa Yang Hilang
Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat,
Maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda,
Suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi
Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata
Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua
Kau tampak kekanakan dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu
Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa
Tapi orang dewasa mana yang bisa sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki
Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu
Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, dan kita melupakan
Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui tidak akan pernah ada
Tumbuh dewasa melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku
Demikian ulasan mengenai puisi rindu romantis dan penuh makna. Semoga bermanfaat mengisi ruang rindu kalian ya!