
Puisi guru berikut berisi lebih dari kumpulan 25+ puisi untuk sosok guru yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada kita.
Ilmu merupakan sebuah harta yang sangat berguna bagi seorang manusia. Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa menjalankan kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu, kita perlu menghormati orang-orang yang telah memberi ilmu kepada kita terutama kepada seorang guru.
Sosok guru merupakan seseorang yang sangat berarti bagi kita. Selain itu, jasa seorang guru juga sangat besar bagi murid-muridnya. Dapat dibayangkan bahwa guru ibarat orang tua kedua kita setelah ibu dan ayah kita ketika di sekolah. Mereka yang telah mendidik serta memberi pelajaran dengan harapan agar kelak kita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Jasa seorang guru juga tidak dapat terbalaskan oleh murid. Hanya sebuah ucapan terimakasih kepada guru juga seringkali dihaturkan oleh muridnya melalui sajak atau puisi yang menyentuh hati agar membuat guru mereka bahagia mendengarnya.
Berikut ini adalah kumpulan contoh puisi untuk guru dari seorang murid.

Pesan untuk guruku
Oleh Lisa Ardhian Widhia Sari
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan
Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga.
Tombak keberhasilanku
Oleh Amanda Nurdhana D.
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guru ku …………..
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu.
Guru
Guru
kala teringat bersama jasamu
yang udah memberikanku ilmu
dan.. kau juga yang membuatku pintar
Kau mengajariku bersama bersungguh – sungguh
kau sebabkan diriku bersemangat kembali
bersemangat di dalam mencari ilmu….
dan.. kau selalu ceria di dalam mengajariku
Guru..
kau tidak dulu menginginkan sinyal jasa
kau tidak dulu mengeluh,,
kau sebabkan diriku bangkit lagi
untuk.. belajar
Terima kasih guru..
aku berjanji
akan membalas semua jasamu
dengan melajar bersungguh -sungguh

Terimakasih Untukmu
Terima kasih guru-guruku
Atas waktumu mendidik diriku.
Engkau adalah orang tua kedua bagiku
yang selalu akau temui kecuali hari minggu
Terima kasih guru-guruku
kau telah menjadi motivator hidupku
terima kasih guruku
kau telah menjadi motivasi bangun pagiku.
Terima kasih guru-guruku
Pekerjaan rumah yang kau berikan kepadaku
mengajarkanku menghargai waktu
agar tak lupa tanggung jawabku
Terima kasih guru-guruku
tak akan pernah kulupa jasa-jasamu
tak akan pernah ku abaikan nasehat-nasehatmu
Agar aku bisa mencapai cita-cita besarku
Guruku
Oleh Syafni
Guru adalah pahlawanku
Guru mengajariku
Guru mendidikku
Guruku…
Aku selalu membanggakanmu
Aku selalu mengingatmu
Guruku…
Terima kasih atas kasihmu
Karena kasih sayangmu
Membawaku ke tempat
yang lebih baik.
Doa untuk Guruku
Hari demi ku lewati merasa hampa
Tanpa ilmu dan kasih sayangmu
pada siapakah ku wajib bertanya
Dari manakah ini asalnya
Ku haus ilmu dan mengidamkan belajar
Guru,,,,,
Terlalu cepat kau menghilang dariku
begitu cepat kau dan aku berpisah
Akankah kita bersua kembali
Guru,,,,,
Ingin ku balas jasa-jasamu
Namun ku tak dapat melakukannya
Ingin rasanya ku membuatmu bangga
Tapi apakah ada langkah untuk melakukannya
Kini……
hanya rangkaian doa
yang dapat ku persembahkan untukmu
semoga panjang umur dan berhasil selalu
Hingga kita dapat bersua kembali
Kiranya Allah menghendaki

Thank You
Teachers, you open up young minds
Show them the wonders of the intellect
And the miracle of being able
To think for themselves
Teachers, you are exercises the mental muscles of students
Stretching and strengthening
So they can make challenging decosions
Finding their way in this world
The best teachers care enough
To gently push and prod students
To do their best and fulfill their potential
Thank you, teachers
Guruku yang hebat
Oleh Moh Adhuri Ali Syaban
“Bagaimana tidak hebat
rutinitas pagi harus serba hemat
bangun tepat
mandi cepat
sarapan kalo sempat
guruku hebat
jam 05.00 sudah wangi
menjemput sang pelangi
mengantarkannya meraih mimpi
demi ibu pertiwi
guruku hebat
bertahun tahun menahan diri
dari keinginan hati
dari nafsu yang menghampiri
walau kadang makan hati
guruku hebat
bagimana tidak hebat
tiap hari menopang martabat
walau kadang tak bersahabat
namun tetap kuat
guruku tetap hebat…
dalam kekurangan tetap bertahan
dalam kesederhanaan tetap diam
dalam kesuksesan tetap sopan
dalam kemakmuran tetap tenang
guruku memang hebat
meski bukan konglomerat
namun tak melarat
meski bukan bangsawan
namun tetap menawan
guruku hebat
mendidik anak negeri sepenuh hati
mengajarkan budi pekerti
agar menjadi insan yang bernurani
tanpa harus menyakiti
guruku tetap yang hebat
gaji kecil tak sakit hati
gaji cukup tak sombong diri
meski banyak yang sakit hati
karna guru dapat sertifikasi
guruku memang hebat
karena sertifikasi dituntut kompetensi
kalau tak mau diamputasi
oleh penguasa negeri
yang “katanya” baik hati
guruku memang hebat
meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri
tak menjadikannya patah hati
mengabdikan diri untuk negeri
sambil menunggu panggilan Surgawi.”
Guruku
Guru….
Kau yang mendidik dan mengajariku
Kau laksanakan itu semua bersama ikhlas
Kau adalah orang tuaku di sekolah
Guru……
Tanpamu ku tak bakal dapat memperoleh ilmu
Semua keikhlasanmu bakal jadi pelajaran yang baik
Oh guru..Kau adalah PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Sebatang Kapur
Oleh Iroh Rohmawati
Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan diotak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil
Guru
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur diatas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan
Pipit kecil
Oleh Zuarni, S. Pd.
Awal jumpa kita Kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar… berputar…
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami
Awal jumpa kita Kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan
Guruku… lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari
Langkah seok… telah mantap menapaki jalan tajam beronak
Kini pipitmu…
Telah siap terbang… terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini.
Guruku Idolaku
Guru..
adalah tempat aku mengadu…
Guru..
adalah tempat aku mencurah kan isikan hati ku…
Guru..
adalah orang yang sangat istimewa bagi ku…
Mereka yang selalu mendidik,membimbing,menjaga Baha kan menyanyagi ku seperti anak nya sendiri…
Betapa Mulia nya kau Guru…
Betapa baik nya kau Guru..
Betapa Sayang nya kau Guru..
Kau bagai kan Idola bagi ku Guru…
Tak kan ku lupa kan kau Guru..
Guruku Pelitaku
Oleh Rizki Alysa
Guruku pelitaku
dihidup ku yang gelap gulita
kau pancarkan seribu cahaya
kau bagi2kan ilmu pda kami
kami yang tak tahu di arti
karnamu kami bisa menulis dan membaca
karnamu kami jadi tau beraneka macam ilmu
guru..
Kau adalah bah pelita
penerang dalam gulita
jasamu tiada tara..
Jika ku bisa kan ku petik bintang
sbagai tanda trimakasih ku
untukmu wahai guruku
kau lah pelita dalam hidup ku

Bersamamu, guruku
Oleh Yoga Permana Wijaya
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Kumantap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.
Guruku
puluhan tahun engkau mengajar kami.
Membaca,menulis,serta behitung
Puluhan tahun engkau mendidik kita
Menjadi anak yang baik dan pengerti.
Sekarang,aku telah bisa
Membaca,menulis,berhitung,serta berkarya.
Demimu,kami relakan sejuta kesempatan.
Hanya demi malaikat pendidik.
Guruku,kami semata-mata murid-muridmu.
Yang tak dapat selamanya menyenangkan hatimu.
Engkau adalah sosok yang sabar.
Menghadapi sejuta masalah.
Terima kasih,Guruku.
Pengabdian
Oleh Roosmilarsih
Sribu rintangan adalah cambuk perjuangan
Sejuta pengabdian bagai emas yang kita tanam
Sedih, suka adalah tangga, untuk kita sampai ke puncak kesuksesan
Menjadi sosok dengan satu kepribadian yang tak goyah oleh selembar surat keputusan
Pengabdian, waktu terus berjalan tak ada beda
Tanggal yang berlalu dan menjelang tak beri kepastian
Hanya tugas dan segudang kewajiban
Yang tak pernah beri hak atas segala pengorbanan
Gemuruh semangat kalian adalah cita
Yang kan mampu runtuhkan tingginya jurang pemisah dalam pendidikan
Karena smangat juang kalian tak kalah oleh selembar surat sakti dari yang berwenang
Tak da keraguan dan kebimbangan
Spanjang waktu, langkah kalian semerbak
Tak da pamrih, meski tahu tanggal satu yang tak pernah berpihak
Kalian bahkan tak pernah peduli, karena disetiap waktu ada harapan yang takan bisa terbalas oleh manusia
Namun yakin semua balas kan datang pada waktunya
Mari dengan bangga kita teriakan
Hidup pengabdian, hidup perjuangan
Agar rasa putus asa tak datang mendekat
Agar kejenuhan tak brani hinggap
Tak ada yang sia-sia
Pengorbanan kalian bagai para suhada
Doa kalian adalah wangi surga yang memanggil dan meminta
Mari syukuri karna kita adalah insan pilihan dan teladan, tuk mendidik generasi menjadi pejuang kehidupan
Jangan ajari aku korupsi, guruku
Oleh Abdul Hakim
Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu
Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa
Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa
Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku… orang tua… dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya.
Guruku… jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati.

Jika Tanpa Dirimu
Kaulah pembimbingku
Kaulah pengajarkku
Kaulah pendidikku
Guru…..
Itulah julukanmu
Yang tak pernah jenuh dalam
Mengajar dan membimbingku
Guru….
Tanpa dirimu saya dapat hancur
Tanpa dirimu saya dapat sengsara
Tanpa dirimu saya dapat sesat
Guru…
Terima kasih
Atas segala jasa jasamu
Air Mata Untuk Guru
Oleh Dhiya Gustita Aqila
Kembali hilang bagian penting hidupku…
Terlalu cepat waktu mengambil dirimu…
Waktu tak mengerti apa perasaanku…
Air mata kembali bersamaku…
Melepasmu bagai dagingku telah hancur…
Hatiku layu tidak kembali mekar…
Ku tak bisa menjadi seorang anak pintar…
Tanpa dirimu itu akan sukar…
Air mata ini untukmu…
Kau dapat dengar tangisannya selalu…
Suaranya kan bergema di tiap celah hatimu…
Kan mengisi kekosongan rumahmu..
Andai kita tak berpisah…
Detikku takkan resah…
Melihatmu telah jauh…
Hatiku semakin rapuh…
Pahlawan yang terlupakan
Oleh Ahmad Muslim Mabrur Umar
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.

Guru Maafkanlah
Butiran air mata kami saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Butiran air hujan yang sangat deras
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui bersama penuh hati ikhlas
Semua itu kau melakukan hanya untuk kami..
Panasnya situasi saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Panas teriknya matahari yang terpancar
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui bersama penuh hati sabar
Semua itu kau melakukan hanya untuk kami..
Namun.., Sedih yang kau rasakan saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Betapa sedihnya kami saat ini..
Ketika semua jasa mulia yang kau berikan
Tak bisa kami lalui bersama penuh balas budi
Guruku maafkanlah kami.
Jasamu Tak Terbalas
Oleh Saraswitha Shinta Hapsari
Ketika ilmuku gelap gulita
Engkaulah pelitanya
Ketika ilmuku butuh cahaya
Englaulah penerangnya
Kau bagi ilmu
Menerangi otakku
Seolah engkau berkata
“Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya..”
Batinmu…
Padamu guru-guruku
Aku haturkan rasa hormatku
Untukmu guru-guruku
Aku ucapkan terima kasih
Atas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmu
Jasamu tak kan pernah terbalas
Selamat hari pahlawan..
Untukmu pahlawan tanpa tanda jasa
Terima kasihku…
Karna tanpamu
Aku terjatuh di alam kebodohan
Sang guru
Oleh Fitriana Munawaroh
Tentang kegelapan…
Tentang buta pada zaman dahulu kala.…
Tentang kebodohan yang merajalela….
Dan tentang sosok penumpas itu semua….
Ialah sang guru….
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu….
1, 2, 3 ,4 dan seterusnya….
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia….
Tetap tak basi dari sebuah tradisi….
Dia tetap mulia…
Dengan segala wibawanya….
Masa depan?
Jangan kau tanyakan….
Aku dan kamulah sang harapan…
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan….
Maka genggamlah apa yang ia percayakan…
Guru Pejuang Di Zaman Ini
Guru… Kau adalah
Pejuang Yang siap membentengi kami
Demi untuk kecerdasan bangsa ini
Kau latih kami untuk kuat
Kau ajari kami untuk menang
Kau bimbing kami untuk menuju sukses
Kau marah saat kami menyerah
Kau kecewa saat kami gagal
Tapi kau bahagia saat kami menang Guru…
Perjuanganmu sungguh mulia
Kau senang mengorbankan semuanya
Demi kami anak-anak bangsa
Untuk Guruku Terkasih
Oleh Victoria Anggia Alexandra
Engkaulah adalah lenteraku, di dalam kegelapan
Engkaulah adalah embun penyejukku, di dalam kekeringan
Engkau adalah penuntunku, di dalam kebutaan
Engkau adalah temanku di dalam kesendirian
Engkau beri kami jawaban dari masalah kami
Engkau beri kami harapan dari keputusasaan kami
Engkau berikan kami arah dari kesesataan
Engkau beri kami keindahan dalam kesunyiaan
Engkau berjuang memerangi demi kebaikan kami
Engkau menciptakan insan yang berpendidikan
Engkau berjuang memerangi kemiskinan
Engkau menggantungkan harapan bangsa di pundak kami
Engkaulah pelangi di tengah badai
bagaikan pejuang di tengah pertarungan
Engkaulah hujan di gurun gobi
bagaikan secercah harapan di tengah ketidak pastian
Oh guruku…
Engkau adalah pahlawan sejati
Engkau adalah seseorang yang selalu kami nanti
Jasamu tak akan dapat kubalas sampai mati
Sang pengabdi
Oleh Zaniza
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.
Amarah Guru
Oleh Dwi Kurniati
Ketika…
Keramaian datang…
Kesalahan terjadi, membuat ia melayangkan benda!
Memaki setiap orang yang ada!
Semua orang mendapat hadiah!
Semua orang mendapat makian!
Mendadak kesunyian datang akan kemarahannya, ia berdiri!
Tunjuknya seorang yang membuatnya marah!
Berdiri ia disebrang di depan tembok berwarna kuning
Bertanya-tanya tentang kesalahan
Semua mata menatap
Papan besar ikut menjadi saksi bisu
Coretan tinta ikut menjadi pendengar sejati
Cicak” menyaksikan semuanya
Terjadinya amarah seorang guru kepada muridnya
Sunyi … kesunyian … mulai menyerang
Membuat orang diam terpaku tak bergerak
Bagaikan patung yang tidak bernyawa
Bagaikan lalat yang hanya dapat menyaksikan
Waktu berputar!
Menit demi detik waktu berjalan
Amarah meredam
Hati terbuka
Keajaiban menghampiri
Kembali ia diseberang sana
Berkata lembut dengan saksama
Duduk pun ia kembali
Terbesit kekesalan di dada, akan tetapi semua terlewatkan
Menganggap ini semua adalah pembelajaran
Demikianlah puisi mengenai guru, semoga dengan puisi diatas dapat menambah rasa hormat kita terhadap beliau serta ilmu kita dapat bermanfaat nantinya Aamiin.
Referensi:
- maxmanroe.com
- romadecade.org
- serupa.id