Penerapan pancasila sebagai dasar negara diawal kemerdekaan adalah menghadapi adanya upaya pengantian dasar negara dengan ideologi lainnya.

Pancasila adalah dasar negara dan padangan hidup bangsa yang telah disepakati oleh seluruh rakya Indonesia. Terlepas dari itu semua, perjalanan sejak awal ditetapkan sebagai dasar negara, Pancasila menemui berbagai masalah dan rintangan.

Salah satu rintangan yang dihadapi saat penerapan Pancasila di Awal kemerdekaan adalah adanya upaya pengantian dasar negara dengan ideologi lainnya.

Namun upaya-upaya tersebut dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia karena kerja keras oleh pahlawan bangsa Indonesia sehingga berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang baru merdeka.

Berikut adalah beberapa upaya untuk mengganti Pancasila pada awal kemerdekaan.

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)

Penerapan pancasila sebagai dasar negara

Pemberontakan PKI dipimpin muso muncul pada tanggal 18 September 1948 di daerah Madiun, Jawa Timur.

Pemberontakan ini merupakan pemberontakan besar pertama setelah Indonesia merdeka yang bertujuan untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.

Ada upaya yang dilakukan untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan paham komunis. Akan tetapi, pada akhirnya pemberontakan ini dapat digagalkan oleh Pemerintah Indonesia dibawah Presiden Soekarno.

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Pada tanggal 7 Agustus 1949 pemberontakan DI/TII muncul dibawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.

Pemberontakan ini bertujuan untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syariat islam dengan upaya mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Namun, upaya ini mampu digagalkan walaupun memakan waktu yang cukup lama. Kartosuwiryo dan pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil. Ia mendirikan negara RMS pada tanggal 25 April 1950 dimana didalamnya meliputi pulau Ambon, Seram dan Buru.

Pada bulan November 1950, RMS Ambon berhasil dikalahkan oleh militer Indonesia dan pemberontakan masih berlanjut di Seram sampai Desember 1963.

Karena kekalahan RMS Ambon, mengakibatkan pemerintah RMS harus mengungsi ke pulau Seram dan kemudian mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.

Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)

Permesta dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual pada tahun 1957-1958 di Sumatera dan Sulawesi.

Pemberontakan ini berlatarbelakang karena ingin memberi koreksi kepada pemerintah pusat yang saat itu dipimpin Sukarno. Sukarno tidak lagi bisa diberi nasihat dalam menjalankan pemerintahan sehingga terjadi ketimpangan sosial.

Nah, Pemerintah pusat juga dianggap telah melanggar undang-undang karena cenderung sentralis sehingga pembangunan didaerah terabaikan.

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Penerapan pancasila sebagai dasar negara

APRA adalah milisi yang didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Wersterling pada tanggal 15 Januari 1949. Gerakan APRA memiliki tujuan untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri untuk negara-negara RIS.

Pemberontakan APRA dilakukan pada 23 Januari 1950 dengan menyerang dan menduduki kota Bandung kemudian menguasai markas Staf Divisi Siliwingi.

Terjadi perlawanan dengan pemerintah bahkan APRA berencana menyerang Jakarta. Namun pemberontakan ini mampu digagalkan oleh APRIS dan Mohamad Hatta dengan melakukan perundingan dengan Komisi Tinggi Belanda. Setelah itu, Proses pembubaran RIS mengalam percepatan dan kembali ke bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950.


Demikian penjelasan mengenai penerapan pancasila sebagai dasar negara di Awal Kemerdekaan dan beberapa upaya untuk mengganti dasar negara Pancasila saat awal kemerdekaan. Semoga bermanfaat!