Pakaian adat yang ada di Indonesia sangatlah beragam dan berbeda-beda di tiap provinsi. Hal ini menjadi kekayaan Indonesia akan kebudayaannya.
Indonesia adalah negara kepualauan yang dibagi menjadi 34 provinsi mulai dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga didukung oleh kebudayaan disetiap daerah.
Bangsa kita juga disebut sebagai bangsa majemuk karena memiliki ragam suku, adat, agama, bahasa daerah, termasuk pakaian adat.
Pakaian Adat yang ada di Indonesia
Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Oleh karenanya, pakaian adat di tiap daerah juga berbeda-beda. Berikut merupakan berbagai macam pakaian adat yang ada di Indonesia :
1. Nanggroe Aceh Darussalam, Ulee Balang
Pakaian adat tradisional pertama adalah Ulee Balang. Untuk pria mengenakan atasan lengan panjang berbahan sutra bernama Peukayan Linto Baro. Serta bawahan berwarna hitam Sileuweu yang ditenun. Tidak lupa penutup kepala Meukeutop dan hiasan senjata khas Rencong.
Sedangkan wanita menggunakan Baju Kurung dan Celana Cekak Musang yang bentuknya teradaptasi dari kebudayaan Melayu, Cina, dan Arab. Tidak lupa penutup kepala Meukeutop dan hiasan senjata khas Rencong.
2. Sumatera Utara, Ulos
Kain ulos ini merupakan bahan sutra yang ditenun menggunakan alat tradisional dengan motif khas yaitu gorga. Ulos dipakai bersama sebagai selempang baju pria yang terdiri dari jas dan sarung kain Ulos, maupun sebagai selempang di kebaya berwarna cerah untuk wanita.
3. Sumatera Barat, Bundo Kanduang
Suku Minangkabau di Sumatera Barat menggunakan pakaian adat yang sangat tertutup bagi pria maupun wanita. Bundo Kanduang terdiri dari celana panjang dan atasan berupa Teluk Belanga, serta penutup kepala atau peci untuk pria. Sedangkan, wanita memakai kain sarung, kebaya panjang, dan penutup kepala berupa kain yang dililitkan ke kepala.
4. Riau, Melayu
Etnis terbesar di provinsi Riau adalah Melayu. Maka dari itu, baju adat dari Riau juga identik dengan budaya Melayu. Untuk pria, pakaian adat Melayu terdiri dari baju kurung cekak musang yang terbuat dari kain berkualitas seperti satin dan sutra. Kemudian, ada sarung dan kopyah juga, serta bagi wanita menggunakan kebaya laboh.
5. Kepulauan Riau, Teluk Belanga
Provinsi Kepri memiliki pakaian adat berupa Teluk Belanga untuk pria dan Kebaya Laboh untuk wanita. Sama halnya dengan pakaian adat Riau, dikarenakan kebudayaan yang mendominasi wilayah Riau dan Kepulauan Riau berdekatan dengan etnis Melayu.
6. Jambi, Melayu Jambi
Pakaian adat Melayu Jambi menggunakan setelan kain beludru baik untuk pria maupun wanita. Namun, pakaian adat wanita dibuat tanpa lengan, dan pakaian pria menggunakan baju kurung tanggung berbahan beludru juga.
7. Sumatera Selatan, Aesan Gede
Aesan Gede dikenal sebagai pakaian adat yang syarat dengan banyak aksesoris untuk pria dan wanita. Pakaian ini berwarna cerah seperti merah, emas, maupun kejinggaan dengan penutup kepala untuk pria dan siger untuk wanita.
8. Bangka Belitung, Paksian
Umumnya untuk nama pakaian adat dari Bangka Belitung ini sering disebut dengan Paksian. Umumnya pada kaum wanita di Bangka Belitung menggunakan pakaian adat yang berupa baju kurung yang berwarna merah yang terbuat dari kain sutra. Pada bagian kepala, biasanya menggunakan mahkota yang bernama paksian. Sedangkan untuk baju adat laki-laki umumnya menggunakan sorban atau biasa dikenal dengan sungkon.
9. Bengkulu, Melayu
Melayu adalah budaya yang sangat kental di Bengkulu. Sekilas, pakaian adat dari Bengkulu mirip seperti busana Melayu Jambi. Hanya saja, Melayu Bengkulu lebih identik dengan warna merah. Selain itu, pria maupun wanita menggunakan penutup dan hiasan kepala dengan corak khas nan istimewa.
10. Lampung, Tulang Bawang
Baju adat khas Provinsi Lampung ini sering disebut dengan nama Tulang Bawang. Nama Tulang Bawang sendiri diambil dari nama sebuah kerajaan yang dulunya sangat terkenal di Lampung. Sekilas jika dilihat dari bentuknya hampir sama dengan baju-baju adat khas Pulau Sumatera. Baju dari Lampung ini juga memiliki beragam pernak-pernik yang begitu indah. Umumnya aksesoris yang digunakan mempercantik pakaian adat tersebut terbuat dari bahan kain tapis.
11. DKI Jakarta, Betawi
Ciri khas baju adat Betawi dari DKI Jakarta berupa kebaya encim berwarna terang (bagi wanita). Sedangkan, pria identik memakai jas hitam dan kain batik sebagai bawahan yang dililitkan ke bagian pinggang. Jika dilihat, pakaian adat khas Jakarta ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam budaya. Beberapa budaya yang terkandung di dalamnya yakni Arab, Barat, dan juga Melayu.
12. Banten, Pangsi
Pangsi merupakan setelan pakaian berupa baju kemeja polos dan celana yang longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki. Pakaian ini umumnya dipakai oleh laki-laki dan merupakan pakaian khas dari beberapa suku di Indonesia, terutama Betawi dan Sunda.
13. Jawa Barat, Bedahan
Bedahan ini digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari kaum bangsawan hingga masyarakat biasa. Namun umumnya pada masing-masing kalangan memiliki baju adat yang berbeda-beda. Terutama untuk baju adat yang digunakan untuk para laki-laki dan kaum perempuan. Biasanya untuk membedakan golongan nya bisa dilihat dari perbedaan bahan dan juga corak yang digunakan. Tidak heran jika pakaian adat Indonesia berasal dari Jawa Barat ini terdapat beberapa corak.
14. Jawa Tengah, Kebaya Jawa
Didominasi warna cokelat dan hitam, seperti itulah ciri khas tampilan dari baju adat khas Jawa Tengah. Tak lupa pula dilengkapi dengan batik, jarik, surjan, dan keris sebagai aksesoris.
15. D.I. Yogyakarta, Kesatrian
Kesatrian Ageng merupakan baju tradisional dari Yogyakarta, terdiri dari kain batik yang dililitkan ke tubuh hingga bagian dada. Dalam versi yang lebih tertutup, Kesantrian menggunakan kain beludru hitam panjang dengan sulaman benang berwarna emas yang khas. Tak lupa dengan berbagai aksesoris dan hiasan kepala. Pakaian adat ini melambangkan keanggunan dan sifat berani.
16. Jawa Timur, Pesa’an
Pakaian adat Indonesia berasal dari Jawa Timur ini memang terlihat lebih sederhana di bandingkan dengan daerah-daerah sebelumnya. Baju adat kaum laki-laki umumnya hanya berupa kaos garis putih merah yang dilengkapi dengan celana longgar. Sedangkan untuk baju adat untuk perempuan hanya menggunakan kebaya yang dilengkapi dengan rok panjang pada bagian bawahnya. Meski sederhana, Baju adat khas Jawa Timur ini terlihat sangat bagus dan elegan.
17. Bali, Safari dan Kebaya
Safari pada pakaian adat Bali untuk pria adalah jas berlengan pendek. Umumnya berwarna netral seperti purih, krem, dan cokelat. Sedangkan kebaya wanita warnya cerah dan terlihat manis dengan lilitan kain di pinggang.
18. Nusa Tenggara Barat, Pakaian Suku Sasak
Baju adat ini berbahan sutra dan satin yang lembut dengan tambahan kain tenun khas Suku Sasak. Untuk pakaian wanita disebut dengan Lambung, sedangkan bagi kaum laki-laki diberi nama Pegon.
19. Nusa Tenggara Timur, Pakaian Suku Sabu
Untuk pria mengenakan kemeja putih lengan panjang, selendang tenun, bawahan, dan ikat kepala. Sedangkan bagi wanita memakai kebaya dan kain tenun di pinggang.
20. Kalimantan Barat, King Baba dan King Bibinge
King Baba adalah pakaian untuk pria bentuknya seperti rompi dengan kain khas dari kulit kayu kapuo, serta dihias manik-manik berwarna jingga dan merah. Sedangkan untuk King Bibinge bagi wanita, bahan dan proses pembuatannya tidak jauh berbeda dengan King Baba. Hanya saja, desain pada pakaian adat wanita lebih sopan dan menutup dada. Biasanya, wanita mengenakan hiasan ikat kepala yang berbentuk segitiga dari bulu burung enggang.
21. Kalimantan Tengah, Upak Nyamu
Pakaian adat upak nyamu adalah baju tradisional yang terbuat dari kulit kayu nyamu. Baju daerah ini terkadang dibentuk seperti rompi, kadang juga dibentuk seperti baju tanpa lengan. Untuk wanita, upak nyamu dihias dengan manik-manik cantik berwarna putih, merah, dan kuning.
22. Kalimantan Selatan, Bagajah Gamuling Baular Lulut
Kain Sasirangan sebagai kain khas Kalsel dililitkan menjadi bawahan bagi pria. Sementara bagian dada dikalungi dengan kalung bunga dan ditambah aksesoris keris. Sedangkan wanita memakai kain yang terbalut hingga menutupi dada, seperti gaun.
23. Kalimantan Utara, Ta’a dan Sapei Sapaq
Pakaian ta’a untuk wanita ini terdiri dari semacam ikat kepala yang disebut da’a, dibuat dari pandan. Biasanya yang menggunakan da’a ini adalah para orang tua. Baju atasannya disebut dengan sapei inoq, serta bawahan dari busana tersebut berupa rok yang dikenal dengan nama ta’a. Sedangkan sapei sapaq pakaian untuk laki-laki tidak jauh berbeda coraknya dengan busana ta’a.
24. Kalimantan Timur, Kustin
Pakaian adat Kustin dari Kalimantan Timur memiliki tampilan yang hampir sama dengan Upak Nyamu. Kustin ini terbuat dari kulit kayu yang dihias manik-manik.
25. Sulawesi Barat, Lipa Saqbe Mandar
Pakaian mandar terdiri dari jas untuk pria dan baju lengan pendek untuk wanita (biasanya berwarna hijau, ungu, putih, atau merah) dengan kain tenun senada yang dililit di bagian bawah sebagai bawahan.
26. Sulawesi Tengah, Nggembe
Suku Kaili dari Sulawesi Tengah disebut Nggembe. Pakaian suku Kaili berbahan kain lembut yang dibentuk baju lengan panjang. Pakaian Suku Kaili ini berbahan kain lembut yang dibentuk baju lengan panjang. Kemudian ada hiasan di bagian dada berupa bordir berbentuk bunga dan manik-manik yang indah.
27. Sulawesi Utara, Laku Tepu
Laku Tepu dari Sulawesi Utara biasa dikenakan pada upacara Tulude, terbuat dari serat pisang bernama serat kofo. Serat kofo ini dikenal kuat dan mudah dipintal menjadi bentuk pakaian. Biasanya, berwarna dasar kuning, hijau, dan merah. Khusus pria, akan ditambah dengan penutup kepala.
28. Sulawesi Tenggara, Kinawo
Kinawoberarti kulit kayu. Baju adat Kinawo terbuat dari kulit kayu Usongi, Otipulu, Dalisi, dan Wehuka. Kulit kayu ini direbus dengan abu dapur, direndam dan dipukul-pukul hingga lembut hingga diperoleh seratnya. Proses ini dinamakan ‘Monggawo’ dengan kata lain membuat Kinawo atau bahan pakaian.
29. Sulawesi Selatan, Bodo
Baju bodo merupakan pakaian adat tradisional perempuan suku bugis dari provinsi Sulawesi Selatan. Ciri khas baju bodo ini yaitu berbahan organza dengan potongan sederhana dan berlengan pendek.
30. Gorontalo, Biliu dan Makuta
Pakaian adat tradisional dari Gorontalo yang diberi nama Makuta (untuk pengantin pria) dan Biliu (pengantin putri). Baju daerah asal Gorontalo ini terdiri dari 3 jenis warna dan punya arti berbeda, di antaranya hijau, merah, kuning keemasan, dan ungu. Masing-masing pengantin mengenakan aksen khas di bagian dada serta mahkota dan penutup kepala.
31. Maluku, Cele
Warna dari pakaian adat Maluku Cele didominasi merah dan putih. Motif khasnya yaitu garis-garis geometris dan dipakai saat upacara adat. Untuk bawahannya, masyarakat Maluku biasa mengenakan sarung dengan warna dan motif tak jauh berbeda dengan atasannya.
32. Maluku Utara, Manteren Lamo
Manteren Lamo terdiri dari celana hitam panjang dan bis merah memanjang dari atas sampai ke bawah. Kemudian, untuk atasan pakaian berupa jas tertutup dengan kancing besar terbuat dari bahan perak sebanyak sembilan. Sedangkan, khusus bagian ujung tangan, saku, dan leher jas, semuanya berwarna merah.
33. Papua Barat, Ewer
Untuk para perempuan dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya dengan tali di bagian atasnya. Sebagai atasan, digunakan baju kurung dari bahan kain beludru dengan pernik rumbai bulu di bagian tepi lengan, leher, atau pinggang. Selain baju dan rok, pakaian adat Papua Barat untuk wanita dilengkapi dengan beragam aksesoris seperti gelang, kalung, dan penutup kepala.
Pakaian adat Ewer untuk pria terbuat dari kain beludru dengan model tertutup. Celana pendek sebatas lutut lengkap dengan kain penutup yang menjuntai di bagian depan digunakan sebagai bawahan, Setiap tepi potongan baju Ewer pria, baik untuk celana, rompi, maupun kain penutup, dihiasi dengan batas kain berwarna terang.
34. Papua, Koteka
Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Pakaian adat Papua ini terbuat dari kulit labu air (nama ilmiah Lagenaria siceraria). Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur.
Demikianlah beberapa daftar pakaian adat yang ada di berbagai provinsi seluruh Indonesia. Semoga dengan ini kita dapat menambah rasa cinta kita kepada terhadap kebudayaan tanah air Indonesia.