Noda Kuning di Baju: Warna Keringat Bukan Ya?

Sering kesal ga sih kalau warna terang seragam sekolah atau baju kantor kita ternodai oleh warna kekuningan? Di bagian ketiak pula, kan jadi tidak percaya diri, apalagi kalau harus naik bus kota yang penuh dan harus berdiri. Sudah begitu, dikucek pun belum bisa mengembalikan ke warna sedia kala. Perasaan sudah memakai deodoran, kok malah bernoda.

Mungkin beberapa dari kita ada yang menebak bahwa noda kuning itu berasal dari keringat kita. Benarkah demikian?

 

Produksi dan Karakteristik Keringat Manusia

Keringat adalah salah satu cairan tubuh yang dikeluarkan dalam rangka menjaga suhu yang optimal. Itulah mengapa di saat cuaca panas dan berolahraga kita berkeringat. Faktor lain seperti makanan dan emosi juga dapat memengaruhi pengeluaran keringat, hanya saja melalui mekanisme yang berbeda.

Kelenjar yang menghasilkan dan mengeluarkan keringat berada di kulit kita. Manusia memiliki jutaan kelenjar keringat yang tersebar di hampir seluruh permukaan tubuh. Beberapa tempat seperti telapak tangan, telapak kaki, ketiak, dan dahi memiliki kelenjar keringat dengan kepadatan paling tinggi. Itulah mengapa saat berkeringat, area-area tersebut menjadi lebih basah dari area tubuh lainnya.

Terdapat 2 jenis kelenjar keringat utama yang dimiliki oleh manusia, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.

Kelenjar ekrin adalah kelenjar keringat yang memiliki ukuran terkecil. Memiliki fungsi utama sebagai pengatur suhu tubuh, kelenjar tersebut memproduksi keringat yang hipotonik (encer) dan kaya akan air serta elektrolit. Terdapat hampir seluruh permukaan tubuh kecuali bibir, liang telinga luar, dan daerah kewanitaan, kelenjar ekrin memiliki muara langsung ke permukaan kulit.

Sementara itu, kelenjar apokrin merupakan kelenjar yang baru aktif setelah pubertas dan tersebar di daerah lipatan seperti ketiak. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin adalah keringat yang kental karena mengandung lemak dan protein serta memiliki aroma khas. Muara dari kelenjar apokrin adalah di tempat tumbuhnya rambut, seperti halnya muara dari kelenjar minyak. Kelenjar apokrin inilah yang bertanggung jawab dalam produksi keringat yang dipicu emosi, contohnya yaitu ketika cemas.

Sebenarnya ada 1 lagi jenis kelenjar keringat yang memiliki karakteristik gabungan dari kelenjar ekrin dan apokrin, yaitu kelenjar apoekrin. Kelenjar apoekrin menyerupai kelenjar ekrin karena menghasilkan keringat yang encer dan bermuara langsung ke permukaan kulit sekaligus menyerupai kelenjar apokrin karena baru berfungsi setelah seseorang memasuki masa pubertas. Menurut penelitian, kelenjar apoekrin merupakan kontributor utama dalam produksi keringat ketiak.

Air, garam, amonia, urea, asam urat, asam laktat, dan gula menyusun keringat dalam jumlah yang bervariasi antar orang. Keringat itu sebenarnya tidak berbau dan tidak berwarna. Keberadaan bakteri di permukaan kulitlah yang menyebabkan munculnya bau karena mereka mencerna zat-zat dalam keringat seperti lemak dan protein dan menghasilkan gas. Reaksi yang berlangsung kurang lebih mirip lah dengan reaksi terbentuknya kentut.

Selain membentuk bau keringat, interaksi bakteri dengan lemak dan protein dalam keringat dapat menimbulkan noda kekuningan. Bukan itu saja, deodoran dan antiperspirant, yang digunakan dengan tujuan mengurangi bau dan mengurangi produksi keringat juga dapat menyebabkan terbentuknya noda kekuningan. Lho kok bisa?

Kebanyakan deodoran dan antiperspirant mengandung garam aluminium, terutama aluminium klorida, yang berfungsi sebagai fiksator atau yang menjaga deodoran dan antiperspirant tetap menempel di kulit. Dalam antiperspirant, garam aluminium ini juga berfungsi sebagai pelapis atau penyekat dengan struktur menyerupai jel pada kelenjar apokrin supaya keringat yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Akan tetapi, garam aluminium ini ternyata dapat bereaksi dengan keringat dan menghasilkan senyawa yang ketika bertemu dengan serat pakaian: voila, terbentuklah noda kekuningan!

Tentang bagaimana tepatnya warna kuning itu terbentuk, belum ada yang benar-benar tahu. Ada yang menganggap bahwa itu terjadi karena protein keringat yang bereaksi dengan aluminium menjadi begitu lekat di pakaian.

 

Lalu apa dong yang sebaiknya dilakukan untuk menghilangkan noda kuning itu?

Beberapa tips berikut ini dapat membantu menyamarkan noda kekuningan di baju:

  • Mencuci segera pakaian begitu selesai dipakai
  • Tidak menggunakan deodoran atau antiperspirant secara berlebihan, kalau bisa justru memilih produk yang tidak mengandung aluminium
  • Membiarkan deodoran atau antiperspirant mengering sebelum memakai baju
  • Mencuci menggunakan suhu tinggi; 60°C adalah yang paling efektif
  • Mencuci menggunakan deterjen yang mengandung agen pengelantang (bleaching agent)
  • Menggunakan pre-treatment agent seperti Vanish sebelum mencuci menggunakan sabun cuci atau deterjen

Setelah mengetahui bahwa keringat kita tidaklah berwarna kuning dan noda kekuningan di bajumu ternyata dapat dicegah dengan berhati-hati dalam memakai deodoran, pastinya sekarang sudah tidak khawatir lagi kan menghadapi ketiak baju yang menguning?

 

Referensi:

[1] Saga, K, Structure and function of human sweat glands studied with histochemistry and cytochemistry, Progr Histochem Cytochem (2002); 37(4):323‒386.

[2] Tufan, HA, Gocek, I, Sahin, UK, Erdem, I, A novel washing algorithm for underarm stain removal, IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering (2017); 254:082001.

[3] Scishow, 2018, Why Does Sweat Turn Shirts Yellow? [Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=iSc1m1uKW48 pada 19 Juli 2018].

Rate this
Stay updated to feed my curiosity.